12

7K 847 53
                                    

"Itu apaan?" Haechan menunjuk ke arah kotak yang dipegang Mark. Sedangkan si pemilik kotak tidak menjawab, lagian Haechan sudah tahu jika itu sebuah kotak.

"Ditanya malah diem." Haechan mendengus kesal. Tapi, bukankah Mark ini memang menyebalkan? Kenapa Haechan baru menggerutu hari ini?

"Kotak." Mark menjawab singkat. Sedangkan Haechan mengelus dadanya, berusaha sabar dan tidak menyerang Mark dengan beribu omelannya.

Mark masuk ke dalam bus, menaruhnya di tas miliknya lalu turun dari bus. Mark menatap Jaehyun, sejenak ada rasa menyesal telah memutuskannya. Tapi Mark tak boleh menyesal, itu sebuah keputusan.

"Ke pantainya, yuk!" Haechan berbicara dengan riang.

"Eh bentar, Hae—"

"Udah kali Mark, jangan memandang mantap teruss." Haechan malah menarik tangan Mark, berlari ke pantai. Tujuannya agar tak tertinggal sunrise. Haechan langsung mendekat ke air, bermain lari-larian bersama teman yang lain.

Mark hanya bisa memandang mereka. Duduk di tempat yang jauh dari jangkauan air. Belum begitu banyak pengunjung, baru dari sekolah mereka saja. Langit yang mulai memunculkan cahaya matahari semakin menarik dipandang. Warna oranye dan biru bersatu padu. Begitu indah. Tunggu, aku memiliki fotonya, sayang, efek:)

 Tunggu, aku memiliki fotonya, sayang, efek:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kira-kira seperti itu. Dengan awan yang melukis langit, dan suara ombak yang menyejukan hati. Seseorang ikut duduk di sampingnya, Mark tak terlalu peduli dan menyibukan diri dengan pasir yang ia mainkan.

"Kotor loh," Jaehyun mengomel. Lagi-lagi Mark tidak peduli, ia suka dengan pasir.

"Terus ngapain ikut duduk?" Mark menoleh, menatap wajah Jaehyun yang sedang tersenyum kecil ke arahnya.

"Nemenin aja, emang gak boleh?" Jaehyun menaikan sebelah alisnya. menambah kadar ketampanan yang semakin hari semakin mendapat beribu pujian.

(bayangkan ya kalau gue salah ngetik. dari nemenin jadi nenenin.)

Mark tertawa kecil, entah apa yang ia tertawakan. "Ada tulisan gitu, 'gak boleh temenin Mark duduk'?"

Jaehyun menggeleng. Tersenyum karena balasan Mark cukup menenangkan hatinya. "Udahan nih soal Bomin-nya?"

"Udahan. Tapi kita jangan sampe udahan ya" (delete).

"Udahan." Mark menatap laut, lalu tertawa puas saat melihat Jaemin terjatuh.

"AWAS AJA LO MARK!" Jaemin berlari ke arah Mark, sontak saja Mark langsung menghindar. Pada akhirnya dia ikut berlari.

Jaehyun menyunggingkan senyuman. Setidaknya kini ia bisa mengklaim jika Mark bahagia. Walau alasan dirinya bahagia bukanlah dirinya.

Taeyong duduk di samping Jaehyun. Menatap laut yang begitu indah dilihat mata. Jaehyun tentu aneh, beberapa hari kebelakang Taeyong menghindarinya. Lantas hari ini?

"Maafin gue. Gue harap lo balik lagi sama Mark." Taeyong masih memandang luasnya laut, sedangkan Jaehyun benar-benar tidak paham dengan perkataan Taeyong tadi.

"Tuhan yang paling tahu jalan terbaik antara gue sama Mark. Lo gak usah ngerasa bersalah Yong." Jaehyun tersenyum kecil.

Taeyong menunduk. Jaehyun ini, sudah jelas alasan hubungan antara Jaehyun dan Mark hancur itu karena Taeyong. Lalu Taeyong masih dimaafkan oleh Jaehyun. Seharusnya Taeyong tak melakukan itu. Pria sebaik Jaehyun pantas mendapatkan kekasih seperti Mark.

"Gue emang salah. Lo aja yang terlalu baik sampai-sampai ga memandang kesalahan gue," Taeyong menatap Jaehyun.

Keduanya saling tatap. Hati Taeyong terluka. Semakin parah. Pandangan Jaehyun seperti orang yang sedang kehilangan, meski bibirnya membentuk sebuah kurva, Taeyong tahu itu sebuah senyuman palsu.

"Buat lo, gue harap lo ngerti sama semuanya. Cepet balikan, Bro!" Lalu Taeyong pergi. Meninggalkan area pantai. Mungkin kembali ke bus untuk mengambil sesuatu.

P A C A R A N

"Cie, cemburu ya?" Haechan dan Jaemin menggoda Mark yang dari tadi menatap ke arah Jaehyun yang sedang berbincang dengan Taeyong.

Mark menggeleng. Kata siapa dia cemburu? Lagi pula Jaehyun ini bukan siapa-siapa. Tak wajar jika ia harus cemburu.

"Elah Mark, kalau masih sayang ngaku aja. Kenapa sih gengsi lo gede bangettt," Haechan mencubit pipi Mark. Meluapkan segala kegemasannya pada cubitan itu.

Mark menepis tangan Haechan. "Kotor!"

Haechan terkikik. "Eh, Jeno! Main itu yuk!" Haechan menunjuk salah satu motor(?) yang tentu saja diangguki Jeno.

"Bayarnya sama lo ya! Duit gue ketinggalan di bus," Haechan cemberut. Berusaha membuat Jeno mengiyakan.

"Ya udah ambil dulu aja duitnya." Jeno menatap datar, berusaha tidak tergoda dengan wajah Haechan yang sangat memohon.

Jaemin menahan tawa. Sedangkan Mark menggeleng-gelengkan kepalanya. Ada-ada saja kelakuan pasangan satu ini. Saling bertolak belakang tapi terlihat tidak pernah memiliki perdebatan serius. Coba lihat dirinya dan Jaehyun. Satu arah, tapi begitu banyak perdebatan serius.

"Hayo, mikirin Jaehyun kan?" Jaemin membuyarkan lamunan Mark.

Mark tidak menjawab. Ia langsung berjalan lagi. Meninggalkan Jaemin yang mengejarnya dengan beribu godaan yang tak henti-hentinya keluar dari mulut Jaemin.

"Aduh, jalan itu liat-liat dong."

Mark mengernyit. Bukannya seharusnya ia yang marah karena sekarang bajunya sudah basah karena air mineral yang ditumpahkan orang itu?

Mark mengambil ponsel yang digenggam gadis itu. Dari seragamnya dia tahu jika gadis itu bukanlah berasal dari sekolahnya.

"Kalau jalan hape-nya simpen biar ga nabrak orang." Mark mengembalikan ponsel si gadis, lalu kembali berjalan. Sedikit menggerutu karena sekarang bajunya basah.

"Tadi siapa?" Jaehyun mencegat Mark di tengah jalan.

Mark mengedikan bahu sebagai jawaban. Jaehyun mendengus kesal, menyebalkan sekali jika Mark harus menjawabnya hanya dengan mengedikan bahu.

"Lain kali hati-hati." Jaehyun mengusapkan tisu pada permukaan baju yang basah.

Mark menahan nafasnya, lalu menepis tangan Jaehyun.

"Gue bisa sendiri."

Mark mengambil bungkus tisu di tangan Jaehyun lalu pergi. Sedangkan Jaehyun hanya tersenyum saja. Dipikir-pikir, meski sikap Mark yang dinginnya kelewatan. Tapi justru dari sanalah Mark terlihat begitu menggemaskan.

P A C A R A N

ada yang rindu ngga? ngga? ya udah gpp.

tu pidio diambil dr cerita ini yaps. semangat sekulanya bagi yang uda sekula. semangat nugas & belajarnyaa wankawannn<3♡

pacaran [jaemark]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang