2

10K 1.3K 357
                                    

"Hm, buat lo." Mark menaruh minuman kaleng soda kesukaan kekasihnya, Jaehyun.

Sedari kejadian dimana Jaemin memeluknya, Jaehyun tidak mengeluarkan sepatah kata sama sekali pada Mark. Tidak ada spam chat atau gombalan basi dari Jaehyun malam kemarin. Mark kan jadi merasa ada yang kurang.

"Terimakasih." Satu kata pertama yang Jaehyun lontarkan untuknya. Mark duduk tepat di hadapan Jaehyun yang sedang membaca buku. Mark fokus menghabiskan makanannya. Sesekali ia mencuri pandang.

"Ekhem. Lo kenapa sih?" Mark menatap Jaehyun setelah ia selesai dengan acara makannya. Jaehyun tak mengindahkan perkataan Mark, ia memilih diam dan tak menjawab perkataannya.

Kemudian, Mark pindah tempat duduk. Dan, ia duduk di samping Jaehyun. Mark tersenyum kecil, suasana kantin sangat sepi. Mengingat ini bukan jam istirahat. Loh?

Jam olahraga Mark dan Jaehyun itu bersama dengan guru berbeda. Mark mengecek sekitar, memastikan tidak ada yang melihat mereka.

Mark menatap Jaehyun yang sedang fokus membaca. Senyum nakal terpatri di wajahnya, sebuah ide muncul, dan ia yakin Jaehyun tak akan mengacuhkannya lagi.

Cup.

Mark mencium pipi Jaehyun. Yang dicium terpaku, berkali-kali Jaehyun mengerjapkan matanya. Apa benar Mark mencium pipinya?

"Mark."

Mark menoleh, mendapati Jaehyun yang sudah memerah sampai ke telinganya. Ia terkekeh saat melihat ekspresi Jaehyun.

"Lo gak pantes ngambek. Jatohnya kayak uke." Mark meminum habis fayrouz miliknya.

"Kalau gini caranya. Gue mau ngambek lagi aja sama lo. Biar nanti diciumnya bibir buk—"

Plak.

"Mesum!"

Mark beranjak pergi. Ia menahan senyum. Cukup lucu juga Jaehyun ini.

P A C A R A N

Bugh!

"Lo punya masalah apa sama gue?" Mark memegangi sudut bibir yang terluka. Tenaga pukulan Taeyong bukan main-main, itu sangat kencang!

Bugh!

Taeyong lagi-lagi memukul Mark. Kenapa Mark tidak melawan? Dua pria kekar lainnya datang, memegangi tangan Mark sehingga ia tak dapat balik meninju wajah Taeyong.

Mark sudah berontak, tapi rupanya tenaga dua pria ini lebih kuat dari pada dirinya. Ia berada di gedung belakang sekolah, tempat yang jarang dijamah oleh para murid maupun guru bahkan penjaga sekolah. Ini sudah di luar jam belajar. Kebetulan, Mark mengikuti ekskul kesenian.

Dan, saat ia baru mau masuk ruangan, ia malah diseret kemari dan disiksa.

Kini, pukulan beruntun dari Taeyong. Mengenai wajah dan perut Mark. Terasa sakit, namun ingin berontak pun, tenaga sudah habis.

Mark tak bertanya lagi. Wajahnya sudah memar sana-sini. Hidungnya sudah mengeluarkan darah begitupun sudut bibirnya.

Taeyong menyuruh dua lelaki itu untuk melepaskan Mark. Dan Mark langsung ambruk menyentuh lantai berdebu tebal itu. Mark terbatuk saat beberapa debu masuk ke mulutnya.

"Lo seenaknya nyium pipi orang suci kayak Jaehyun. Lo harusnya ngaca, lo itu anak haram, dan otomatis diri lo juga haram."

pacaran [jaemark]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang