Bel pulang sudah berdering sejak sepuluh menit yang lalu. Tapi Mark masih tidak dapat menemukan batang hidung Jaehyun. Memangnya, rapat OSIS selama itu, ya?
Dicari-cari, rupanya berada di belakang sekolah. Dengan murid baru, Mark tidak tahu dan tidak mau tahu namanya. Karena kesal, Mark menelepon Jaehyun.
Mark mendengus sebal ketika Jaehyun hanya menatap layar dan tak kunjung menjawabnya. Tahu begini mending ia pulang sejak tadi, bersama teman-temannya.
"Lo bakal temuin cowok yang lebih baik dari gue, jangan nangis Sha. Gak pantes lo nangis karena gue doang," ucapnya.
Mark pergi ke parkiran. Tak lama, Jaehyun datang. Wajah Mark sudah lebih muram dari yang dibayangkan. Jaehyun terkekeh kecil. Tangannya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Di perjalanan, hanya Jaehyun yang berusaha membuka topik. Mark sekarang menjadi convokiller, malas sekali berbincang dengan pakboy kayak Jaehyun. Males banget.
"Lo kenapa sih?"
"Ya intropeksi diri aja, cepet pulang. Nggak jadi jalan-jalannya, males."
Jaehyun menghembuskan napas. Tak mengindahkan kata Mark, ia membelokkan stirnya. Menuju toko es krim. Panas hari begini enaknya makan eskrim. Sama makan semangka:') masih belom kesampean gengs, tadi padahal nemu yang jualan semangka:) dahlah, skippp.
"Dibilangin nggak jadi juga. Kenapa ngeyel banget sih," ucap Mark. Meski begitu ia tetap mengekori Jaehyun, memesan eskrim cokelat.
"Ya, sebelum sampe ke rumah. Gue baiknya balikin mood lo dulu, kan?" ucap Jaehyun.
Mereka menyantap es krim masing-masing. Hening kembali melanda. Jaehyun berniat menjelaskan tadi, soal Aisha.
"Oh iya, tadi ada adik kelas. Nembak gue di lapangan, gila nggak sih. Terus gue jawabnya di belakang sekolah, su—"
"Kenapa nggak di lapang aja? Biar dia mampus sekalian. Lagian ngapain juga cewek kayak gitu, kesannya jadi murahan tau." Mark mengomeli.
Jaehyun terkekeh kecil, "Belum tentu murahan kali," ucapnya.
"Ya udah sana sama dia aja. Sana sana," Mark mendelik setelahnya. Dilahapnya dengan kasar eskrim tersebut.
"Kenapa sih?"
"Udah gue bilang, intropeksi! Ngerti nggak sih," Mark menekankan kata intropeksi pada kalimatnya tadi.
Lagi, Jaehyun menghembuskan napas. Ribet urusannya kalau Mark udah ngambek. Disogok pake sejuta semangka juga nggak akan luluh diamah. Mungkin sih, belum kenyataannya nggak bakal luluh.
P A C A R A N
Malam minggu. Kelabu. Suram banget nasib Mark. Malam minggu keluar masuk aplikasi chat, instagram, youtube, twitter.
Dipikir, lama juga Jaehyun mengabaikan pesannya. Nggak biasanya juga Jaehyun mengabaikannya seperti ini. Kesal, Mark memutuskan jalan-jalan. Keliling kota, mengajak Jaemin dan Renjun. Sengaja tidak mengajak Haechan, ribet nanti. Yang ada dia disindir terus. Males.
Jaehyun
Mark, ntaran ya. Gue lagi qtime bareng temen gue nih.Mark mendecih, "temen gundulmu."
![](https://img.wattpad.com/cover/227694947-288-k909412.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
pacaran [jaemark]✔️
Fanfic"Gue pacaran sama manusia apa jelmaan es batu? Dingin amat." [bxb, lokal, school life] ©wonieversse, 2020