Seluruh kelas dua belas memakai gaun dan jas. Semuanya terlihat tampan dan cantik. Mereka duduk di tempat yang telah disediakan. Orang tua murid juga datang, menghadiri perpisahan ini. Setelah sebelumnya Mark yang mencoret-coret bajunya dan mengikuti kampanye. Lalu pulang dengan Jaehyun yang marah dan Bunda yang sedih juga.
Hari ini Mark memakai jas, lengkap dengan dasinya. Terlihat rapi, dan lebih tampan tentunya.
Pun dengan Jaehyun. Ia memakai kemeja, dibalut dengan jas, dengan dasi rapi yang terkalung di lehernya. Semuanya tak ada yang tak tampan.
Gaun para gadis pun terlihat menawan. Riasan cantik di wajah mereka terlihat anggun.
Omong-omong, soal Taeyong dan Doyoung yang kini telah bersama, sepertinya tak ada masalah hebat. Syukur, akhirnya Taeyong tidak jomblo.
Susunan demi susunan acara mereka lewati. Hingga acara dimana pangeran dan puteri sekolah akan diumumkan. Beberapa hari lalu, sekolah mengadakan voting untuk pangeran dan puteri sekolah. Tentu keduanya akan menjadi pasangan dansa.
"Baiklah. Pangeran dan puteri sekolah tahun ini, kira-kira siapa ya?" Sang MC membuat tegang suasana. Tak terkecuali bagi Jaehyun, Mark, Jaemin, Renjun, dan Jeno. Oh, kemana perginya Haechan? Haechan sudah menggigit kuku jari tangannya.
Suasana mulai gaduh karena perdebatan antar siswa. MC langsung membuat suasana kembali tenang, dan menjadi kembali tegang.
"Dipersilakan kepada ... Mark Lintang Adibran dan Roseanne Amanda Nur Bunga!" ucapnya.
Mark terkejut, "Ini ada manipulasi voting ya?" gumamnya.
"Dipersilakan keduanya untuk menuju ke panggung," ucap sang MC.
Rose sudah berdiri di atas panggung, siap menerima mahkota yang disiapkan. Sejujurnya, Jaehyun tak akan marah jika pangerannya bukanlah Mark.
"Mark, udah dipanggil MC tuh. Maju dong," ucap Haechan.
Mau tak mau, Mark maju. Sebelumnya ia meminta izin pada Jaehyun, tahu jika Jaehyun akan marah setelah ini.
Mahkota terpasang indah di kepala keduanya. Rose memulai ucapan terimakasihnya, dan Mark masih diam. Tak tahu harus bilang apa nantinya.
"Gue pertama mau bilang makasih. Maaf, gue nggak bisa bahasa formal. Kedua, gue mau marah. Sekian, makasih."
Seluruh orang dibuat tertawa karena Mark. Mark mengatakan sejujur-jujurnya, jika ia ingin berterimakasih sekaligus marah. Kenapa harus ia yang terpilih? Bukankah masih banyak pria jomblo lainnya.
Mark hendak turun, tapi kemudian ia kembali ke panggung. Teringat akan satu hal lainnya.
"Oh iya, gue juga nggak akan dansa sama dia. Gue juga nggak bisa dansa, makasih."
Mark duduk di samping Jaehyun, mengenggam erat tangannya. Atensi kini berpusat pada keduanya. Seluruh orang tahu soal hubungan Mark dan Jaehyun.
"Jangan marah," bisik Mark.
Jaehyun menghembuskan napasnya. Tersenyum kecil lalu membalas genggaman tangan Mark.
"Nggak kok," ucapnya.
Acara selesai. Jaehyun dan Mark berjalan menuju atap sekolah. Keduanya jadi teringat akan pertengkaran hebat.
"Di sini, lo nyiksa Taeyong. Dan gue ngelempar hp lo. Padahal, di gudang, lo disiksa lebih sadis dari apa yang lo lakuin ke Taeyong." ucapnya.
Mark tersenyum kecil. Kembali mengingat masa dimana ia bertengkar dengan Jaehyun waktu itu. Mark duduk di sofa, yang masih tidak dipindahkan.
"Waktu di kantin dulu," Jaehyun ikut duduk di samping Mark, "gue ngerasa gue adalah makhluk paling bodoh sedunia."
KAMU SEDANG MEMBACA
pacaran [jaemark]✔️
Fanfic"Gue pacaran sama manusia apa jelmaan es batu? Dingin amat." [bxb, lokal, school life] ©wonieversse, 2020