Penyelesaian

2 0 0
                                    

Kazuki langsung berdiri tegak dan bergegas mendekati tubuh korban dengan penuh semangat, kemudian duduk berjongkok mengamatinya dengan lebih teliti. Dia mencium bau di sekujur tubuhnya, lalu memegangi anggota tubuh dan pakaiannya dan sesekali mengguncang-guncangkan tubuhnya.

"Bagaimana?" tanya Inspektur.

"Tidak banyak, hanya fakta kalau dia bekerja sampingan sebagai pembuat roti, orangnya cukup hemat, serta merupakan gadis tomboi yang baru-baru ini menjadi feminim. Baru saja putus dengan pacarnya, dan pernah mengalami kekerasan sewaktu kecil. Akan lebih banyak fakta seandainya dia membawa tasnya," jelasnya sambil berdiri.

"Dari mana kau menyimpulkan semua itu?" tanya Inspektur keheranan.

"Cukup sederhana, dari bau khas adonan roti dan sisa minyak mentega di kedua tangannya aku menyimpulkan pekerjaanya. Aku juga menemukan struk di saku celana kanannya, dari daftar belanjanya aku melihat dia cenderung membeli barang dengan jumlah banyak namun dengan harga yang relatif murah. Lalu aku simpulkan kalau dia sedang berhemat."

"Ramputnya agak kemerahan karena sinar matahari, namun hanya dari bagian samping telinga ke bawah. Aku menduga dia sebelumnya sering menggunakan topi dalam kesehariannya, namun sekarang dia melepasnya dan mengubah penampilannya sedikit menjadi feminim dengan kutek berwarna pink di kuku jari tangannya."

"Lalu dari bekas cincin di jari manis tangan kirinya yang hanya sedikit pucat, aku tahu bahwa ia melepas cincinnya sebab dia telah putus dengan pacarnya."

"Lalu untuk kekerasan di waktu kecil?" seruku.

"Ada bekas luka di perut kanan samping, paha kaki kiri, lengan kanan atas, lalu ada dua luka bekas benda tumpul jika kau mengamatinya dengan teliti,"jelasnya. Lihat pula panjang kedua telinganya yang tidak sejajar, lebih panjang 1 inci yang kiri di banding yang kanan," tambahnya.

"Benar sekali, kerena sebab itulah aku menceraikan ibunya," ucap ayah korban mendengarkan.

"Aku ingin bertanya, apakan botol sianida tadi ditemukan di atas atau di bawah koran?" tanya Kazuki pada petugas polisi.

"Di bawah koran", jawab petugas polisi.

"Lalu aku ingin minta tolong petugasmu melakukan sesuatu untukku. Jika dugaanku benar maka.." Zuki meneruskan ucapannya dengan berbisik kepada sang Inspektur.

Lalu Inspektur polisi tersebut mengangguk, kemudian menyuruh anak buahnya untuk pergi ke suatu tempat.

Kemudian kami menunggu sekitar 20 menit hingga akhrinya petugas polisi kembali dengan membawa tas plastik di tangannya. Kazuki pun lantas melihat isinya dan seketika matanya terlihat berbinar-binar sambil tersenyum dengan puas.

"Baiklah semuanya sekarang kita di sini akan mempersempit pelaku menjadi 4 tersangka"

"Yang pertama," Kazuki lalu medekati Kumala kemudian memegang kedua tangannya seraya berkata, "Aku mencintaimu! Maukah kau jadi pacarku?"

Sontak semua kaget mendengar pernyataan cinta kazuki tersebut. Namun, anehnya Kumala tiba-tiba menangis tanpa suatu sebab.

"Sudah kuduga!" ucap Kazuki.

"Apa maksudmu barusan?" tanya Tasya.

"Aku hanya ingin membuktikan bahwa Kumala tidak bersalah. Meskipun dia bisa menjadi tersangka jika di lihat dari sisi psikologis."

"Memang aneh dia tidak merespon ketika temannya sedang sekarat keracunan! Lalu bagaimana membuktikan dia tidak bersalah," jawabku menanggapi ucapannya.

"Kumala sebenarnya menderita penyakit psikologis di sebut Alexithymia, dimana dia mengalami kesulitan dalam mengungkapkan apa yang sedang di rasakannya. Itulah sebabnya dia tiba-tiba menangis tadi," Kazuki menambahkan.

Kembalinya Sang DosaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang