Pada keheningan malam, saat hawa dingin menembus kulit hingga arteri. Sebuah helikopter medis melaju kencang memecah kesunyian. Tubuhku berdiri kaku di sudut kabin, menatap khawatir seseorang yang tengah terbaring kritis. Kondisi akibat efek talium sianida, sebuah racun yang tak seorang pun pernah tahu akan keberadaannya.
Aku melihatnya meminum cairan tersebut secara sukarela, tanpa adanya sebuah paksaan. Tak pernah terpikir olehku, bagaimana mungkin seorang jenius bermata jeli dan pemikir tajam sepertinya, bisa meminum larutan tersebut tanpa curiga sedikitpun. Atau mungkin dia sudah tahu, dan tetap meminumnya untuk sebuah alasan tertentu.
Warna kulitnya tampak semakin memerah akibat difesiensi oksigen, dengan keadaan rambut yang mulai rontok dalam jumlah banyak, disebabkan kandungan unsur talium dalam racun tersebut. Kedua tanganku tertangkup didepan dada, sesekali aku memerhatikan dokter yang sibuk memberikan pertolongan pertama. Mulai dari pemberian prusia blue, hingga penyuntikkan antidot sebagai langkah pencegahan. Beberapa kali aku mengutuk tindakannya yang dengan sengaja meminum racun tersebut.
"Apakah kondisinya masih bisa diselamatkan?" tanyaku khawatir.
"Entahlah!" salah seorang dokter menjawabnya dengan agak ragu.
"Maksudnya?" hampir saja aku berteriak, seolah hati melawan pikiranku yang sudah menebak tahap akhir yang akan terjadi.
"Ini kali pertama, kami menangani kasus keracunan sebuah senyawa baru, di mana belum pernah ada kejadian seperti ini sebelumnya," tegasnya,
"Semoga kita bisa lekas tiba, sehingga Tuan Kazuki bisa mendapatkan perawatan yang intensif. Tetapi saya masih heran bagaimana bisa dia bertahan, sedangkan wanita yang ada dalam ruangan itu, sudah tewas beberapa saat setelah minum racun tersebut. Sungguh! Sistem imunitas tubuhnya sangat abnormal dibandingkan dengan orang normal pada umumnya," pujinya.
Memang aku tidak bisa menyalahkan ketidaktahuan mereka. Sebab gabungan dari dua unsur mematikan dalam dunia forensik, menjadikannya salah satu racun terhebat yang pernah ada. Entah bagaimana cara ilmuwan tersebut membuat sesuatu yang sebelumnya mustahil, menjadi benar-benar ada.
Sebuah toksin yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Hingga bisa memberikan efek menyakitkan, serta membunuh seseorang hanya dalam hitungan sepersekian detik. Rasa sakit yang terpancar dari wajah, serta reaksi tubuhnya sesaat setelah racun menyebar, seolah telah menghancurkan mental bahkan jiwanya, menjadikannya sebuah pemandangan pahit yang tak akan bisa kulupakan sepanjang hidupku.
Setelah beberapa jam keberangkatan, kami sampai di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Pilot dengan sigap mendaratkan helikopter diatap rumah sakit yang menjadi helipad kami. Segerombolan orang yang terdiri dari dokter dan beberapa perawat sudah menunggu disana, dengan cepat mereka menempatkan Kazuki diatas emergency stretcher dan membawanya masuk ke dalam rumah sakit. Aku mengekor dibelakangnya melewati koridor dan lift khusus pasien menuju ke ruang ICU dilantai dasar.
Beberapa keluarga pasien di sepanjang lorong yang kami lewati, tampak penasaran kepada sahabatku yang terlihat tak sadarkan diri, bersama dengan sekelompok petugas dengan pengawalan yang ketat. Sebuah hak istimewa dari negara, karena keberhasilannya dalam menyelesaikan beberapa kasus penting yang sempat mengancam dunia internasional.
Setelah tiba diruang ICU, tubuh Kazuki yang lemah dibawa masuk, sementara aku hanya bisa menunggu cemas di depan ruangan, tanpa bisa tahu keadaannya. Tampak olehku petugas medis yang keluar masuk ruangan, yang menandakan betapa serius keadaannya. Berulang kali aku bertanya tentang kondisi kesehatan temanku, mereka hanya menggelengkan kepala menandakan ketidaktahuan yang pasti.
Tiba-tiba aku teringat perkataannya sesaat sebelum dia hilang kesadarannya, "Wilbar whimsicalities". Jika saja aku sehebat dirinya yang bisa memprediksi kejadian yang akan datang, itupun hanya dengan sekilas melihat seseorang, pastinya kejadian naas ini tidak akan pernah terjadi. Memang kami telah mengalami banyak petualangan berbahaya yang sulit dinalar oleh akal manusia, hingga berhasil selamat sampai saat ini. Tetapi, baru kali ini aku menyadari akibat dari perbuatan yang kami lakukan.
Sambil menahan isak tangis, aku pun mulai memikirkan lagi ucapan yang susah payah ia tinggalkan. Berulang kali aku memutar otak untuk mengetahui maksud dari perkataannya tersebut. Aku yakin pasti terdapat suatu pesan tersembunyi yang dapat menjelasan keadaan yang sedang terjadi. Berharap untuk mendapatkan petunjuk, aku pun membuka lagi catatan-catatan yang berisi kisah pertualanganku dari awal.
Susan Animi
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembalinya Sang Dosa
Misteri / ThrillerSederet petualangan berbahaya demi mengungkapkan kasus tak terpecahkan akan dimulai. Munculnya anggota eksekutif organisasi bawah tanah mengantarkan kita pada kisah sebenarnya. lembaran masa lalu kelam berlahan terbuka. Sisi gelap kehidupan yang ter...