Bab 12

111K 15K 1.2K
                                    

"Mbak Shera, di depan ada Pak Abhi dan rombongan, katanya mau kunjungan ke dalam ruangan produksi Beta Laktam," lapor Dina yang baru saja masuk ke ruanganku.

Aku mengalihkan pandangan dari laporan produksi yang tengah kukerjakan di laptop dan menatap Dina dengan kening berkerut.

"Bukannya di Non Beta Laktam aja ya kunjungannya? Kok nggak ada yang bilang ke saya sebelumnya?" Tanyaku heran.

"Oh, Mbak Shera tadi nggak jadi telepon balik ke Pak Abhi? Tadi Pak Abhi bilang waktu telepon, kalo kunjungannya akan dilakukan ke semua ruangan. Mumpung ada media yang meliput, sekalian promosi PT. Medifarm secara keseluruhan katanya, bukan hanya promosi produk Nutri E," jelas Dina.

"Kamu kok nggak sampaikan ke saya?" Protesku.

"Saya pikir Mbak Shera udah telepon balik Pak Abhi. Lagian sebelum tutup telepon Pak Abhi juga sempat bilang udah kirim email ke Mbak Shera." Dina membela diri.

Aku mengecek email lewat laptop dan ternyata memang benar ada email dari Pak Abhi yang belum sempat kulihat. Isinya menyampaikan kalau akan mengadakan kunjungan ke beta laktam. Ada attachment Surat Persetujuan Kunjungan dari Pak Irwan juga.

Aku menghela napas, nggak bisa berbuat apa-apa lagi, hanya berharap kunjungannya nggak akan lama karena pasti akan mengganggu jalannya proses produksi, semua operator pasti akan heboh melihat Soraya Natalia.

"Di, tolong kirim satu karyawan pria ke ruang ganti pria ya untuk menyiapkan APD, saya nanti siapkan yang di ruang ganti wanita." Aku memberi instruksi.

"Baik, Mbak." Dina mengangguk lalu melangkah keluar dari ruanganku.

Aku juga ikut melangkah menuju ke ruang ganti, membuka APD-ku lalu berjalan ke depan gedung beta laktam tempat para tamu sudah menunggu.

Ada Pak Abhi di sana tengah bercakap dengan Soraya dan dua pria lainnya yang sepertinya wartawan kalau dilihat dari kamera-kamera yang mereka bawa.

"Selamat siang," sapaku membuat mereka semua menoleh.

"Oh, Siang Ra. Bisa minta waktunya sebentar kan untuk melihat proses produksi di beta laktam?" Ucap Pak Abhi dengan senyum terkembang di bibir.

Aku nggak suka senyum itu, itu senyum profesional yang selalu ditunjukannya ke semua orang. Senyum mempesona yang keren dan penuh percaya diri.

Dia sekarang sedang dalam mode Direktur Marketing yang terhormat, bukan Pak Abhi yang beberapa hari ini kukenal lebih dekat dengan senyumnya yang hangat atau tawanya yang lepas.

"Tentu saja, Pak," jawabku singkat.

"Oh ya, kenalkan ini Shera Kinanti, Manajer Produksi Beta Laktam." Pak Abhi memperkenalkan aku kepada para tamu yang lain.

Aku segera menyalami mereka satu persatu. Ternyata dari jarak dekat Soraya Natalia bahkan terlihat lebih cantik lagi.

"Hai Shera, nice to meet you, kamu bisa panggil saya Raya aja," ucap Soraya ramah saat kami bersalaman.

Dua pria lainnya juga memperkenalkan diri. Yang satu kelihatan lebih tua dari kami semua, namanya Mas Yusran, sementara yang tengah menenteng kamera dan terlihat lebih muda bernama Mas Saka.

Tubuhnya jangkung, hampir setinggi Pak Abhi tapi lebih kurus, rambutnya lurus dan agak panjang hingga mencapai kerah kemejanya.

Wajahnya cukup menarik, nggak setampan Pak Abhi tentu saja, tapi punya daya tarik tersendiri dengan gayanya yang cuek dan cool. Tipe cowok yang nggak banyak omong dan nggak terlalu memperhatikan penampilan ataupun tatanan rambut.

Amoxylove (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang