Part 20

132K 14.2K 2K
                                    

Haii, Amoxylove udah ada ebooknya nih. Yang belum punya bukunya, bisa langsung ke playstore/playbook. Thank you

Haiiii, Thanks banget udah vote hingga mencapai 4k dalam waktu yang teramat singkat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haiiii, Thanks banget udah vote hingga mencapai 4k dalam waktu yang teramat singkat. Happy banget sampai pengen langsung update kemarin tapi apa daya belum sempat nulisnya karena kesibukan di real life hehehe. Syukurlah hari ini sempat jadi bisa update, yuuk langsung aja dibaca....

"Ayo Pak anterin saya pulang." Aku menarik tangan Pak Abhi saat mobil Silvia sudah bergerak meninggalkan rumah yang baru saja kami lihat.

Hari sudah gelap, acara melihat rumah sudah selesai, dan aku nggak mau ada acara lanjutan singgah ke rumah sebelah. Pembicaraan kami bisa menyusul nanti-nanti saja, sekarang yang kuinginkan hanyalah segera pulang.

Tapi tentu saja nggak semudah itu, sekuat apapun tanganku menarik tangannya, dia bergeming, nggak bergerak sedikitpun dari tempatnya berdiri. Sebuah senyum miring yang menyebalkan bertengger di bibirnya sementara sepasang matanya berkilat jail menatapku.

Ayo Pak buruan." Sekarang suaraku sudah setengah merengek, ekor mataku berulang kali melirik ke rumah sebelah dengan was-was.

Jangan sampai ada seseorang keluar dari sana dan melihat kami yang sedang melakukan adegan tarik-tarikan ala film india.

"Kenapa buru-buru?" Pertanyaannya membuatku berdecak.

"Karena acara lihat rumahnya udah selesai, jadi sekarang waktunya pulang." Aku menarik tangannya lagi, tapi tubuhnya tetap nggak bergeser satu incipun.

"Itu rumah orang tua saya." Ia menunjuk rumah tepat di sebelah rumah yang baru saja kami lihat.

"Sudah ada di sini masak saya nggak masuk buat nyapa? Nanti saya di cap anak nggak berbakti lo," sambungnya membuatku memutar bola mata gemas.

"Kalo gitu saya pulang naik taxi aja," putusku sambil melepas pegangan tanganku di tangannya.

Aku berbalik hendak mengambil tas dan handphone-ku dari dalam mobil saat tangannya kembali meraih tanganku dan menahannya supaya tubuhku tak beranjak.

Aku menarik tanganku, berusaha membebaskannya tapi nggak berhasil karena pegangannya terlalu erat. Ya ampun, sekarang kami sungguh-sungguh sudah persis seperti pasangan dalam film India.

"Please," mohonku dengan wajah memelas sambil dengan gelisah melirik situasi rumah sebelah.

Mungkin karena kasihan melihat ekspresiku akhirnya Pak Abhi menghela napas dan mengangguk.

"Fine, next time kalo gitu, tapi sekarang saya antar kamu pulang, nggak ada acara naik taxi," putusnya membuat senyum lega sontak terkembang di bibirku.

Dia ikut tersenyum, tangan satunya yang nggak sedang menggenggam tanganku terulur mengacak rambutku pelan.

Suara klakson mobil dan lampu yang tiba-tiba menyorot membuat kami tersentak kaget dan refleks menaungi wajah dengan tangan karena sinar yang menyilaukan.

Amoxylove (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang