12. Kesepian

772 39 4
                                    

Keesokan hari nya Nata sedang melahap makanan nya dikantin.

Ia sedang kesal sekarang adalah hari special bagi nya tetapi tidak ada yang mengucapkan.

Orang tua nya pun sama seperti melupakan diri nya. Vano juga yang lain nya sama padahal Nata sudah pernah berbicara tentang hari special ini.

Ah seperti nya mereka semua lupa atau bahkan bukan lupa tapi memang sengaja tidak mengingat nya.

Nata menghela nafas lelah, ia memasukan suapan terkahir nya kemudian pergi keluar menuju taman belakang.

Nata ingin menangis saja hari ini, ia menoleh saat merasakan ada seseorang yang duduk disamping nya.

Lelaki itu mengulurkan tangan padanya. "Rizki" Ucap nya.

Nata menerima uluran tangan tersebut. "Nata" balas nya.

"Kenapa sendiri?" Tanya Rizki.

"Gak papa" sahut Nata.

Tunggu Nata seperti mengingat sesuatu, dahi nya mengernyit. "Kamu ketua osis?" Tanya nya.

"Lo tau juga ternyata" sahut Rizki sambil tertawa.

Nata terkekeh. "Maaf habisan gak inget" balas nya.

Nata mengobrol dengan Rizki sesekali tertawa, mereka tidak menyadari ada seseorang yang memperhatikan mereka dengan tangan terkepal.

Pria itu melengos pergi dengan perasaan aneh dihati nya.

"Eh gue mau tanya" Ucap Rizki.

"Tanya aja gak papa" balas Nata.

"Lo kenapa gak deket lagi sama Jeje dkk, biasanya nempel mulu lo" Ucap Rizki.

"Gak papa" Ucap Nata pelan.

Rizki sedikit meringis mendengar jawaban Nata. "Lagi ada masalah ya?" Tanya nya.

"Udah ah aku mau ke kelas ya" pamit Nata kemudian pergi meninggalkan Rizki.

Sesaat sampai tepat didepan kelas Nata menghembuskan nafas kasar kemudian melanjutkan memasuki kelas dan mendudukan dirinya.

Kringg

Bel istirahat telah berakhir, seorang wanita paruh baya yang diketahui guru itu memasuki kelas Nata.

Sontak kelas yang tadi nya berisik menjadi sunyi karenanya.

Mereka melanjutkan pelajaran dengan khidmat karena guru tersebut termasuk jajaran guru killer.

•••••

Vano dan teman teman nya sedang berada di warung mang Dasep.

Seperti biasa mereka sedang membolos pelajaran yang menurut mereka membosankan.

"Van Vaster ngincar Nata" ucapan Daffa membuat Vano menghentikan aktifitas nya.

Ia mengepalkan tangan nya. "Kenapa bisa?" Tanya nya.

"Doni gak sengaja liat lo lagi berdua sama Nata terus dia lapor ke Agam kalo lo deket sama Nata jadi mereka jadiin Nata sebagai kelemahan lo" jelas Atha.

Rahang Vano mengeras, gigi nya bergemelutuk, tanganya mengepal tanda bahwa Vano sangat marah.

Menyadari suasana menjadi panas Dhito membuka suara nya. "Eh gimana sama Nata dia baik baik aja emang?" Tanya nya.

"Emang nya dia kenapa" celetuk Arkan.

Dhito menoyor kepala Arkan. "Dia kan dijauhin sama kita kita tuh emang dia baik baik aja secara kan si Nata waktu disekolah deket nya sama kita sama sahabat sahabat nya juga" jelas Dhito.

Vano menoleh bener juga kata Arkan apakah Nata baik baik saja saat semua orang menjauhi nya.

"Ya udah sih kan harus" celetuk Daffi yang sedari tadi diam

"Eh kalian tau kasus anak merahputih?" Tanya Arkan tiba tiba.

"Yang tentang kasus prostitusi dibawah umur kan?" Tebak Daffi.

Arkan menganggukan kepala nya. "Iya kata nya ada yang bocorin sih" sahut Dhito.

"Ya gila sih masa disekolah ada yang ke begituan" heran Daffi mengglenkan kepala nya.

"Iya anjir ketua cheers nya cantik banget lagi" celetuk Arkan.

"Ye anjing lo mah semua cewek di sebut cantik" sungut Dhito atas perkataan Arkan.

"Gimana Van lo udah ada rencana tentang Nata?" Tanya Daffa tiba tiba membuat mereka semua diam.

"Gue lapor dulu tante Cecil" sahut Vano santai.

•••••

Hai gais mohon maap karena chapter kali ini pendek banget, soalnya gak tau lgi hrus nulis apa bnran🙏🙏.
Otak aku lagi gak mau diajak mikir gara gara sekolah online yang pusing nya gak ketulungan huhh.

Eh iya selamat hari kemerdekaan yaaa🇲🇨

Gimana kalian sekolah online nya gampang kan??

Next? Jangan lupa vote and comment terimakasihhhh💗💗.


Diketik 598 kata.

GEVANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang