Jangan lupa vote nya yurebum, itu sangat berharga bagi kami para penulis!.
Dan di tunggu komandan kalian yang bikin aku semangat banget!.
Kangen jaenie Ngga?
Enjoy!
.
.
.
."Jadi jeffand, bisa jelaskan ke papa, apa ucapan kamu tadi?".
Kini jeffand merasakan tangan nya sedikit diremas dalam genggaman jeanne, dia tau pasti jeanne gelisah dan takut
"Jeff mau hubungan serius sama jane pah." Ucap jeffand menatap papa nya secara langsung yang saat ini sedang menunjukan ekspresi yang jeffand sendiri ngga tau
"Kamu udah berapa lama pacaran sama jeanne?, sampe berani buat kearah sana. Dan kamu sendiri kan belum lulus kuliah jeff". Bicara papa nya
Jeffand berusaha untuk tetap tenang, "aku sama jane emang ngga pacaran, kita sebelum nya dekat tanpa terikat hubungan juga udah cukup." Menjeda kalimat nya sebentar, "walaupun jeff belum lulus, tapi ada yang harus di pertanggung jawabkan pah".
"Apa itu?". Tanya papa jeffand dengan alis terpaut
"Jeffand melakukan kesalahan, jane positive hamil anak kami".
Papa jeffand terdiam mendengar penjelasan anak pertama laki-laki nya itu, mama nya yang sejak tadi menyimak terhenyak, lalu menatap perut rata jeanne yang sekarang duduk berseberangan dengannya di sofa ruang keluarga
"Udah berapa usianya jane?". Pertanyaan mama nya mengalihkan perhatian jeffand dan jeanne ke mama nya
"E-empat minggu tante". Jawab jeanne sedikit gugup dan makin mengeratkan genggaman tangan dirinya dengan jeffand
Jeffand yang merasakan itu, mengelus tangan jeanne lembut
"Jadi, rencana kamu kamu mau menikahi jane secepatnya begitu?". Ujar papa nya setelah sekian menit diam
Jeffand mengangguk mantap, "iya pah".
Papanya memijat keningnya pelan, sedikit membuat nya pusing saat mendengar penjelasan anak nya yang begitu mengejutkan dirinya dan istrinya, "keputusan bagus, atur jadwal pertemuan keluarga kita dengan keluarga jeanne".
Jeffand menatap papa nya, "papa Dan mama ngga marah sama jeff?".
"Papa cukup kecewa dan tentu nya marah, tapi itu semua udah terlanjur terjadi jeffand, dan mama mu sama seperti papa, cuma dia hanya cukup syok". Jawab papanya sambil memperhatikan istrinya yang sejak tadi hanya bersuara sekali
"Mama". Panggil jeffand
Mama jeffand mendongak dan mengatur rawut muka nya, "yang di bilang papa mu benar, ini semua udah terlanjur, sekarang yang paling penting kamu secepatnya pertanggung jawab sama jane, mama ngga mau ada omongan jelek tentang anak mama dan calon mantu mama nanti nya". Ucap nya dengan diakhir senyuman yang menenangkan
Jeanne yang sejak tadi tertunduk seketika mengangkat kepalanya untuk menatap mama nya jeffand dengan diiringi napas lega, lalu teringat sesuatu. Ada satu keluarga yang harus dihadapi, tentu pasti itu lebih mendebarkan dari pada ini, iya keluarganya.
Jeffand tersenyum senang dengar penjelasan mama nya, "pasti mah, makasih ma pa, udah mau ngerti in jeff,".
"Iya sayang, kamu sama jane atur aja, nanti kapan mama sama papa buat dateng kerumah jane buat pembicaraan resmi nya".
"Orang tua jane udah tau kan jeff?" Tanya papa nya tiba-tiba
Jeffand memandang jeanne yang sekarang menatap dirinya, "belum pah, ini aku ngasih tau papa dan mama aja karena emang kebetulan aku mau kesini, " ringis jeffand pelan