11

1.4K 331 58
                                    

The Title Says It All

.

Khalisa

.

Entah sudah berapa kali Khalisa melirik layar ponselnya yang hanya terisi notifikasi dari platform belanja online dan email spam atau jadwal pekerjaan itu. Entah sudah berapa kali pula ia melirik kearah pintu studio dan orang - orang yang berlalu lalang disana.

"Nungguin siapa lo?"

Khalisa langsung memalingkan kepalanya dari arah pintu studio sebelum Sarah sadar kalau dari tadi itu dia sebenernya (bukan nungguin yaaaaaa! Dia cuma terlalu terbiasa digangguin Tristan) cuma ngerasa aneh tiga hari belakangan Tristan nggak muncul di studio dan cuma ngechat dia sekali - sekali.

"Nungguin apanya?" Jawab Khalisa pura - pura bego.

"Keponakan gue yang paling ganteng?" Goda Sarah sambil meletakkan kopi yang dibelinya untuk Khalisa dan dirinya.

"Thanks." Ucap Khalisa, kemudian melanjutkan, "For the record gue nggak nungguin Tristan, Mbak. Gue lagi nunggu gojekan gue yang belom nyampe - nyampe." Yang mana boong banget tentunya.

"Okaaay. . Whatever you say. Tapi, gue udah bilaaang ya." Sarah mengangkat bahunya acuh sambil berjalan menuju mas fotografer yang bertugas di pemotretan kali ini.

"Is it too obvious? Nggak kan? Nggak lah!" Khalisa bermonolog sendiri, lalu menyesap kopinya dan berusaha mengeyahkan kekepoannya kenapa Tristan tidak muncul hari itu dan mengganggunya.

.
.
.
.
.
.
.
.

Tristan

.

Tristan menggigit bibir bawahnya, dalam kepala berdebat apakah dia harus mengirim sebuah pesan ke Khalisa atau tidak. Berkat ceramah panjang dari Alex beberapa hari yang lalu tentang tarik ulur dalam proses pendekatan, akhirnya Tristan memutuskan untuk mengalah pada harga dirinya dan menutup chatnya dan Khalisa.

"Hey. . Sorry lama!" Tristan meletakkan kembali ponselnya keatas meja dan memusatkan perhatiannya pada Ari yang baru sampai di restoran Italia tempat mereka janji bertemu untuk makan siang bersama.

"Kapan emangnya lo nggak lama?" Canda Tristan.

"Oooh. . Mau main itung - itungan sama gue nih? Lo mau gue itungin juga berapa kali lo telat kalau kita janjian?" Balas Ari.

"Canda gue mah, canda! Sensi amat sih siang - siang?"

"Abiiisnya elooo!"

"Gue kenapa?"

"Nyebelin!"

"Ya udaaah. . Karena gue nyebelin, gue yang traktir deh." Tristan lalu menyerahkan menu yang diberikan pelayan beberapa menit yang lalu ke Ari, membiarkan si cantik itu memilih duluan. Ladies first, right?

"Hmmm. . . Gue mau spaghetti vongole nya satu, terus minumnya, antioxydant fresh juice. Lo?"

Tristan kemudian menyebutkan pesanannya, "Calzone folded pizza nya satu sama chocolate smoothies satu."

[✔️] Tristan [LisKook Local AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang