1

117 10 0
                                    

Sengatan dibawah terik panas matahari yang seakan-akan kulit ingin terkelupas oleh cahaya panasnya.Hal itu membuat seorang gadis kecil berambut ikal tergerai dan usianya yang 6 tahun itu,tidak merasakan lelah disaat ia berjualan keliling bersama ibu dan adiknya.Ia hanya mensyukuri apa yang telah Tuhan berikan kepada dirinya.

Walaupun dia gadis nan sederhana dan selalu membantu ibunya berjualan,ia sendiri tak pernah menangisi akan hidupnya yang hanya berjualan kerupuk bersama ibunya untuk bertahan hidup.Ia tahu bahwa ibunya pernah berkata kalau didunia memang penuh akan setiap ujian pada manusia yang senantiasa bersabar.

"Kerupukk....Pak,buk kerupuknya".teriak sang gadis kecil tersebut yang bernama Lauren Tsibani atau yang biasa dipanggil dengan 'Laura'.

"Kerupuk''sambungnya sambil berteriak dan melihat ibunya yang sedikit kelelahan karena berkeliling.Dari pagi hingga siang ini,hanya ada lima atau maksimal sepuluh orang yang membeli kerupuknya.Tapi kerupuk yang ada digenggaman ibunya lumayan banyak untuk dijual.

"Ra,udah dulu ya kita istirahat sebentar.Ibu lelah kamu dan Revil pasti udah lapar,ayo kita ke warung buat ngisi perut dan biar nggak lelah lagi jualannya ya".ujar Rose ibunya Laura sambil melemparkan senyumnya dan adiknya bernama Revil Tsibani itu.

"Iya bu,ayo kita kewarung sekarang.Sini kerupuknya buk biar Laura yang bawa"Ucap Laura yang mulai mengambil kerupuk ditangam ibunya itu.

''Tidak usah Ra,ini ringan kok bagi ibu.Kamu pegang tangan Revil aja ya".

"iya ibu, Revil tanganmu mana?Sini kakak genggam biar capeknya agak hilang sedikit,hihihi".Ujar Laura sambil menggenggam tangan adiknya itu dan mulai berjalan kearah warung untuk mengisi perutnya yang lapar.

Sesampainya mereka diwarung,Rose meletakkan kerupuk diatas meja sambil menarik kursi untuk ia duduki.Saat ini ia benar benar lelah,tetapi hal itu ia lakukan untuk memenuhi kebutuhannya,apalagi ia harus menyekolahkan Laura yang sudah besar baginya

Rose dulu mempunyai suami,tapi sayangnya suaminya tersebut telah meninggal saat Revil berusia 2 tahun.Dan saat ini ia yang menjadi tulang punggung buat kedua anak-anaknya yang selalu membuatnya tersenyum setiap saat.

''Nak,kalian mau makan apa?".Tanya Rose pada kedua anaknya.

''Apa aja bu,yang penting kitanya kenyang,yakan Revil".Jawab Laura sambil tersenyum pada adiknya yang juga menganggukan kepala sebagai mengerti apa yang dibicarakan kakak disampingnya itu.

''Baiklah ibu pesen dulu ya"ujar Rose

"Pak,saya mau pesen makanan sayur ama telurnya tiga ya.Makannya disini,nggak bungkus".

''Sebentar saya buatkan dulu ibu duduk aja".

"makasih ya pak".ujar Rose sambil duduk disamping anaknya.

Saat Rose yang menanti makanan datang,ia hanya termenung sesaat tentang anaknya yang bagaimana seharusnya mereka mendapatkan kebahagian bukannya mereka juga mendapatkan kehidupan seperti ini.Tapi Rose hanya menjalani dengan takdir yang diberikan Tuhan olehnya.Ia harap bisa mendapatkan uang yang banyak untuk menyekolahkan kedua anaknya tersebut.Agar kelak nantinya dia tak sama seperti dirinya saat ini.

Tesss..

Ntah bagaimana dan kapan air matanya menetas di pipinya yang mulus itu,dan cepat cepat mengalihkan pemandangan kesamping agar kedua anaknya tidak melihat ibunya menangis.

"Permisi ini makanannya bu".ujar seorang lelaki paruh baya yang datang membawa nampan makanan tersebut.

"Ohh iya makasih ya pak"

"Ra,Revil,ini makanan kalian ayo dimakan nanti nasinya dingin lo"ujar Rose sambil memberikan makanan tersebut pada anaknya.

"Iya bu,ini Revil makanannya".ucap Laura

FRIENDSHIP N LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang