Membuka cerita lama dengan konsekuensi membuka luka lama juga, atau membuka cerita baru yang isinya masih abu-abu?
***
(Flashback On)
Duduk berduaan dibangku penonton lapangan basket adalah moment yang seakan diwajibkan bagi pasangan anak SMA kala itu. Sembari saling brcanda ria, atau menggobal receh tapi dapat membuat pipi sang perempuan bersemu.
Begitu pula dengan awal kisah asmara Ara dan Ezra dulu, hal mereka lakukan itu adalah hal yang paling wajib jika disekolah. Hingga rasa bosan, atau entah alasannya apa, Ezra mulai tak lagi melakukan kegiatan wajibnya itu.
Ara yang duduk dibangku penonton itu melihat sesosok kekasihnya yang tengah dikerubungi ciwi-ciwi disekolahnya. Ia melihat betapa senang Ezra kala itu, dengan wajah centilnya Ezra yang nampak nyaman digelayuti para gadis.
Sebuah kotak bekal yang ia buat tadi pagi, kini ia akan biarkan saja membasi. Karena sosok beruntung yang akan mendapatkan bekal itu, tak datang padanya. Ara tersenyum tipis, inilah yang membuatnya ragu membuka hati. Karena salah pengunjung pada hatinya, yang ada malah membuahkan luka yang mendalam.
Niat awal hanya simpati pada Ezra, kini berubah menjadi jatuh hati beneran. Dan kala ia telah jatuh hati, ternyata Ezra malah kelain hati. Kisah yang lucu, namun dapat membuat hati membiru.
Namun tak apa, entah karena bodoh atau karena ia memang percaya pada Ezra. Kini Ara tak terlalu menyimpan luka dibuatnya, karena baginya, ia percaya jika Ezra akan selalu memilihnya. Dan hanya menjadikan gadis lain mainannya.
Ara mengusap kepalanya pelan, dengan pikiran bahwa yang mengusap kepalanya adalah Ezra. Karena Ezra selalu terbiasa mengusap kepala Ara, kalau ditanya mengapa, Ezra akan menjawab bahwa ia hanya ingin memberikan kenyamanan ke Ara.
Ara berdiri dari duduknya, ia hendak melangkahkan kaki untuk pergi ke kelas. Namun langkahnya terhenti, kala indera pendengaran nya baru saja mendengar suara yang ia amat kenal. Ya, suara sahabatnya, Airin.
"EZRAAA." Dan benar saja dugaan Ara, sang sahabatnya tengah berlari menghampiri kekasihnya. Namun yang membuat Ara menyipitkan mata adalah kala Airin langsung merebut tangan Ezra dan menariknya dengan manja untuk menjauhi gadis-gadis yang semula bersama Ezra.
Ara terkejut, ia tak tau ada hubungan apa yang terjadi diantara sahabat dan kekasihnya itu. Karena setaunya, Airin nampak tak suka pada Ezra. Bahkan Airin selalu menentang hubungannya dengan Ezra. Lalu mengapa kini mereka malah nampak dekat?.
Ara memutuskan untuk diam-diam mengikuti mereka. Entahlah, bukannya ia kini tak percaya pada Ezra atau pada Airin. Namun, ia penasaran dengan beberapa kemungkinan buruk yang tengah pikirannya.
Hingga sampailah mereka, disebuah gudang kecil tempat alat-alat kebersihan disimpan. Airin nampak mendominasi, ia mengalungkan lengannya ke leher Ezra. Sedangkan Ezra hanya diam saja, dan yang paling disayangkan Ara adalah, kala Ezra tetap diam dan tak memberontak kala Airin tiba-tiba mencium bibir Ezra.
Ara tersenyum, namun ada air bening yang mengalir dari matanya. Gelagat tubuhubuh Ara nampak santai, namun dalam hatinya seakan ada dinding yang roboh. Sakit.
Ia tak sanggup melihat ini lagi, kemudian ia memilih berlari dan meninggalkan keduanya disana. Ara telah sampai dikelasnya, ia duduk di kursi kesayangannya yang bersebelahan dengan kursi sahabatnya. Iya, sahabat yang baru saja kepergok mencium kekasihnya.
Ara tak akan menyalahkan Airin saja, karena Ezra juga ikut andil di dalamnya. Atau mungkin, ini semua karena kesalahannya. Karena ia yang terlalu kaku dalam berpacaran dengan Ezra.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Favorite Mistake
Romance"Sebrengsek-brengseknya cowok, pasti dia pengennya punya pasangan wanita yang baik-baik." Ucap Ezra seraya berusaha meraih tangan Ara. "Tapi, wanita baik-baik nggak butuh pasangan seorang cowok brengsek." Balas Ara membuat Ezra kalah telak. ...