11 - Cari Baru?

113 41 24
                                    

Cari yang baru, belum tentu hati ikut merestu.

🔥🔥🔥

Hari ini butik Ara sangat ramai sekali, entahlah hari ini hari apa, namun yang pasti Poppy beserta karyawan lainnya juga sangat kewalahan. Bahkan Ara sampai ikut turun tangan membantu mereka. Apalagi pesanan secara online yang membeludak, sehingga Ara sampai capek bolak-balik ke tempat pengiriman barang.

Andai ada orang yang melamar pekerjaan hari ini, pasti Ara langsung akan menerimanya. Bahkan tak peduli CV atau riwayatnya. Karena Ara sudah tak sanggup membungkus pesanan-pesanan ini.

Sebenarnya pesanan ini sudah harus dikirim kemarin, namun karena karyawan Ara yang sedikit sehingga pengirimannya menjadi molor seperti ini. Apalagi sekarang semua karyawan Ara tengah melayani pengunjung yang langsung datang ke tempat, alhasil hanya Ara lah yang membungkus dan mengantar pesanan-pesanan itu ke tempat pengiriman.

Namun tiba-tiba Ara malah keingat Ezra. Biasanya cowok itu bagaikan jailangkung, datang tak diundang dan pergi tak diantar. Padahal Ara mau minta bantuan cowok itu jika ia berada disini sekarang. Ia bertekad untuk mengesampingkan masalah pribadinya demi bisnis nya ini.

Ara mengambil ponselnya, kemudian ia menekan ikon kontak dan mengarahkan ke kontak atas nama "Manusia Setan". Namun, Ara buru-buru menaruh ponselnya. Ia gengsi jika harus menelepon Ezra apalagi meminta bantuan cowok itu. Karena bagaimana pun juga, ia masih harus jual mahal pada Ezra yang sebenarnya jual murah itu.

Ara berdebat dengan pikirannya sendiri, hingga tiba-tiba ia mendapat keputusan. Ia akan menelepon Ezra dengan kepentingan bisnis, tak lebih. Ia mulai membulatkan tekadnya dan menekan tombol call pada ponselnya.

Ara menggigit kukunya gugup, ia sebenarnya bingung ingin memulai obrolannya dari mana. Ia tak mungkin basa-basi karena bisa-bisa Ezra malah baper. Namun ia juga tak mungkin langsung pada topik, karena ia juga ada rasa sopan padanya.

"Halooo." Sangking kelamaan mikir, ternyata sedari tadi Ezra sudah menerima panggilannya. "Ra, kamu gapapa kan?"

"Eh, gapapa kok Zra. Anu, aku mau minta bantuan bisa gak?" Tanya Ara dengan bingung. Namun bukan suara Ezra yang ia dengar, ia malah mendengar suara cewek.

"Siapa sih Yang? Ganggu aja, padahal kita lagi--."

Hati Ara panas, ia langsung mematikan sambungan telepon nya dan langsung membuang ponselnya ke sofa. Ia berdecak sebal, memang menelepon Ezra bukanlah keputusan yang tepat. Cowok bajingan itu masih tetap saja sama. Ngomongnya masih cinta, tapi masih saja main sama yang lainnya.

Ara meremas baju pesanan yang seharusnya ia bungkus. Ia sangat emosi, karena niatnya ingin sedikit baikan pada Ezra, ternyata cowok itu malah tetep gada perubahan.

Hingga tiba-tiba ponselnya berdering dan terpampang lah nama kontak "Manusia Setan" lalu Ara langsung mematikan panggilan itu. Kemudian tak lama setelah itu, ponselnya kembali berdering hingga saat Ara hendak mematikan panggilan itu. Tiba-tiba matanya menangkap nama kontak yang berbeda. Ya, nama Arnov lah yang kini terpampang diponselnya.

Mata Ara berbinar, ia seakan menemukan danau di gurun pasir. Kemudian ia langsung menerima panggilan itu.

"Hai Ra, lagi apa? Ja--."

"Nov, bisa kesini gak? Bantuin gue. Gue wa ya alamat gue. Makasih." Ara langsung mematikan sampingan teleponnya dan langsung share location nya pada Arnov. Padahal cowok itu belum mengungkapkan kesetujuannya akan permintaan Ara.

Namun Ara dapat pastikan jika cowok itu pasti tak akan keberatan, dan mau datang membantunya. Karena meskipun Arnov nampak kekanakan dan bar-bar, setidaknya ia masih dapat diandalkan daripada Ezra.

Karena Ara tak bodoh, ia tau jika Arnov menyimpan ketertarikan padanya. Dari sikap Arnov yang selalu perhatian padanya, meskipun dengan cara yang tak semestinya. Ara juga tak menepis jika kemungkinan ia akan ikut suka pada cowok itu, meskipun sekarang ia masih stuck pada Ezra yang jelas-jelas mempermainkannya itu.

Ia harap, hatinya dapat berpihak kala Arnov benar-benar menyukainya. Dan ia dapat menyukai Arnov balik. Namun siapa yang tau pasal hati, karena meskipun otak Ara ingin mencari yang baru, namun hatinya masih tetap di masa lalu. Memang, hati dan otak sangat sulit untuk jalan beriringan.

Sekitar sepuluh menit kemudian, ada seseorang yang muncul dari balik pintu ruangan nya. Dan muncullah sosok yang ditunggu-tunggu Ara, yaitu Arnov.

"Ra, Lo kerja disini?" Tanya Arnov sambil mengamati ruangan itu.

Ara mendesah panjang, kemudian ia langsung menarik tangan Arnov menuju tempat dimana ia mengemasi pesanan-pesanan itu.

"Bantuin bungkusin, nanti gue kasih imbalan." Ucap Ara sembari memberikan alat yang diperlukan untuk membungkus.

Arnov menaikkan alisnya bingung, namun ia hanya dapat menuruti kemauan  gadis itu dan ikut membungkus barang-barang itu seperti yang dicontohkan Ara padanya.

Niatnya untuk mengajak jalan Ara menjadi pupus seketika. Karena ia saja keheranan melihat begitu banyaknya baju yang harus dibungkus. Arnov dapat mengira jika ini akan selesai sangat lama. Mungkin setelah selesai ia tak akan punya tenaga untuk mengajak Ara jalan-jalan.

"Ra." Panggil Arnov dengan nada merengek.

"Nov, nanti Lo mau minta apapun gue kasih deh. Asal Lo bantuin gue sekarang ya. Ini udah harus dikirim hari ini semua." Ucap Ara sambil tersenyum manis berusaha memancing Arnov agar cowok itu mau membantunya.

"Janji ya, apapun gue minta." Ucap Arnov sambil menekankan kata apapun. Dan langsung diangguki Ara tanpa mikir terlebih dahulu. Karena baginya tugas ini harus selesai dulu, baru ia dapat memikirkan tentang imbalan pada Arnov.

Sedangkan disisi lain Arnov tengah kegirangan dengan kata apapun yang diungkapkan Ara tadi. Ia harap ia benar-benar akan mendapatkan keinginannya kali ini tanpa harus berdebat dengan Ara.

🔜🔜🔜

Yuk yuk tetap #dirumahaja
Dan
#bacaceritakuaja

❤️❤️❤️

My Favorite MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang