♥️
'Well' you only need the light when it's
burning low'
.
.
.
."Ayo." Mendengar suara yang amat ia kenali, membuat gadis bertubuh mungil itu membalikkan badannya. Sehingga ia bisa melihat seorang pemuda jangkung yang berjalan ke arahnya sambil menenteng tas ransel.
Gadis itu menghentikan gerakan tangannya yang sedari tadi asik mendrible benda bulat orange. "Lama sekali."
"Maaf, ada banyak masalah dalam rapat." Kata pemuda itu.
Gadis itu hanya mengangguk maklum lalu mengambil barang-barangnya dan mengikuti langkah sang pemuda menuju sebuah mobil berwarna hitam.
"Besok tidak usah menjemputku." Kata gadis itu.
"Kenapa?"
"Besok aku akan ke Suna." Jawab Sakura tanpa mengalihkan tatapannya dari layar ponsel.
Sasuke mengangguk dan tak bertanya lebih jauh. Pemuda itu menghentikan mobilnya didepan halaman rumah yang terlihat besar. Dengan cepat ia keluar lalu membukakakan pintu untuk Sakura.
"Kabari aku saat kau sampai." Kata Sasuke seraya mengecup dahi gadis itu. Lalu ia menoleh ke arah pintu utama, tersenyum tipis kepada pemuda yang lebih tua darinya.
"Hati-hati." Ucap Sakura.
Saat mobil Sasuke tak terlihat lagi barulah ia mulai melangkahkan kakinya. Menyapa sang kakak lalu pergi ke kamarnya. Sakura merebahkan dirinya diatas ranjang. Memandang langit-langit seraya menghembuskan napas lelah. Sudah lebih dari setahun ia menjalin hubungan dengan pemuda tampan itu. Dan tak ada yang berubah dari itu. Semuanya berjalan mulus. Dan juga sikap mereka yang cenderung cuek dari luar tapi perhatian dari dalam. Mungkin selama mereka berpacaran, tak ada satu pun hal romantis yang pernah mereka lakukan. Mereka selayaknya teman. Mungkin karena mereka juga sudah berteman cukup lama. Walaupun Sakura terkesan cuek, tapi banyak hal yang menjadi pikirannya.
"Hei, ada apa?"
Sakura berjengit kaget mendengar suara sang kakak yang tiba-tiba saja muncul.
"Bukan apa-apa." Jawab Sakura.
Tangan besar Sasori mendarat diatas kepala adiknya. Mengelus helaian pink itu lembut. "Apa yang kau khawatirkan hm?"
Sakura tak menjawab, ia diam dengan mata tertutup. Dengkuran halus keluar dari sela sela bibirnya, membuatnya Sasori menggeleng pelan. Pasti adiknya melewati hari-hari yang melelahkan.
"Aku menyayangimu imouto." Setelah memperbaiki posisi tidur gadis itu.
♥️
'Only miss the sun when it starts to snow'
Kota yang dikelilingi dengan gurun pasir itu menjadi tempat dimana Sakura berpijak. Rasa panas yang menyengat membuat beberapa bulir keringat turun melewati leher jenjangnya. Ini kali ketiga ia mendatangi kota Suna sehingga cukup membuat ia ingat dengan setiap jalan.Setelah meletakkan barangnya dihotel dan mengistirahatkan tubuhnya dengan berendam. Ia langsung memutuskan untuk pergi ke tempat yang menjadi tujuannnya.
Tak perlu menaiki kendaraan karena tempat yang ia tuju hanya berada diseberang hotelnya. Ada rasa ragu ketika ia memijakkan kakinya ke tempat itu.
"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya wanita dibalik meja.
"Aku ada janji temu dengan dokter Kabuto."
"Ah! Dokter Kabuto berada diruangannya. Apa anda nona Haruno?" Tanyanya.
"Ya,"
"Anda bisa langsung menemui dokter, ruangannya berada dilantai tiga ruangan ke dua."
Sakura mengangguk, "Terimakasih."
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLDING TIGHTLY
RandomHubungan yang mulanya harmonis menjadi retak seiring waktu. Janji tuk selalu bersama seolah hanya bualan semata. Sasuke, pemuda dingin tapi perhatian itu perlahan jatuh hati untuk seorang gadis yang hadir diantara keduanya. Sakura, gadis berkepribad...