~♥️~
'Cause you only need the light when it's burning low'
.
.
.Sakura menatap tajam kakaknya yang baru saja memasuki rumah. Meneliti penampilan sang sulung Haruno dari atas hingga bawah. Kemeja kusut yang belum diganti serta jas dan dasi yang berada ditangannya. Rambut yang biasa tersisir rapi itu tampak berantakan. Dari jarak lima langkah ia bisa mencium samar bau alkohol dari tubuh pemuda itu.
"Dari mana saja?" Tanya Sakura datar.
"Perusahaan." Jawab Sasori singkat seraya melepaskan sepatunya.
"Tidur lalu mabuk mabukkan dikantor? Apa aku harus percaya?!"
Sasori memijat pangkal hidungnya mendengar suara Sakura yang cukup mengganggu. "Aku tak menyuruhmu percaya."
"Kau punya masalah? Katakan padaku." Sakura sangat yakin kakaknya itu punya masalah sehingga membuatnya pulang dalam keadaan begini. Sangat jarang melihat Sasori minum-minum hingga tak pulang.
"Ck, apa semua yang ku lakukan harus ku beritahu padamu?! Ini masalahku, kau tidak perlu ikut campur. Berhentilah menggangguku. Aku lelah." Kata Sasori dengan sedikit membentak.
Sakura terdiam cukup lama lalu mengangguk paham, "Maaf aku salah. Aku khawatir pada Sasori-nii karena kau satu-satunya keluarga yang ku punya. Jika itu mengganggumu aku tak akan pernah bertanya lagi."
Sakura berbalik pergi kembali ke kamarnya. Melempar tubuhnya ke atas ranjang lalu menatap langit-langit. Mengangkat tangan kanannya dan menatap sendu. "Bisakah semuanya kembali ke awal?"
Sakura memejamkan matanya mengingat perilaku Sasori padanya tadi. Kakaknya tak pernah sekalipun menaikkan nada suaranya saat berbicara padanya. Bahkan Sasori tak pernah mengucapkan kata-kata kasar yang mampu menusuk hatinya. Karena Sasori tahu dia tidak akan sanggup. Lalu Sasuke, pemuda yang menawarkan cinta padanya itu perlahan berubah. Ia tahu, kencan mereka kemarin bukanlah hal yang spesial. Dia tak melihat hal itu saat melakukannya. Dia hanya berharap agar suatu hari nanti semuanya dapat kembali seperti semula.
~♥️~
'Only miss the sun when it starts to snow'Sekolah masih sepi. Tidak terlihat siswa siswi yang berlalu lalang. Mungkin hanya seorang gadis saja yang duduk tenang dikursinya seraya membaca novel saku miliknya. Haruno Sakura, gadis cantik itu sengaja datang lebih pagi untuk menghindari Sasori maupun Sasuke. Dia butuh waktu sendiri saat ini.
Sakura menutup novelnya saat suara berisik mengganggu konsentrasi membacanya. Menatap sekeliling dan menemukan beberapa teman sekelasnya mulai berdatangan. Ia melirik arloji yang ia kenakan sekilas kemudian beranjak dari duduknya.
Niat Sakura terhenti saat Ino, temannya berlari ke arahnya.
"Ada apa?" Tanya Sakura seraya menatap Ino yang sibuk mengatur napasnya.
"Itu, itu, Sasuke berkelahi dengan Naruto diparkiran." Kata Ino setelah berhasil menstabilkan detak jantungnya.
Sakura melotot kaget lalu segera berlari keluar. Perasaannya tidak enak, apalagi ini pertama kalinya Sasuke dan Naruto berkelahi. Sebagai kekasihnya tentu saja Sakura khawatir.
Sakura menembus kerumunan orang yang sibuk menonton bahkan menyoraki mereka. Bukannya menghentikan tapi malah taruhan siapa pemenangnya. Sakura sendiri tak habis pikir. Saat sudah berhasil melewati kerumunan itu, emeraldnya langsung dihadapkan dengan tubuh Sasuke yang babak belur begitu pula dengan Naruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLDING TIGHTLY
RandomHubungan yang mulanya harmonis menjadi retak seiring waktu. Janji tuk selalu bersama seolah hanya bualan semata. Sasuke, pemuda dingin tapi perhatian itu perlahan jatuh hati untuk seorang gadis yang hadir diantara keduanya. Sakura, gadis berkepribad...