Kemarin tepatnya, pihak dari keluarga kekasihnya mengumumkan tanggal pertunangan mereka. Sakura tak ada niat sedikit pun menolak, lain halnya dengan Sasuke yang berusaha mencari cara untuk menolak hal tersebut. Pernah dia berencana untuk membawa Hinata ke hadapan kedua orangtuanya dan mengatakan bahwa "Inilah wanita yang ku cintai" Tapi dia sadar bahwa Hinata sama sekali tidak menggubris pernyataan cintanya.
Lain hal dengan pemuda bersurai merah yang dua hari lalu harus terbang ke Jerman karena suatu urusan. Ia sama sekali tidak tahu soal pertunangan sang pujaan hati.
"Ne, Sakura-chan, gaun ini cantik, kan?" Mikoto menujukkan sebuah gaun panjang berwarna merah muda. Terdapat taburan berlian dibagian dadanya. Gaun yang menjuntai itu dilapisi oleh kain transparan diluarnya.
Sakura tersenyum lalu menyentuh permukaan gaun dengan hati-hati. "Ya, ini bagus. Apa aku akan memakainya?"
"Tentu saja, sayang." Mikoto menatap pegawai toko seraya menunjuk gaun itu, "Tolong yang ini."
"Apa nona ini ingin mencobanya dulu?" Tanya pegawai wanita itu sopan.
Mikoto menatap Sakura meminta jawaban. "Tidak perlu, itu pasti pas denganku."
"Ah baiklah nyonya, saya akan menyiapkannya."
Sakura tersenyum miris menatap gaun yang baru saja dibawa pergi oleh pegawai tadi. Entah mengapa hatinya menjadi tak yakin dengan semua hal ini. Padahal ia begitu percaya diri sebelumnya. Apa ia salah karena menerima pertunangan ini. Bahkan kekasihnya sendiri tidak ada disini untuk menemaninya dengan alasan tugas. Ia yakin pasti bahwa Sasuke saat ini sedang bersama gadis itu.
"Ada apa, Saku-chan?" Tanya Mikoto saat mendapati wajah Sakura yang berbeda dari biasanya.
Dengan cepat Sakura mengubah raut wajahnya kembali, "Tidak apa-apa, bu."
"Apa aku membuat kesalahan nak?"
Sakura menggeleng, "Tidak bu, aku hanya lelah saja."
"Kau yakin ini bukan soal pertunangan?"
"Tidak bu, percayalah padaku." Kata Sakura berusaha meyakinkan.
"Baiklah nak, karena kau lelah ayo kita pulang."
~♥️~
Seperti yang Sakura duga bagaimana reaksi Gaara saat mengetahui pertunangannya dengan Sasuke. Rahang yang mengeras dengan tangan terkepal. Ia tahu saat ini Gaara amat marah.
"Kenapa?" Tanya Gaara berusaha mengatur suaranya.
"Ku pikir ini jalan satu-satunya agar kami bisa kembali seperti sebelumnya."
"Apa yang kau katakan? Itu hanya akan menyakitimu. Ku mohon hentikan ini." Lirih Gaara. Ia tak ingin lagi gadis itu tersakiti. Hatinya ikut sakit saat melihat Sakura menderita. "Sudah cukup, Saku. Berjalanlah bersamaku. Aku akan memberikan semua yang kau butuhkan."
Sakura meremas pelan baju yang Gaara kenakan. Ia tahu Gaara tulus mencintainya. Ia tahu orang yang ada dipelukannya itu rela memberikan apapun untuknya bahkan nyawanya sendiri. Tapi hatinya tak bisa dibohongi, hatinya sudah memilih. Ia juga tak ingin memberikan Gaara harapan kosong saat pria itu dengan tulus memberikan cintanya.
"Maaf, tapi kali ini saja Gaara. Biarkan aku memilihnya untuk terakhir kali. Bisakah kau percaya padaku?" Emerald itu menatap dalam mata jade yang biasa menatap dingin ke orang-orang.
Gaara mengusap wajahnya kasar. Perlahan, wajah yang kaku itu mulai melembut. Ia menggenggam tangan kecil itu membuat rasa hangat menjalarinya. Mungkin ia harus memberikan satu lagi kesempatan untuk gadis itu meraih tujuannya. "Baiklah, hanya kali ini, jika dia menyakitimu lagi, aku akan menjauhkanmu darinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLDING TIGHTLY
RandomHubungan yang mulanya harmonis menjadi retak seiring waktu. Janji tuk selalu bersama seolah hanya bualan semata. Sasuke, pemuda dingin tapi perhatian itu perlahan jatuh hati untuk seorang gadis yang hadir diantara keduanya. Sakura, gadis berkepribad...