♥️
'Only hate the road when you're
missing home'
.
.
.
.Akhirnya ia kembali lagi ke Konoha. Tentu saja tanpa membawa buah tangan dari kota pasir itu. Sampai dirumah ia langsung disambut oleh kakaknya. Sasori menanyakan keadaan sang adik. Sakura hanya menjawab bahwa dia baik-baik saja. Tinggal tunggu teman-temannya bertanya saja.
"Jidat, kau ini jahat sekali, masa liburan tidak ajak ajak." Ino memasang wajah cemberut.
"Aku tidak liburan pig, ada urusan yang harus diselesaikan disana. Mungkin lain kali." Kata Sakura lalu mendudukkan dirinya dibangku.
"Oh iya, ada..."
"Sasuke." Sapa Sakura saat mendapati wajah kekasihnya, bersamaan dengan seorang gadis berambut indigo yang tak ia kenal.
Ino memukul pelan bahu Sakura karena perkataannya dipotong begitu saja.
"Aw sakit pig." Sakura mengusap bahunya. Lupa jika Sasuke tak membalas sapaannya.
"Makanya jangan memotong ucapanku." Balas Ino kesal.
"Maaf. Jadi apa yang ingin kau katakan?"
Bukannya menjawab, gadis pirang itu justru memanggil gadis yang tak Sakura kenal untuk mendekat. "Dia Hinata Hyuga. Murid baru dikelas ini."
"Hinata." Gadis itu menjulurkan tangannya didepan Sakura.
Gadis pink itu menyambutnya dengan senyuman, "Haruno Sakura, panggil saja Sakura."
"Ha'i Sakura."
Dan entah bagaimana mereka langsung cepat akrab begitu saja. Tanpa sadar sepasang mata terus saja mengamati mereka atau lebih tepatnya gadis bernama Hinata itu.
♥️
'Only know you love her when you
let her go'
"Sakura-chan ayo ke kantin." Ajak Naruto dengan wajah yang menyebalkan. Setelah memberikannya banyak pertanyaan, si duren bodoh itu mengajaknya ke kantin.Sakura mengangguk malas seraya menatap Sasuke yang sedari tadi memperhatikan objek yang membuat gadis itu mengernyit tak suka.
"Sasuke-kun, ayo ke kantin." Ajak Sakura dengan suara lembut. Namun panggilannya tak kunjung direspon oleh sang empunya nama. "Sasuke..."
"Sasuke."
"SASUKE!" Panggil Sakura sedikit berteriak. Membuat Sasuke menatap tajam gadis itu. "Apa?"
Sakura mengernyit begitu pula dengan teman-temannya yang lain. "Ayo ke kantin."
Sasuke mengangguk pelan lalu bangkit dari duduknya. Berjalan begitu saja melewati Sakura. Diikuti oleh teman-temannya. Ada satu hal yang membuat Sakura kembali mengernyit tak suka. Kekasihnya itu akan selalu menggenggam tangan Sakura saat mereka akan ke kantin. Tapi kini, kekasihnya itu melupakan hal tersebut. Ia menggertakkan giginya kesal. Ia jelas tau apa penyebabnya. Dengan kasar ia menendang meja miliknya lalu menghembuskan napas pelan, berusaha mengatur agar emosinya tidak meledek. Bayangkan saja bagaimana sulitnya bagi orang bertempramen tinggi untuk tidak marah.
Dengan santai ia beranjak dari duduknya menuju kantin. Matanya tak mendapati teman-temannya, mungkin saja mereka sudah sampai duluan. Sedikit malas ia melangkah ke arah kantin, banyak pasang mata yang menatap kagum dirinya secara diam diam. Sedikit informasi, Sakura adalah gadis yang bisa dibilang tomboy. Gadis itu juga cenderung cuek dengan sekitarnya, dan hal itulah yang membuat para pria disekolahnya tertarik padanya selain pada kecantikannya yang natural tanpa make-up.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLDING TIGHTLY
RandomHubungan yang mulanya harmonis menjadi retak seiring waktu. Janji tuk selalu bersama seolah hanya bualan semata. Sasuke, pemuda dingin tapi perhatian itu perlahan jatuh hati untuk seorang gadis yang hadir diantara keduanya. Sakura, gadis berkepribad...