~♥️~
.
.
.Siang berganti malam, terang menjadi gelap, matahari bertukar bulan. Udara dingin tertiup mengenai tubuh seorang pria tampan yang kini berjalan lunglai dengan secarik kertas digenggamannya. Tak berniat membaca isi dari kertas itu. Ia justru lebih memilih menatap langit bertabur bintang dari pada menyakiti matanya dengan membaca surat itu.
Helaan napas lelah keluar dari bibir tipisnya. Mengingat kembali perkataan dokter beberapa jam yang lalu. Ia tidak tahu mengapa harus memiliki penyakit seperti ini. Ia bingung, ingin mengeluh tapi dirasa tak pantas. Mengeluh dengan keadaan disaat ada orang lain yang jauh lebih menderita dibandingkan dirinya. Bahkan ia masih bisa melihat canda tawa orang-orang yang berada disituasi yang sama dengannya. Lalu untuk apa dia mengeluh? Dia hanya harus berjuang, bukan untuknya tapi untuk seseorang. Mungkin dulu dia tidak terlalu peduli dengan penyakitnya, tapi kini ada seseorang yang berhasil menarik perhatiannya. Ada tekad yang kuat kala mata sekelam malam miliknya bertatapan dengan manik ruby itu. Dia harus kuat agar bisa berdiri disamping gadis yang ia cintai. Melihat gadis itu dalam balutan gaun putih, dan berdiri dialtar yang sama seraya mengucap janji suci. Mungkin hanya itu harapannya saat ini. Bersama dengan orang yang ia cintai.
"Sshhh..." Desis Itachi kala sebuah benda dingin menempel dipipi kanannya. Senyum lebar tercetak diwajah tampan itu kala mendapati seseorang yang tengah ia pikirkan.
"Ambil." Karin menyodorkan satu botol jus kepada Itachi, yang diterima dengan senang hati oleh pemuda itu.
"Kok bisa disini?" Tanya Itachi.
"Kebetulan saja aku sedang mencari pasien pribadiku yang tak kunjung pulang." Sindir Karin. Gadis itu sedikit kesal karena menunggu kepulangan Itachi padahal dokter yang menangani Itachi sebelumnya bilang bahwa sulung Uchiha itu sudah pulang beberapa jam yang lalu. Ia khawatir dengan pemuda itu.
Itachi terkekeh geli, "Pasti pasienmu itu sangat tampan ya sehingga membuatmu mencarinya." Kata Itachi dengan nada menggoda.
Karin memukul bahu Itachi keras, "Yang benar saja!"
"Ada yang marah." Seru Itachi saat Karin memalingkan wajahnya kesal.
"Aku tidak marah!" Balas Karin.
"Aku tidak bilang itu dirimu." Kata Itachi sambil tertawa. Menggoda Karin adalah hiburan tersendiri baginya.
"Aishh, kau menyebalkan Uchiha!"
"Dan kau menyenangkan nyonya Uchiha."
Karin menoleh dengan semburat merah tipis dipipinya. "Astaga, kita bahkan belum menjadi kekasih!" kata Karin tak percaya.
"Jadi kau ingin kita menjadi sepasang kekasih sekarang?"
"Maksudku..."
"Iya calon nyonya Uchiha. Aku mengerti, tapi tunggu aku sembuh dulu." Potong Itachi. "Apa kau tidak sabar hm?"
"Bukan itu maksudku! Ahh aku membencimu!" Pekik Karin.
Itachi tertawa lepas melihat tingkah Karin yang lucu dimatanya. Dia bersyukur pada Tuhan karena telah menghadirkan sosok Karin dikehidupannya. Sehingga kehidupannya jadi lebih berwarna. Dia berjanji akan terus menjaga senyuman gadis itu sampai Tuhan mengambil nyawanya.
~♥️~
Tubuh Sakura tersentak dengan mata terbuka lebar. Sakura mendudukkan dirinya diatas ranjang dengan peluh yang membasahi dahinya. Emeraldnya bergerak kesana kemari seolah sesuatu yang buruk telah terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLDING TIGHTLY
RandomHubungan yang mulanya harmonis menjadi retak seiring waktu. Janji tuk selalu bersama seolah hanya bualan semata. Sasuke, pemuda dingin tapi perhatian itu perlahan jatuh hati untuk seorang gadis yang hadir diantara keduanya. Sakura, gadis berkepribad...