♥️
'Cause you only need the light when it's burning low'
.
.
.Sakura menghela napas untuk ke sekian kalinya. Entah mengapa suasana hatinya sedang tidak stabil seperti sebuah rollercoaster. Dahinya mengerut dalam seperti tengah memikirkan sesuatu. Sampai jempol seorang pemuda mengusap dahinya pelan.
"Jangan berpikir terlalu keras. Ini, makanlah." Gaara menyodorkan sebuah kota bekal berwarna kuning pada gadis itu.
"Ah! Terimakasih." Sakura mengambil kotak bekal yang berisi nasi goreng seafood dengan telur setengah masak serta hiasan berupa timun dan tomat. Membukanya lalu memakannya dengan lahap. Masakan Gaara adalah yang terbaik. Ia kadang bertanya-tanya kenapa sahabatnya itu tidak menjadi seorang chef saja. Malah ingin menjadi dokter sama sepertinya.
"Apa mereka menyakitimu? Aku akan menghajar mereka untukmu." Kata Gaara seraya menatap Sakura intens. Yang ia maksud disini tentu saja Sasori dan Sasuke. Dua pria brengsek itu tidak bisa dipercaya. Jika saja tidak ada hukum didunia ini, mungkin si panda merah itu sudah membunuh keduanya sejak dulu.
"Apa maksudmu? Tidak ada yang menyakitiku." Balas Sakura santai Seolah-olah hidupnya tak pernah terusik sedikitpun.
"Jangan berbohong padaku, Saku. Aku kenal dirimu." Gaara menyodorkan botol minum pada gadis itu.
"Aku bisa mengatasinya sendiri Gaara. Seperti yang kau bilang, jika aku tidak sanggup maka aku akan mengatakannya padamu." Ujar Sakura seraya menutup bekal yang telah kosong dan hanya menyisakan sebuah tomat yang mengingatkannya pada sosok Sasuke. Lalu mengambil minum yang disodorkan Gaara.
Gaara mengambil kembali kotak bekalnya. Beranjak dari duduknya kemudian mengusap puncuk kepala gadis itu seperti yang biasa ia lakukan jika ada kesempatan. "Aku percaya padamu."
"Berapa kali ku harus ku katakan, jangan pernah menyentuhnya." Tepisan kasar Sasuke layangkan pada pemuda merah itu.
"Apa semua orang harus menuruti semua yang kau katakan, Uchiha?" Sinis Gaara. Baginya pemuda Uchiha itu terlihat seperti bajingan diktator yang suka mengatur orang lain, dan jika tidak dituruti maka Uchiha itu akan berubah menjadi monster.
"Jika kau tau posisimu maka kau akan melakukan seperti yang ku katakan, Sabaku."
"Harusnya aku yang bilang begitu. Memangnya kau siapa?" Pancing Gaara.
"Aku jelas kekasihnya. Dimana telingamu itu saat orang-orang sudah mendengar hal tersebut?"
Gaara bertepuk tangan dengan senyum sinis. "Kekasih? Apa maksudmu? Bukankah kekasihmu itu adalah nona Hyuga? Kau selalu mengekorinya kemana pun dia pergi, benar?"
Sasuke mencengkram kerah pemuda itu marah, "Jangan membual. Pikirkan apa yang akan kau katakan Sabaku."
Gaara mendorong bahu Sasuke kuat hingga cengkraman dikerahnya terlepas. "Tanpa kau beritahu pun aku selalu memikirkan apa yang akan aku katakan. Bagaimana denganmu? Apa kau sudah memikirkan konsekuensi dari semua perbuatanmu?"
"Aku tau semuanya Uchiha. Berhentilah berpura-pura. Tak semua orang bisa dibodohi."
"Gaara kembali ke kelasmu. Sebentar lagi bel masuk." Perintah Sakura. Gadis itu sedikit muak dengan pertengkaran yang menarik banyak perhatian itu. Apalagi namanya ikut terseret sebagai penyebab perkelahian mereka.
"Baiklah. Jaa~"
"Aku tidak su..."
"Diamlah Sasuke. Aku tidak butuh pendapat siapapun sekarang." Potong Sakura cepat lalu kembali duduk depan tenang kala seorang pria paruh baya memasuki kelas. Berdebat dengan Sasuke hanya akan membuat suasana hatinya buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLDING TIGHTLY
RandomHubungan yang mulanya harmonis menjadi retak seiring waktu. Janji tuk selalu bersama seolah hanya bualan semata. Sasuke, pemuda dingin tapi perhatian itu perlahan jatuh hati untuk seorang gadis yang hadir diantara keduanya. Sakura, gadis berkepribad...