#6

1.1K 139 6
                                    


♥️
'Staring at the bottom of your glass'


.
.
.

"Toneri-kun!" Panggil Sakura saat sosok pemuda bersurai putih itu lewat didepannya.

Toneri menghentikan langkahnya lalu menatap teman barunya itu dengan satu alis terangkat. "Ada apa?"

"Ini." Sakura menyodorkan sebuah jaket berwarna abu-abu. "Terimakasih karena meminjamkannya padaku dan aku sudah mencucinya."

Toneri tersenyum simpul lalu mengambil jaket miliknya. "Sama-sama. Dan terimakasih telah mencucinya."

"Itu memang seharusnya yang ku lakukan, jangan berterimakasih."

"Senang melihatmu tersenyum lagi." Tepukan pelan ia berikan pada puncuk kepala gadis itu. "Kalau begitu aku duluan ya, Kakashi-sensei memanggilku. Jaa Sakura-chan."

Sakura mengangguk lalu kembali berjalan. Tak beberapa lama ia berhenti lalu berbalik. Dengan langkah tergesa ia kembali berjalan menuju kelasnya. Ia melupakan note book miliknya.

"Aku tidak bisa Sasuke-kun."

"Kita bisa mencobanya."

Langkah Sakura memelan seiring suara antara laki-laki dan perempuan itu semakin terdengar.

"Kita tidak bisa. Kau sudah memiliki Sakura-chan, aku tidak ingin merusak hubungan kalian." Sakura meremat rok yang ia pakai hingga menjadi kusut.

"Kau tidak bisa karena kau mencintai dobe, kan?"

Cukup lama Sakura menunggu namun tak kunjung ada suara yang menjawab pernyataan itu.

"Jawab Hinata, aku tau kau menyukai dobe. Tapi sayangnya dia tidak menyukaimu. Dia hanya menyukai Sakura."

"Aku tau..."

"Kalau kau tau kenapa masih bertahan hm? Biarkan aku yang menggantikan posisi dobe dihatimu."

"Lalu Sakura-chan?"

"Dia akan bersama dobe, dia sangat mencintai Sakura. Aku yakin mereka akan bahagia seperti kita."

"Aku..."

"Katakan ya Hinata. Maka aku akan memutuskan Sakura."

"Aku butuh waktu Sasuke-kun."

"Baik. Tapi ingat, aku akan selalu menagih jawaban itu."

Kata-kata itulah yang terakhir masuk ke dalam gendang telinga Sakura. Yang ia lakukan sekarang hanya berlari menuju tempat mobilnya berada.

Dengan kasar ia menutup pintu mobil lalu melajukan mobilnya membelah jalanan konoha. Tanpa arah dan tujuan namun membawanya ke sebuah bukit hijau yang tak jauh dari sekolah. Berjalan pelan lalu mendudukkan dirinya dibawah pohom besar. Kelopak yang melindungi batu emerald itu menutup bersamaan dengan air mata yang meluncur jatuh.

"Hiks... Kenapa semuanya berubah..." Isak gadis itu lirih.

"Aku mencintainya, membuatku sulit untuk melepaskannya. Apa aku bodoh?"

"Ya aku ini bodoh hiks... Aku lemah..." Sakura menjambak rambutnya kuat guna menghilangkan emosi yang mencoba untuk menguasainya.

"Hentikan itu, jangan menyakiti dirimu..." Sebuah pelukan membuat tubuh mungil itu menghangat. Surai merah panjang bergerak tertiup angin. Memberikan rengkuhan penyemangat untuk seseorang yang berada didekapannya.

HOLDING TIGHTLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang