Jungkook melenguh tertahan karena tenggorokannya yang kering. Setelah beberapa saat tersadar dari pingsan, ia baru menyadari bagaimana kondisinya saat ini. Meskipun matanya tertutup kain dengan sebuah gangball menyumpal mulutnya, ia bisa tahu jika ia sedang terbaring di atas kasur yang sejuk dan empuk.
Namun fakta itu tak berarti sama sekali. Dengan kedua kaki dan tangan terikat pada sudut-sudut ranjang, pergerakannya sangat terbatas. Hawa dingin air conditioner dan sensasi kala tubuhnya yang tak dilapisi apa-apa bergesekan dengan seprai, membuat ia menggeliat tak nyaman.
Lalu slave neck yang terbuat dari logam mengikat lehernya, juga memiliki untaian rantai yang tersambung dengan penjepit yang terpasang kuat di kedua putingnya. Dadanya terasa sangat perih dan panas. Belum lagi lubang analnya yang terasa keram karena sebuah neko tail bersarang didalam sana.
"Sudah bangun?"
Suara baritone Taehyung yang mengalun didalam ruangan kedap suara itu mulai memasuki indra pendengaran Jungkook, membuatnya terdiam. Ia tidak tahu ada di mana dia sekarang atau yang terjadi sampai ia seperti ini. Perlahan Taehyung menaiki ranjang dimana Jungkook terbaring, mengusap surai hitamnya hati-hati. Taehyung tidak menyangka keponakannya akan bisa sesempurna ini.
Wajah malaikat, senyum yang memikat, dan jangan lupa dengan tubuhnya yang selalu terlihat berisi nan sedap. Tangan Taehyung semakin turun dan sampai pada puting kiri Jungkook yang tampak membengkak dengan warna merah yang menggairahkan.
"Mhh.."
Jungkook berusaha berteriak saat merasakan putingnya di tekan dan di remas begitu kasar. Namun yang keluar hanya suara tak jelas karena gangball besar yang menyumpal mulutnya. Rasanya ingin muntah saja. Ia menggerakkan tubuhnya tak nyaman dengan semua situasi ini. Badannya panas dingin dengan keringat yang mengalir di wajahnya.
Sentuhan itu turun ke bawah, tangannya menyentuh penis kecil yang mulai ereksi itu. Ia terkekeh sendiri. Padahal miliknya tak sekecil milik Jungkook saat masih duduk di bangku menengah pertama dulu. Namun Taehyung juga suka lubang anal Jungkook yang sempit dan berwarna cantik itu.
Tangan besar Taehyung meremas penis kecil itu dengan gemas dan kasar. Ingin sekali rasanya memainkan benda itu sepanjang hari.
"Bagaimana sekolahmu? Jimin bersikap baik, kan?"
Sekarang Jungkook ingat. Jimin adalah sepupunya. Namja manis dan imut yang tadi sore memberikan air mineral kepadanya mengingat cuaca panas sekali. Setelah itu Jungkook merasa lemas dan tak bertenaga. Dengan sisa-sisa kesadarannya, ia melihat tubuhnya dimasukkan kedalam sebuah mobil hitam. Dan Jungkook baru sadar itu adalah mobil Taehyung, paman kandungnya yang berumur 27 tahun. Berbeda 12 tahun dengan Jungkook.
"Pamanh.."
"Kenapa, sayang?"
Jungkook mual mendengar panggilan itu. Menjijikkan. Sementara Taehyung masih asik meremas, menarik, mengguncang bahkan mencubit penis Jungkook. Taehyung melepas ikatan kain yang menutupi pandangan Jungkook. Dengan begini ia bisa melihat mata malaikat keponakannya yang mulai terbuka, memandang dirinya dengan perasaan campur aduk. Taehyung mendekatkan wajahnya, menikmati bagaimana Jungkook tersiksa. Lalu tersenyum kecil sebelum mengukir jejak merah ke unguan di leher Jungkook yang kini membelalakkan matanya karena kaget.
Taehyung mengambil bantal dan berpindah duduk di antara kaki Jungkook. Ia menggunakan bantal itu untuk mengganjal pinggang Jungkook, untuk memudahkan aksinya. Sekotak sex toys sudah mengonggok di sampingnya.
"Nhh.."
Jungkook mendesah. Pamannya itu mendorong ekor kucing yang tertancap di lubang analnya agar lebih dalam. Taehyung bahkan menarik dan mendorongnya sesuka hati. Ia benar-benar menikmati ini. Sekali lagi Taehyung mendekatkan wajahnya ke tubuh Jungkook, ke arah selangkangannya. Jungkook yang terkejut menggerakkan badannya gusar dan sukses membuat Taehyung geram.
KAMU SEDANG MEMBACA
||21+|| Bangtan One/More Shot
De TodoDunia pelangi penuh fantasi. -Zen #1 - jungkookbottom / 28 Aug 2020 #1 - taehyungbottom / 28 Okt 2020