Dom. Jeon Jungkook
Sub. Park Jimin
Request by Anantaa_19Ada yang berbeda saat mata bulat seperti purnama itu memandang mata Jimin yang sipit seperti bulan sabit. Memandang senyumnya yang seperti penyemangat hari. Meski dari kejauhan, meski dari kegelapan, ia masih bisa memandang Jimin dari persembunyian.
"Jim, kau pulang naik apa?"
Yang ditanya menoleh, melepaskan topi karyawan yang sedari pagi menutup surai merah mudanya. Terlihat begitu anggun dan lembut disaat bersamaan.
Blitz
Eksistensi sempurnanya berhasil diabadikan dalam jepretan kamera. Tanpa diketahui olehnya.
"Aku jalan kaki, hyung. Ada apa?"
Pemuda yang tadi menanyai Jimin melirik arlojinya, sudah pukul lima lebih. Memandang matahari dari kaca swalayan yang sudah mulai turun dari singgasana, mempersilahkan malam untuk mengambil alih masanya.
"Sudah senja, mau ku antar?"
Jimin berpikir sejenak, "Tidak merepotkan? Arah pulang kita berbeda, hyung."
Pemuda yang dipanggil 'hyung' oleh Jimin itu tersenyum tipis, cekungan di kedua sisi pipinya terlihat jelas. Cacat yang begitu memikat.
"Tidak, aku malah takut jika kau nanti pulang sendiri."
Jimin menunduk, tersipu. Saat sebuah tangan besar dan hangat mengusap kepalanya lembut, usapan sayang dari pemuda yang lebih tinggi darinya.
Ia ingin lebih dalam berharap, namun takut jatuh dan terperangkap. Takut jika yang ia harapkan berakhir penyesalan. Dan membuat status 'teman' mereka menjadi canggung. Cukup seperti ini saja, afeksi layaknya seorang kakak kepada adiknya membuat Jimin sedih dan senang bersama-sama.
Sedih karena hanya di anggap adik.
Senang karena setidaknya Jimin bisa mendapatkan perhatian yang ia inginkan.
Namun Jimin tak tahu, ada yang tak suka melihat kejadian itu. Ada yang benci, tak ingin itu terjadi. Namun hanya bisa diam, memandang dari balik bayang-bayang. Berkamuflase dengan celana jeans serta hoodie hitam. Siapapun tidak akan tahu jika ia tengah berada di sempitnya gang.
Menggenggam kamera nya erat, giginya bergemeretak. Menahan emosi yang entah sejak kapan semakin menjadi-jadi ketika melihat Jimin bersama yang lain. Mata bulatnya tak menampik fakta jika ia memiliki tatapan setajam elang.
Melangkah pergi, menyiapkan apa yang seharusnya ia siapkan.
~¤~
Namjoon, seorang dokter muda yang bertugas di rumah sakit yang berada tepat disamping swalayan dimana Jimin bekerja. Sering membeli disana juga. Selain karna faktor lokasinya yang dekat dengan rumah sakit, menurut Namjoon karyawan disana begitu ramah."Terima kasih, Namjoon hyung."
Sekali lagi Jimin membungkuk setelah keluar dan menutup pintu mobil yang tadi dinaikinya. Tersenyum begitu manis kepada seseorang yang masih berada dibalik kemudi.
"Sama-sama,"
"Hati-hati di jalan,"
Dan lagi-lagi wajah Jimin merona saat ucapannya barusan dibalas anggukan singkat beriring senyum yang memabukkan. Namjoon, yang tadi mengantar Jimin itu melambaikan tangan sebagai perpisahan dan Jimin membalasnya antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
||21+|| Bangtan One/More Shot
AléatoireDunia pelangi penuh fantasi. -Zen #1 - jungkookbottom / 28 Aug 2020 #1 - taehyungbottom / 28 Okt 2020