"Aldi?" Tidak sengaja nama itu keluar dari mulut Kena. Dia segera mengatupkan mulutnya.
"Cara lo ngelempar bola tadi salah." Aldi tersenyum manis. "Seharusnya seperti ini mainnya." Laki-laki itu memperagakan cara melempar bola basket yang tepat. Kedua tangannya memegang bola, sedangkan satu kakinya sedikit menekuk ke bawah. Aldi melempar bola sambil melompat pelan. Bola itu meluncur ke dalam ring dengan cepat tanpa bergulir di atas ringnya.
Kena bertepuk tangan, memberi tanda jempol kepada Aldi.
"Mau gue ajarin?"
"Eh?"
Tanpa menunggu jawabannya, Aldi memberi bola itu dan membantu Kena melempar bola basket dengan cara yang benar. Jantung Kena berdegup kencang saat kulit tangan Aldi menyentuh punggung tangannya. Terasa hangat dan membuat nyaman.
Kena menggeleng pelan. Nggak, gue nggak boleh gini. Fokus, Ken! Fokus!
Aldi berdiri di belakangnya, "Jadi, posisi waktu lo ngelempar harus kayak gini." Laki-laki itu mendorong pelan tubuh Kena ke bawah dengan pundak tegapnya. Sebenarnya meminta Kena menekuk kakinya, tapi karena hilang fokus Kena malah membungkukan tubuhnya.
Butuh waktu lama agar posisi tubuh Kena benar. Kemudian, Kena mencoba melempar bola itu dan yang terjadi bola itu masuk ke dalam ring.
Yes!
Kena mengepalkan tangan ke udara. Berkat bantuan Aldi, dia berhasil memasukan bola itu ke dalam ring.
"Itu baru bener!" Aldi bertepuk tangan. Senyumnya tercetak jelas di wajahnya.
"Makasih. Semua berkat lo. Lo lebih keren dari Vino."
"Pujian yang berlebihan, tapi gue seneng."
Kena tertawa pelan.
"Gue balik ke kelas dulu. Udah mau bel, nih," kata Aldi melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Oh, iya, ya? Ya udah, gue juga mau balik kelas. Dah." Kena melambaikan tangan ke arah Aldi. Kemudian berlari menuju kelasnya.
Rasanya sangat berat berpisah dengan Aldi. Perasaan yang benar-benar aneh bagi seorang Kena yang baru mengenal sosok laki-laki itu. Bukan karena paras tampannya, melainkan perasaan nyaman saat bersamanya. Mungkin perasaan inilah yang dirasakan siswi-siswi ketika bersama Aldi.
***
Sepulang sekolah Kena mampir ke tempat latihan tolak peluru. Di sana adalah tempat favoritnya setelah kantin. Kena bergabung di klub tolak peluru sejak semester awal kelas dua belas. Kira-kira sudah tiga bulan dia bergabung di klub ini.
Kena mengambil peluru, meletakannya di telapak tangan bagian atas. Kena mengayunkan kakinya, lalu berlari pelan, saat mulai melempar dia mendarat menggunakan kaki kanan dan mencondongkan tubuh ke arah kanan. Peluru meluncur deras, jatuh di tanah dengan jarak cukup jauh.
Kena menghabiskan waktu selama satu jam di tempat latihan. Setelah merasa puas dengan pencapaiannya hari ini, dia memilih istirahat sebelum pulang. Beberapa anggotanya juga masih memilih berada di sana.
"Kalau gue nggak salah denger, kemarin lo pulang bareng Aldi, ya? Beneran itu?" Pertanyaan itu dari salah satu teman satu klub dengan Kena. Pertanyaan yang ditujukan pada teman di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masih Koma Belum Titik [END]✔
Teen FictionBerawal dari pertemuan pertama di lapangan basket, Kena untuk pertama kalinya bertemu dengan Aldi, salah satu siswa populer di sekolahnya. Hingga pada pertemuan selanjutnya, saat kunjungan industri yang diadakan sekolahnya, membuat hubungan Kena dan...