[KOMA] BAGIAN 20

25 3 0
                                    

°•°¤ playlist for you ¤°•°

terpikat senyummu by idgitaf
lantas by juicy luicy
Misellia by akhir tak bahagia

***

Sudah tiga hari ini Kena sering berkunjung ke rumah Aldi untuk menemani Tante Hani. Kena tidak pernah bertemu Aldi semenjak kejadian saat itu. Dia sadar, bahwa cowok itu sengaja menghindarinya.

Seperti hari ini, Aldi berangkat duluan sebelum Kena menginjakan kaki di rumahnya. Aldi sudah berangkat subuh tadi. Lebih rajin daripada satpam sekolah.

Acara perkemahan dilaksanakan selama dua hari satu malam. Jadi, besok sore anak-anak Nusa Bangsa sudah bisa pulang. Makanya, besok Kena berniat pulang agak sore supaya bertemu Aldi.

Kena hanya ingin menyelesaikan masalahnya. Karena lebih cepat lebih baik.

[Halo, Ken] suara Letta memanggil di seberang telepon.

[Iya, kenapa?] Kena menatap layar televisi, mengganti saluran acara televisi tanpa tujuan. Pikirannya sedang berada dalam dimensi lain.

[Sumpah gue enek parah lihat cewek itu deket-deket Aldi. Gue lihatnya malah kesannya ganjen banget!]

"Lo nelepon gue cuma buat ngomongin ini doang? Emang lo lagi nggak ada jadwal."

[Hey, Baby, sebelum berangkat ke perkemahan ini gue udah janji ke lo bakal jadi mata-mata antara Aldi sama Vanesh--oh ya, gue baru tahu dia namanya Vanesh, gila! Hal sepenting itu bisa-bisanya gue lupain.] celoteh Letta panjang lebar ditanggapi helaan napas Kena.

Vanesh. Nama perempuan yang pernah Kena dengar ketika dirinya masih di Bandung. Sepupu perempuan Karel sekaligus sosok cewek yang menjadi pemisah hubungannya dengan Karel.

Kehadiran Vanesh seperti sebuah bencana, memorakporandakan sebuah hubungan pertemanan, tapi aneh bila Kena terlalu menyalahkan kehadiran Vanesh. Karena, Vanesh tidak paham situasinya, ini hanya persoalan untuk dirinya sendiri. Kena harus bertahan, bukan memilih pergi seperti kejadian ketika dia masih kecil.

Suatu kedewasaan diri bukan dilihat dari angka yang terus bertambah melainkan cara bersikap dalam menghadapi berbagai macam situasi. Kena menyadari sikapnya dulu seperti itu mengingat dia masih kecil. Sekarang Kena sudah dewasa, dia tahu baiknya apa yang harus dilakukan.

"Makasih, Let, buat infonya. Dah, mending sekarang lo fokus ke acaranya."

[Serius nih hati lo aman-aman, aja? Ini Vanesh mulai aktif, lho, Bund.]

"Apa yang dia lakukan bukan hakku buat melarang atau ikut campur. Karena posisiku dengan Aldi hanya teman, Let."

Lette terdiam sebentar, kemudian berdeham, [Oke deh. Gue paham, tapi sekali-sekali kalau ada perasaan mengganjal di hati lo jangan segan-segan buat cerita ke gue. Meskipun kadang gue teman paling ngeselin, tapi mau gimana pun gue tetep teman lo yang bakal dengar curcolan lo.]

"Baik, Bu Bos." Kena tertawa, bersyukur memiliki teman seperti Letta meski dia masih belum bisa terbuka kepadanya. "Jaga kesehatan di sana. Baik-baik sampai pulang ke rumah, lho, ya."

[Siaaap. Laksanakan!]

"Night, Lettaaa!"

"Good night too, Baby!"

Kemudian panggilan itu terputus.

Kena menarik napas lalu mengembuskannya.

Mencintai diam-diam adalah hal yang menyenangkan, namun sekaligus menyakitkan. Kena ingin memutar waktu di mana dia belum mengetahui perasaannya sendiri terhadap Aldi. Karena ketika kamu mulai menyadari bahwa kamu sedang jatuh cinta, akan ada berbagai perasaan datang menghampiri; kenyamanan, kebahagian, kemudian kesakitan.

Masih Koma Belum Titik [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang