Badan Kena terasa sakit semua. Sepertinya dia kecapekan gara-gara kemarin pergi ke Dufan hingga petang. Bermain berbagai wahana. Memang kemarin tidak terasa capek, tapi sekarang kepalanya terasa ditindih gondam serta kakinya seperti ditusuk-tusuk jarum.
Kena memegang dahinya. Agak panas. Sepertinya dia demam.
Mama masuk ke dalam kamarnya, "Kamu nggak sekolah? Sudah mau jam enam, loh."
"Nggak, Ma. Kena izin sakit. Hari ini badan Kena nggak enak semua terus panas juga." Kena menekuk wajahnya.
Mama menghampiri, mengecek suhu badannya. "Kamu demam, Nak. Sekarang kamu istirahat Mama ambilin obat dulu."
Kena menganggukan kepala, menuruti interupsi mamanya. Menarik selimut hingga leher. Baru beberapa menit memejamkan mata, Mama datang membawa bubur dan obat penurun demam.
"Kamu makan dulu buburnya setelah itu minum obatnya," perintah Mama meletakkan nampan berisi bubur dan obat di atas nakas.
"Iya, Ma."
Meskipun lidahnya terasa pahit, Kena memaksa bubur itu masuk ke dalam kerongkongannya. Selesai menghabiskan buburnya dia meminum obatnya. Terasa pahit tapi rasa itu hilang setelah Kena menegak susunya.
"Kamu istirahat lagi, Sayang. Nanti kalau ada apa-apa kamu panggil Mama," kata Mama mengambil nampan, keluar dari kamarnya.
Kena menidurkan tubuhnya, menarik selimut, lalu melanjutkan tidurnya. Namun, gerakannya terhenti saat ponsel di samping bantal berbunyi menandakan ada panggilan masuk.
Dari Letta?
Ngapain nih anak telepon? Bukannya lagi jam pelajaran?
[Halo] sahut Letta di seberang sana ketika panggilan diangkat Kena.
"Kenapa lo telepon gue? Bukannya lagi jam pelajaran? Lo bolos, ya?"
Ditodong pertanyaan beruntun olehnya, Letta mendengus pelan. [Sori, gue nggak bolos, ya. Ini gue izin ke toilet bentar. Karena ada hal penting yang mau gue tanya ke elo.]
"Tanya apaan?!" seru Kena geregetan.
"Lo pacaran, ya, sama Aldi?!]
What?!
Pertanyaan macam apa itu. Dari mana Letta mendapat pikiran seperti itu. Letta izin ke toilet dan meninggalkan pelajaran hanya ingin menanyakan pertanyaan bodoh semacam itu. Benar-benar tidak waras.
"Ngomong apa sih lo? Ngawur. Sejak kapan gue pacaran sama Aldi? Gila lo ya!" balas Kena tidak habis pikir. Dia ingin memaki temannya.
[Terus maksud postingan itu apa?] tanya Letta antara menanyainya dan bertanya pada diri sendiri.
"Postingan apa lagi? Gue nggak posting apa-apa!"
[Mending lo lihat deh postingan instagram milik Aldi,] pinta Letta. [Eh, tapi, beneran kan lo nggak pacaran sama Aldi?]
"Enggak, Letta. Dibilangin nggak ya nggak."
[Oke. Kalau gitu gue tutup teleponnya. Cepat sembuh ya, Ken. Sampai ketemu di sekolah.] Letta menutup panggilan lebih dulu. Bunyi tut mengisi kamarnya yang lengang.
Kena masih memikirkan perkataan temannya itu. Apa yang di-posting Aldi hingga membuat temannya itu heboh sendiri?
Otaknya masih loading hingga akhirnya dia memberanikan diri melihatnya sendiri di akun Instagram Aldi. Dan, apa yang dia lihat saat itu membuat jantung berhenti seketika. Aldi mem-posting foto mereka saat di Dufan tanpa caption hanya emotikon senyum. Hal itu pasti membuat orang lain salah paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masih Koma Belum Titik [END]✔
Teen FictionBerawal dari pertemuan pertama di lapangan basket, Kena untuk pertama kalinya bertemu dengan Aldi, salah satu siswa populer di sekolahnya. Hingga pada pertemuan selanjutnya, saat kunjungan industri yang diadakan sekolahnya, membuat hubungan Kena dan...