— 0.0 —
Jeongguk meremat surainya frustasi. Berteriak untuk lampiaskan amarahnya, Jeongguk bawa kakinya menendang ke sembarang arah. Begitu kacau hingga beberapa keramik dan guci pajangan mulai berjatuhan dan pecah. Tak peduli bahkan jika kaki atau tangannya mengenai pecahan salah satu kaca.
Taehyung.
Hanya nama itu yang terlintas dalam benaknya saat ini. Ia tidaklah buta akan surat panggilan sidang yang baru saja ia terima. Tapi genap delapan hari Taehyung meninggalkannya, Jeongguk bahkan tak siap untuk sepenuhnya berpisah dengan laki-laki itu.
Terduduk lemah usai ngilu hantam ruas jarinya, Jeongguk hiraukan tangannya yang berdarah usai meninju dinding di sampingnya. Pikirannya penuh. Semua bercampur aduk dengan wajah Taehyung di dalamnya. Juga rasa rindu teramat yang begitu menyesakkan dada.
Kembali pandangi foto pernikahan yang terpajang apik penuhi dinding ruang keluarga rumahnya, air mata itu perlahan keluar beriringan dengan penyesalan. Jeongguk rindu. Rindu dengan senandung kecil Taehyung yang kerap bangunkannya pada pagi hari. Rindu dengan aroma masakan yang buai indera penciumannya kala masuk dapur. Rindu dengan omelan sang suami saat ia lalai dan teledor akan sesuatu. Jeongguk rindu Taehyung-nya.
"Ada apa ini, Jeongguk? Kenapa semua kacau begini?"
Suara sang ibu yang baru memasuki rumah sang anak terdengar begitu terkejut. Beberapa pecahan kaca dengan perabotan yang berserakan jelas terlihat sangat kacau. Jeongguk yang terduduk dengan wajah sembabnya menoleh saat derap langkah kaki sang ibu mengarah padanya.
"Taehyung meninggalkanku, Ma." Jawab Jeongguk tanpa begitu lirih. Bahkan tangannya begitu lemas mengangkat surat panggilan sidang untuk ia serahkan pada sang ibu. "Anakmu ini gagal jadi suami yang baik."
"Lantas kamu mau bagaimana lagi?" Tanya Mama Jeon pada sang anak. "Sebaiknya kamu pikirkan masa depan anak kamu, Jeongguk. Kalau perlu—menikahlah lagi. Mama yakin Yora masih mencintaimu."
"Ma..." Jeongguk berdecak pelan. Bahkan tak dapat tebak apa yang sang ibu pikirkan. Dia masih sangat mencintai Taehyung. Bahkan tidak ingin berpisah dari suami kecilnya. "Aku masih mencintai, Taehyung."
"Apa cinta itu sekarang berguna? Taehyung tak mungkin menggugat cerai dirimu jika dia masih mau bersama kamu, Jeongguk." Mama Jeon kini berjongkok untuk menyamakan dirinya dengan sang anak. "Pikirkan anakmu, Ryuvin. Dia masih butuh kasih sayang kamu dan Yora. Setidaknya tunjukkan rasa tanggung jawab kamu setelah menghamili wanita itu. Untuk urusan cinta—mama yakin akan datang seiring dengan waktu pernikahan kalian. Apa lagi dia mantan kekasihmu dulu."
"Tapi, ma, ak—"
"Dengarkan mama satu kali ini saja, Jeongguk. Kamu tidak bisa terus menerus terpuruk seperti ini. Pikirkan anakmu, dia akan semakin besar dan mengerti. Apa kamu mau jika anakmu tahu kalau ayahnya adalah seseorang yang tidak bertanggung jawab?"
— 0.0 —
"I wish life had a rewind button."
—
—
—
To be continue.
See you later!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐑𝐎𝐊𝐄𝐍 𝐕𝐎𝐖
Fanfiction[1] i let you go. i let you fly. We shouldn't have been married in the first place.