Kelopak Jisoo membola setelah mendengar pernyataan Seulgi. Tapi ia berusaha menyembunyikan raut terkejutnya. Wanita itu masih memasang senyum dengan tampang bingung kepada Jisoo dan Seulgi yang tiba-tiba saling berbisik.
Jisoo merasa lega, setidaknya Seulgi berbicara pelan sehingga hanya dirinya saja yang bisa mendengar. Dengan begitu Jisoo dapat menyusun rencana yang terancang langsung diotaknya.
Jisoo mengeratkan tangan Seulgi. Jisoo melempar senyuman lebar yang terukir diwajahnya. Seulgi nampak mengeryit heran dengan gelagat Jisoo.
"Aku ingin mencicipi kue yang kau buat. Kebetulan lapar sekali habis pulang kerja. Boleh aku masuk?"
Seulgi terperangah. Tak percaya bahwa Jisoo ternyata memiliki rencana diluar dugaan.
Sedangkan wanita itu yang masih setia menahan knop pintu dari dalam—makin kesenangan karena tawarannya semudah itu diterima oleh Jisoo yang notabanenya sulit untuk diajak akrab.
"Tentu saja! Mari masuk!"
Pintu terbuka lebar. Suasana didalam sana terlihat aman-aman saja. Lampu ruangan yang menyala terang, benda ditata rapih dan ketika mereka berdua menginjakan kaki kedalam, bau harum vanilla menyeruak kedalam indera penciuman.
Seulgi menahan pergelangan Jisoo sebentar.
"Kau yakin?" Seulgi menelisik almond Jisoo.
Jisoo menelan saliva kasar lalu mengangguk kepala. Mereka memutuskan kontak mata sebelum wanita itu menyiapkan kue diatas meja.
Seulgi berjengit. Wanita itu selalu tersenyum lebar. Bukannya merasa nyaman, Seulgi malah ketakutan melihatnya.
Senyuman pembunuh—pikirnya.
Akhirnya Seulgi dan Jisoo duduk melingkar di meja makan ketika sang tuan rumah mempersilahkan mereka.
"Silakan di coba, semoga kalian menyukai karyaku."
Dengan ragu, keduanya mengulurkan tangan untuk meraih sebuah cake yang terlihat mengguggah selera. Melahapnya dengan tenang.
"Bagaimana? Enak rasanya?" alis wanita itu terangkat tinggi, menunggu jawaban dari Seulgi dan Jisoo yang melahap suapan pertama kue buatannya.
"Manis... boleh ku bawa kerumah?" tanya Jisoo.
Seulgi hanya diam, tidak ingin bereaksi berlebihan karena takut mengundang curiga.
Walaupun memang kuenya manis dan lembut ketika ia mencobanya tapi Seulgi juga tidak tau kan bahan apa saja yang wanita itu campur.
"Senang mendengarnya! Tentu! Akan ku bungkuskan untuk kalian berdua!" Wanita itu berdiri menuju rak lemari, sepertinya hendak mengambil wadah.
Seulgi melirik kearah Jisoo yang daritadi diam saja tapi matanya seperti mencuri pandang kesetiap sudut ruangan disini.
"Ada yang aneh?" bisik Seulgi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ネコ (Neko) - Taesoo
FanfictionApa jadinya kalo Jisoo punya kucing jadi-jadian yang bisa berubah jadi sosok lelaki tampan dalam sekejap? Ini cerita kehidupan seorang wanita perkantoran bernama Kim Jisoo, yang menemukan kucing siluman disamping gedung apartment nya. ©Jichuya