Permulaan

25 2 0
                                    

"Duh, lo ngapain, sih, nelepon gue segala? Mau nanya PR? Gue kagak mau berurusan dengan kimia lagi, Bambang!" cerocos Nessa kesal.

Sementara di seberang sana, Farel sudah menjauhkan handphone-nya dari telinga. Lama-lama telinganya bisa rusak kalau terus-menerus mendengar omelan Nessa.

"Lagian siapa yang mau minta tolong ngerjain PR, Mak comblang?! Main marah-marah aja, sih, lo!" balas Farel tak kalah ngegas.

"Woy, santai bae, lah!" teriak Nessa.

"Lo duluan ngegas!" Farel tak mau kalah.

"Ngegas, ngegas, memang gue motor?" ujar Nessa tak terima.

"Ngeeengg!" Sengaja Farel memancing amarah Nessa dengan menirukan suara motor. Dan benar saja, gadis itu meraung kesal karenanya. "Gue cuma mau nanya, kenapa lo nggak balas chat Rayyan? Itu aja, kok!"

Nessa mendengus. "Kapan Rayyan chat gue? Gak ada, tuh!"

"Ada, paling tenggelam."

"Lo pikir laut bisa sampai tenggelam?"

Terdengar kalau Farel refleks menepuk dahinya. Menahan geram karena mendengar celotehan Nessa. Semakin lama gadis itu malah membuang waktunya yang sangat berharga.

"Coba lo cek," perintah Farel tegas.

Gadis itu menurut dan beralih ke laptop-nya. Kebetulan dia sedang membuka aplikasi WhatsApp di sana.

Tapi beberapa saat kemudian dia malah mendengus karena tak menemukan pesan dari Rayyan. Tak ada pesan dari nomor tak dikenal, hanya ada pesan dari keluarga dan teman-temannya.

"Gak ada, Farel," ucap Nessa kesal.

"Bentar." Terdengar kalau di seberang sana Farel mengetik sesuatu di laptop-nya. Setelah itu dia kembali berkata, "Salah gue, Sa. Maksudnya DM Instagram. Sana lo cek."

"Dasar aneh." Nessa menurut dan segera membuka instagram-nya. Dia masuk ke direct massage dan menemukan sebuah pesan dari akun yang tak ia kenal.

Dia yakin sekali kalau itu Rayyan. Maka dia membuka pesan tersebut. Namun siapa sangka kalau apa yang ditulis Rayyan membuat gadis tersebut bungkam.

- Rayyan -

Rayqa ragu-ragu mengeluarkan sebauh jilbab berwarna hijau tua dari paper bag yang diberikan Aisha dan Nessa kemarin. Dia meneliti jilbab tersebut sejenak. Merasa ragu untuk memakainya.

"Tapi, Sha, banyak orang yang bilang kalau rambut gue itu cantik. Apa gak sayang kalau harus ditutup gini?" tanya Rayqa ragu. Memang pada kenyataan banyak yang memuji rambut bergelombang milik gadis itu. Cantik dan menawan katanya.

Aisha hanya tersenyum. Dia memaklumi sikap Rayqa yang masih ragu. "Qa, harusnya yang cantik itu bukan diperlihatkan, tapi disembunyikan. Rambut itu juga termasuk aurat, dan aurat tidak boleh dilihat oleh orang yang bukan mahram kita."

"Tapi kenapa nggak boleh, Sha?" tanya Rayqa antusias.

"Menutup aurat adalah kewajiban setiap laki-laki dan perempuan mukmin. Kalau diperhatikan aurat perempuan lebih banyak ketimbang laki-laki. Aurat laki-laki hanya dari pusar sampai lutut, sementara perempuan seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan menurut pendapat sebagian ulama." Aisha menjeda penjelasannya sejenak untuk mengambil napas.

"Karena aurat perempuan itu seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan menurut sebagian ulama, maka perempuan diharuskan menggunakan jilbab. Makna jilbab itu sendiri sebetulnya masih dalam perdebatan.  Ada yang mengatakan jilbab penutup kepala sampai dada. Ada pula yang berpendapat jilbab adalah kain penutup seluruh tubuh, dari kepala sampai ujung kaki. Perintah untuk menggunakan jilbab ini didasarkan pada firman Allah surat al-Ahdzab ayat 59, Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak perempuan, dan perempuan-perempuan mukmin agar mereka mengulurkan jilbabnya. Dengan demikian mereka lebih mudah dikenal dan mereka tidak akan diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. Yang menarik dalam ayat ini adalah tujuan mengulurkan jilbab agar perempuan mukmin tidak diganggu dan lebih mudah dikenal."

Nerasha {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang