Perubahan

26 2 0
                                    

Rayqa sedikit risih ketika semua murid tanpa henti menatapnya dengan tatapan heran. Bahkan beberapa ada yang berbisik.

"Lihat, deh, tuh, Rayqa. Kesambet apa, ya, dia?"

"Aneh banget si Rayqa hari ini."

"Jangan-jangan dia cuma mau caper lagi."

"Iya, ya. Hari ini tertutup, besok udah terbuka lagi.

Apakah ada yang salah dengan cara berpakaiannya? Dia melirik Aisha yang tengah fokus mengerjakan soalnya. Cara berpakaiannya sama seperti Aisha. Tapi Aisha tak pernah ditatap seperti itu oleh murid-murid lain.

"Kenapa, Qa?" tanya gadis berjilbab itu. Rayqa yang sejak tadi melirik Aisha menjadi salah tingkah. "Mau tanya sesuatu?"

"Nggak, Sha. Cuma ... kenapa, ya, kayaknya semua orang gak suka perubahanku?"

"Qa, gak semua orang bakal mendukung kita kalau mau hijrah. Pasti ada saja yang menjadi penghalang. Kita yang harus istiqomah. Kamu jangan khawatir, masih banyak orang yang mendukung kamu untuk berubah menjadi lebih baik lagi," sahut Aisha seraya mengusap punduk Rayqa lembut. Gadis itu hanya mengangguj pelan dan mengusahakan diri untuk tersenyum.

Ternyata memang tidak mudah.

- Fatih -

Bel istirahat berbunyi. Seluruh murid berbondong-bondong merapikan barang-barang mereka. Menyebar ke penjuru arah. Ada yang pergi ke kantin, lapangan, Musala, atau perpustakaan. Sementara para guru secara serentak kembali ke ruangan mereka dan berisitirahat sebelum kembali mengajar.

Rayqa bergegas mengikuti langkah Aisha yang menuju ke luar kelas. Seperti biasa gadis itu membawa mukena berwarna putih bersih. Rayqa bisa menebak kalau gadis itu akan pergi ke musala seperti biasanya.

"Lo mau salat dhuha, kan, Sha?" tanya Rayqa. Aisha menoleh, lantas mengangguk.

"Kamu mau salat juga? Yuk, sama aku. Di sana ada mukena, kok," kata Aisha pelan. Mendengar ajakan itu, Rayqa menggaruk kepalanya. Tampak berpikir sejenak.

"Salat dhuha, kan, salat sunnah. Kenapa lo lakukan tiap hari?" tanya Rayqa penasaran. "Kan, yang wajib cuma lima salat saja."

Kalau ditanya perihal agama, tentu saja Aisha akan berbaik hati menjelaskan, "Jadi gini, Qa. Manfaat dari salat dhuha itu banyak sekali. Kamu mau tahu, nggak?"

Rayqa mengangguk penuh antusias.

"Salat dhuha memiliki manfaat untuk melancarkan rezeki kita. Salah satunya yaitu akan dicukupkan kebutuhannya di akhir siang. Hal ini telah disebutkan dalam sebuah hadist Rasulullah SAW, dari Nu'aim bin Hammar Al Ghathafani, Rasulullah Shallallahu a'laihi wa sallam bersabda, "Allah Taala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat rakaat sholat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang.", hadist riwayat Tirmidzi."

"Seseorang yang rajin salat dhuha, maka ia akan diampuni dosanya oleh Allah SWT meski sebanyak buih di lautan. Hal tersebut telah tertulis dalam hadist riwayat At-Tirmidzi dan Ibnu Majah. Artinya, "Siapa yang membiasakan (menjaga) salat dhuha, dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan." Lalu, Manfaat rajin salat dhuha yang dapat dirasakan yaitu wajah terlihat lebih bercahaya. Hal ini karena seseorang yang rajin salat dhuha tentu juga melaksanakan salat lima waktu. Dengan berwudhu atau mencuci muka sedikitnya lima kali, dapat membuat wajah terlihat lebih bercahaya. Terlebih ditambah dengan pelaksanaan salat dhuha, tentu manfaat tersebut akan makin kamu rasakan."

Aisha berhenti sejenak. Dia berpikir sebelum meneruskan penjelasannya. Menggali sisa-sisa ingatan terkait hal tersebut. Sementara Rayqa masih setia mendengarkan di sebelahnya.

Nerasha {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang