"Niall?"
Yang di panggil menoleh, "Kenapa, babe?"
Aku menggeleng pelan. Bimbang, itulah yang aku rasakan saat ini. Apa benar semua ini hanya halusinasiku? Mengingat sebulan yang lalu aku hampir mati karena ingin terjun ke jurang.
Aku melihat ke arah luar, suasana London cukup sepi mengingat ini masih pukul setengah tujuh pagi, sedangkan kebanyakan orang baru beraktivitas pukul sembilan.
Apa benar Niall adalah kekasihku? Apa aku begitu depresi sehingga aku tidak mengenal kekasihku? Sial, mengapa semua ini tidak normal?
"Niall adalah kekasimu, Laura. Tidakkah kau mengingat itu semua? Rasanya baru tiga hari yang lalu kalian jalan bersama. Aku takut, karena kau terlalu depresi sehingga - Niall awas!"
Ucapan ibu tiba-tiba terpotong. Aku pun sontak melihat ke arah depan, ternyata mobil range rover berwarna hitam sedang melaju dengan kencang dari arah yang berlawanan sedang melaju kencang.
Entah apa yang berada di pikiranku, aku melepaskan sabuk pengaman lalu membuka mobil. Dan seketika, mobil hitam itu menabrak diriku.
Aku tersentak ketika mataku terbuka lebar. Pun aku berdiri dan menyapu ke arah sekitar. Aku melihat mobil Niall sedang berada di ujung jalan, apa mereka selamat? Ku kira begitu.
Tiba-tiba, aku terkejut saat melihat diriku dengan wajah yang penuh dengan darah. Apa aku keluar dari tubuhku sendiri? Tapi bagaimana bisa?
"Lebih baik kau ikut bersamaku, kita akan hidup tenang bersama disini, selamanya." Aku mendengar langkahan kaki mendekatiku.
Pun aku menoleh ke arah si pemilik suara, aku sudah tahu siapa pemilik suara itu, suara seksi itu.. "Harry?"
*
tanggapan kalian tentag ss ini apaasih? hehe