"Haahhh,"Kurang lebih udah lima kali Seungmin menghela napas. Kegiatan berguling-guling di atas kasur ber-sprei hitam polos miliknya jadi satu-satunya kegiatan yang dia lakuin sejak 15 menit yang lalu. Kadang-kadang tatap kosong ke arah jendela, kadang ke arah lantai, kadang juga ke arah langit-langit kamar yang ditempeli sticker glow in the dark.
Dia lagi merenung.
Sore kemarin saat dia harus antar berkas papanya rumah sakit buat Seungmin di hadapkan sama satu kenyataan yang lumayan mengejutkan, dan jelas itu terus terbayang-bayang di pikirannya. Ini tentang Felix yang ternyata di rawat di rumah sakit tempat Papanya kerja. Suatu kebetulan yang mungkin disengaja sama Tuhan.
Apa ini teguran? Begitu pikir Seungmin awalnya.
Dia merasa bahwa dirinya nggak tenang karena selalu terbayang-bayang tentang kelakuannya selama ini. Kenapa dia harus jadi pemeran antagonis bagai di film-film Disney yang dulu sering di tontonnya waktu kecil? Felix sebagai putrinya dan Seungmin adalah si penyihir jahat yang iri dengan kecantikan sang putri. Benar-benar nggak ada beda.
"Apa aku harus berhenti?" Gumamnya pelan. Tangannya mengadah ke atas nampilin jemari lentik yang di hiasi cincin perak polos pemberian Wonpil.
"ㅡMungkin iya." Lanjutnya lagi.
Suara pintu yang terbuka buat Seungmin tolehkan pandangan. Dia buru-buru duduk saat tau yang masuk itu ternyata Wonpil.
"Min," Wonpil duduk di samping Seungmin, buat sang adik secara nggak sadar geser agak menjauh. Ngeliat hal itu Wonpil ngehela napas pelan.
"I'm not gonna hurt you."
"A-apa?"
"Sini deketan."
Seungmin geleng pelan. Tapi Wonpil tetap tarik tangan sang adik mendekat sampai Seungmin benar-benar duduk di sebelahnya.
"Kenapa?"
"Udah makan?" Tangan besar Wonpil usap pipi Seungmin hati-hati.
"Belum."
"Makan gih, udah kakak beliin nasi ayam."
Tumben, pikir Seungmin. Langka sekali kakaknya ini mau repot-repot belikan dia makanan.
"Belum laper." cicit Seungmin. Jemarinya meremas kain celana tidur yang panjangnya nggak sampai selutut.
"Boleh kakak peluk kamu?"
Manik mata Seungmin langsung tatap lurus wajah Wonpil. Pria itu tetap tampan, tapi gurat lelahnya seperti bertambah dua kali lipat. Seungmin bahkan bisa lihat kantung mata sang kakak yang semakin menebal.
Biasanya Wonpil itu tempramen, semena-mena, dan masa bodoh. Dia bahkan nggak segan nampar Seungmin kalau Seungmin tolak apa maunya, tapi sekarang pria itu bahkan minta izin terlebih dahulu cuma untuk peluk dirinya.
"Kenapaㅡ"
"Kakak nguping pembicaraan Papa sama Mama." Potong Wonpil cepat.
"Pembicaraan?"
"Tentang kamu. Mereka bicarain gimana menyesalnya mereka yang udah gagal jadi orang tua yang baik karena selalu bandingin kita. Padahal kamu juga berbakat, kamu pintar, kamu penurut, dan kamu anak yang baik. Itu jadi tamparan keras buatku. Maafin kakak Min, kakak udah ngelakuin hal yang melenceng jauh dari kodrat seorang kakak yang seharusnya. Bukannya dapat kasih sayang, kamu justru tersiksa, maaf."
Mata Wonpil terasa panas. Dia nggak berani tatap sang adik, malu. Kedua tangannya remat erat kain celana bahan di bagian lutut.
"Aku maafin kakak."
KAMU SEDANG MEMBACA
heal me protect me | changlix ✔️
Fanfictionㅡ ❝ kak, tolong jangan kasih perhatian kayak gini kalau kakak sukanya sama orang lain. ❞ ㅡ R E P U B L I S H + R E V I S I ㅡ non baku ㅡ other pairing included (hyunlix, little bit chanjin, and minsung)