Wonyoung emang lagi jalan sama bundanya tapi pikirannya tetep ke maminya. Setiap ditanya Sonia mau apa jawabnya ikut aja, terserah, iya, gapapa.
Sebebernya ini bukan kali pertama Wonyoung ketemu Sonia. Tapi dah berkali-kali setiap Wonyoung pulang sekolah selalu dihadang buat ngobrol. Pertama kali sih masih kabur karna traumanya tiba-tiba muncul lagi. Kelima keenam Wonyoung mulai terbiasa dan nanggepin Sonia hanya seperti ibu-ibu yang sok akrab pas di halte.
Dah puluhan kali Wonyoung ketemu sama Sonia, awalnya Wonyoung dah merasa nyaman dan mulai nerima ibunya lagi. Tapi apa yang terjadi hari ini sepertinya Wonyoung mengubah pikirannya.
Sampe akhirnya Sonia muak sama Wonyoung, dia ngajak di salah satu Cafe. She don't know, cafe yang mereka kunjungi ternyata cabang yang dipegang Sakura.
Sonia duduk dipojokan bareng Wonyoung. Terus pesen, Karna disini banyak mahasiswa jadi it's okay buat Wonyoung sendiri.
"Bilang ke Bunda kalo kamu ga nyaman jalan sama bunda." Protes Sonia untuk pertama kalinya.
"Wonyoung nyaman kok bun."
"Jangan bohong kamu."
"Serius bunda, Wonyoung nyaman sama bunda." Wonyoung meyakinkan Sonia.
"Kamu tuh diajarin apa aja sama Chaeyeon hah? Kamu pikir bunda gatau kalo kamu ga nyaman sama bunda?" Oke kalo udah nyangkut-nyangkut nama maminya, Wonyoung dah masuk mode serius.
"Let's talk comfortably." Ucap Wonyoung yang mulai ga nyaman sama cara bicaranya Sonia.
"Kamu tau ga sih, tanpa sadar kamu dijadiin robot sama dia? Disekolahin tinggi-tinggi dengan umur yang ga pas?"
"Atau kamu tau ga ayah kamu itu dah dijadiin atm berjalan sama ibu tiri kamu."
'Ya gapapa sih toh yang ngurusin gue juga mami gue bukan elu.' Pengen banget ngomong gitu tapi masih inget dia orang tua juga.
"Bunda kenapa sih daritadi ngejelekin mami?"
"Ya karna dia yang bikin kamu ga bisa nerima bunda. Ngerti?" Nada bicara Sonia mulai menaik.
"Kamu tuh ya, masih kecil udah akselerasi. Jangan sekolah tinggi-tinggi. Lagipula ujung-ujungnya tetep jadi ibu rumah tangga."
Ih sumpah ni mak lampir pengen banget gue penggal.
Wonyoung cuma diem aja males nanggepin. Dia bukan anak kecil lagi, dia tau mana yang bener sama mana yang salah. Ditambah orang yang selama ini merawatnya adalah seorang lulusan psikolog dan mendidik seorang Wonyoung menjadi seperti ini.
"Kamu tuh kalo dinasehatin tuh jawab!" Wonyoung ga terbiasa diomelin separah ini.
Ayahnya atau bahkan ibu tirinya selalu mengomel dengan nada rendah tidak setinggi ini. Wonyoung langsung buka hpnya diem-diem menuliskan pesan untuk orang. Sonia terus nenerus menjelek-jelekan Chaeyeon dihadapan Wonyoung. Sampai akhirnya pesan masuk di hp Wonyoung.
"Ga sopan banget kamu. Orang tua lagi ngomong malah mainan hp."
"Bunda nanya apa Wonyoung nyaman sama Bunda? Awalnya nyaman tapi lama-lama engga bun. You make me uncomfortable with you."
"Bun please! After this, Don't talk to me! Bunda selalu bikin emosi Wonyoung naik turun. Jadi setelah ini tolong jangan temuin Wonyoung lagi."
Wonyoung keluar sambil bayar pesenan dia sama ibunya, dia gamau semua hal yang dia punya pemberian orang lain takutnya malah jadi utang budi.
"Kalo bisa sendiri kenapa orang lain?" Pikirnya.
Diluar udah ada Yujin yang bawa motornya Hangyul yang motor laki itu loh tau ga?
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Warmth [Chaeyeon x Changbin]
Fanfiction[18+] °Setiap dari dirimu adalah candu dan aku merindukan itu.° (Manips from ig: @/cat.dog.paws) Laura Chaeyeon yang sejatinya hanya wanita lemah yang bersembunyi dibelakang topengnya. Alasan ia menjadi lemah adalah pria yang ia cintai sejak dulu. P...