❝papa❞｜haikyuu!! verse

↱ sawamura™ ↰

requested by DeaSulistyo♡

“Papa, [Name] mau tanya,” katamu sambil memosisikan diri duduk di pangkuan papamu; Sawamura Daichi. Sikapmu yang kekanakan ini sudah menjadi suatu kemakluman bagi Daichi karena pria itu pikir kedewasaannya tidak diwariskan kepadamu.

Tapi tidak ada siapapun yang mempermasalahkan itu selama sikapmu tidak menimbulkan dampak negatif.

Bibir melengkung tipis ke atas, dengan jemari tangan kirinya menyisir halus rambutmu, Daichi menyuarakan responnya. “Mau tanya apa, hm?”

“Mau tanya, uhm ...,” kamu menyatukan kedua jari telunjukmu di depan dada. “Papa dulu pernah jadi bapak dari sepuluh anak, ya?”

Ekspresi Daichi sontak berubah. “Eh?”

“Itu, katanya Om Shouyou, Papa punya sifat yang kebapakan banget, ‘kan, terus akhirnya jadi bapak dari sepuluh anggota klub voli putra di SMA-nya Papa.”

“Terus ada satu cewek juga yang keceplosan manggil Papa pake ‘Ayah’ juga. Bener nggak, sih, itu?” lanjutmu.

“Eh— yah ....” Daichi tidak bisa berbohong kepada putri semata wayangnya sendiri. “Kalau mau dibilang salah, ya, nggak mungkin karena itu emang udah kejadian—”

“Loh, jadi itu bener-bener? Papa pernah jadi ayah dari sekitar sebelas orang anggota klub sekaligus?!”

“Secara nggak langsung, iya. Soalnya Papa juga kaptennya mereka, Papa harus selalu ada kalau mereka butuh bantuan ataupun bimbingan.”

“Hmm.” Jari telunjuk kamu letakkan ke dagu. “Terus, Pa, satu-satunya temen Papa yang tingkat kedewasaannya sama kayak Papa itu, Om Suga, ‘kan? Bener, ‘kan?”

Baru sekarang, Daichi mulai sweatdrop. Tangan besarnya secara refleks bergerak untuk mengusap leher. “Eh, iya ....”

“Loh, terus kalo Papa yang jadi ‘Ayah’-nya, Om Suga jadi apa? ‘Mama’?”

“Kalau masalah itu, lain kali kamu tanya aja ke Om Noya atau siapalah.”

Kamu menaikkan satu alis. “Ke Om Ryuu nggak boleh?”

“Nggak.”

“... O-oke.”

...

“Eh, Pa.” Kamu membuka suara untuk kedua kalinya. “Bukannya Om Noya sama Om Ryuu itu sama bobroknya, ya?”

“Tapi Tanaka lebih bobrok.”

Wow, jawaban tanpa keraguan.

“Oke, deh ....”

“Memangnya kamu mau tanya ke Noya beneran? Soalan kaya gitu?” tanya Daichi, memastikan niatmu.

“Iya, mungkin? Nggak tau juga. Kalo ada waktu main ke rumahnya, ya, aku tanya-tanya.”