↱ bokuto™ ↰

3.5K 498 150
                                    

requested by ZaikaFukuroo

requested by ZaikaFukuroo ♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senja menjelang malam.

Seorang pria bernama Bokuto Koutarou memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama anak gadis kesayangannya, Bokuto [Name], setelah seharian mendekam di kantor tempat kerja. “Hey, hey, hey, Anakku! Mau makan apa malem ini?”

Kamu menoleh, menatap mata emas membulat mirip burung hantu itu dengan manikmu yang warnanya hampir mirip dengan mata pria itu. “Mau bakso aja, deh, Pa.”

“Loh? Nggak mau yang manis-manis lagi?”

Memang, kamu biasanya meminta dibelikan biskuit atau puding untuk makan malam, tapi hari ini berbeda. Sesuatu yang sempat terjadi dan belum diketahui oleh papamu itulah alasanmu menolak makanan manis.

“Engga. Lagi pengen yang ada dagingnya, hehe.”

Pengutaraan kalimat itu penuh kebohongan, tentu saja. Buktinya, Koutarou langsung mengerutkan dahinya dan menatapmu lebih dekat.

“Dek, kenapa?”

Tanganmu sedikit bergetar. “Kenapa apanya?”

“Kamu nggak biasanya cemberut sampe kayak gitu, lho. Terus juga kamu nggak pernah minta dibeliin bakso kalau bukan pas hari Minggu pagi.” Koutarou meletakkan satu tangannya di pipimu, lalu mengelusnya perlahan, membuat perasaanmu sedikit tenang. “Ada masalah?”

Menghela nafas lelah, kamu memegang tangan Koutarou yang masih terletak di pipimu. “Iya, Pa. Banyak.”

Ini adalah salah satu dari sekian banyak sifat unik yang disukai oleh papamu: kamu tidak pernah berbohong tentang hal-hal yang menyangkut perkembangan diri maupun mentalmu. Kamu selalu membiarkan papamu ikut mengurusi kehidupanmu agar kamu bisa belajar dari sumber yang benar.

Melihat ekspresimu yang masih tampak lemas, Koutarou sekarang memegang sisi-sisi wajahmu dengan kedua tangannya. “Mau cerita?”

“Sekarang?”

Koutarou tersenyum, manis, namun kata-katanya tidak demikian. “Pas Kuroo udah bisa hamil sendiri terus punya anak tiga juga gak apa-apa.”

“Hobi banget nge-bully Om Kuroo.” Kamu tertawa lalu berpura-pura menggelengkan kepala. “Heran aku.”

“Sebagai balesan aja. Soalnya dulu Papa sering diledek sama dia, hahaha.” Papamu lalu membetulkan posisi duduknya jadi lebih rapi. “Dah, ayo cerita.”

“Oke, aku mulai, ya ...,”

“Iya, Sayang.”

“Jadi, siang tadi, ‘kan, ada jam pelajaran penjaskes. Karena jam sebelumnya ada ulangan dan pergantian jamnya itu mepet banget, aku keburu-buru ke restroom dan ganti seragam olahraga.”

❝papa❞|haikyuu!! verseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang