15. Tengah Berjuang

3K 582 88
                                    

Kg tau gimana, tapi kayanya ini bakal alay bgt ahshsbz. I lost my mood for some reason. But I hope u all-still- can enjoy my work. ❤

 ❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kai. Apa kau benar-benar tidak mau pulang ke rumah, hm?"

Jongdae menatap putra sahabatnya itu dengan menyenderkan punggungnya di daun pintu kamar putrinya. Krystal dan Kai ada di dalam sana dengan game mereka. Saling berteriak dan mendorong satu sama lain-dan tidak sekalipun memperdulikan pertanyaan yang Jongdae layangkan sejak tadi.

"Kalau tidak ada yang menghiraukan pertanyaannya, listrik di rumah ini akan dimatikan." ucapan itupun pada akhirnya membuat kedua anak itu menghela nafasnya dan melihat Jongdae dengan tatapan malas.

"Pergilah berbicara dengan daddy ku, sana!" Krystal berdecak kesal. Perempuan yang berusia 3 tahun lebih muda dari Kai itu mendorong sosok yang sudah dianggapnya sebagai saudara sendiri itu dengan menggunakan kakinya. Mengusirnya di saat kedua tangannya masih menekan tombol-tombol di joy stick-nya.

Kai yang merasa terusir pun berdecak dan segera berdiri dari tempatanya untuk berjalan keluar kamar setelah menarik rambut pendek Krystal dengan keras hingga membuat anak itu meneriaki sumpah serapah. Jongdae yang memperhatikan hanya menggeleng dan mengikuti langkah kaki Kai yang sudah melewatinya. Mereka berdua memutuskan untuk duduk di ayunan di halaman belakang rumah Jongdae dengan wajah Kai yang terlihat kusut.

"Aku tidak benci padanya, paman! Hanya kesal!"

Jongdae yang belum memulai apapun hanya bisa menghembuskan nafasnya.

"Paman tahu. Tapi bukankah lebih baik jika kalian berkumpul di rumah dan membicarakan semuanya dengan kepala dingin? Paman kira waktu yang kau butuhkan untuk menenangkan diri sudah cukup banyak, Kai. Paman juga mengerti sekali perasaan mu, karena paman pernah melihat hal yang sama belasan tahun lalu dari papa mu. Tapi kita tidak tahu kebenaran yang sebenarnya dari bibir Putra Mahkota, kan? Kita tidak bisa menghakimi seseorang dari apa yang ingin kita fikirkan tetangnya."

"Paman tetap saja tidak boleh membelanya seperti itu. Mau bagaimana pun dia tidak pernah datang melihat kami."

"Kai."

ASGARDIAN [ChanBaek]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang