8

2.5K 394 20
                                    

“Semenjak Eomma meninggal saat aku berusia 9 tahun. Ayahku berubah menjadi pribadi yang kasar. Bahkan setengah gila karena selalu memukuli kami dengan apa pun setiap kali kami melakukan kesalahan. Walau hanya kesalahan kecil. Sampai akhirnya suatu hari aku kabur dari rumah, membuat Ayahku sangat marah dan menyuruh Eonnie-ku mencariku. Eonnie berhasil menemukanku di pinggir pantai dalam keadaan basah kuyup karena kehujanan. Aku terpaksa ikut Eonnie pulang karena Ayah mengancamnya akan membunuh Lexy, puppy kesayangan Eonnie. Dan bekas punggung ini aku dapat di hari itu. Ayahku memukuliku dengan kayu panas yang memang sudah dia siapkan. Eonnie berusaha menghentikannya tapi sia-sia, Eonnie pun mendapat luka yang sama di sekujur punggungnya. Sampai usiaku 14 tahun, aku dan Eonnie selalu mendapat siksaan fisik seperti itu. Hingga akhirnya Eonnie yang saat itu berusia 17 tahun bertemu dengan Harry. Mereka jatuh cinta dan menjalin hubungan serius. Orang tua Harry yang membantu kami keluar dari rumah neraka itu. Tapi Eonnie menolak untuk melaporkan perbuatan Ayahku kepada pihak yang berwajib. Itulah kenapa aku sangat ketergantungan dengan Eonnie-ku. Karena Eonnie selalu ada untukku. Menjaga. Melindungiku. Disaat tidak ada satu pun yang melindungiku. Walau Eonnie juga merasakan sakit, tapi Eonnie tidak merasakannya dan selalu tersenyum bahkan menyeka air mataku walau dia sendiri merasa sesak menahan tangisnya.”









Jennie termenung menatap Lalice yang tertidur bersandar di sandaran jok mobil yang membawa mereka pulang setelah puas bermain di Seoul Grand Park. Terbesit rasa iba karena kisah ternyata hidup Lalice dan Hong Soo Joo sangat berat. Jennie tersadar saat supir taksi yang membawa mereka mengatakan bahwa mereka sudah sampai.

"Lalice.." Jennie menepuk bahu Lalice dengan pelan. "Kita sudah sampai." Ujarnya yang membuat Lalice langsung bangun.

Sambil menggendong Lili yang tertidur, Jennie pun turun dari mobil di ikuti Lalice.

"Biar aku yang menggendong Lili.." Ujar Lalice yang langsung mengambil alih Lili dari gendongan Jennie.

Jennie hanya diam dan membiarkan Lalice menggendong Lili hingga mereka sampai di kamar apartment mereka. Bahkan Lalice menidurkan Lili di kamar.

"Ajhumma, baegopa.." Ujar Lalice. "Aku ingin ramen." Pintanya sambil keluar dari kamar.

"Kau sangat menyukai ramen?!" Jennie mengikuti Lalice keluar kamar.

"Tidak juga. Sejak aku pertama bertemu denganmu dan meminta kau membuatkanku ramen, itu selalu tertunda. Jadi kau harus menuntaskannya." Jawab Lalice.

Jennie tidak berkata apa pun dan langsung membuatkan ramen untuk Lalice sementara Lalice memperhatikannya dari meja makan.

"Ajhumma.. Apa kau benar-benar tidak akan mengizinkan Lili menjadi model?" Tanya Lalice.

"Aku tidak ingin sekolahnya terganggu." Jawab Jennie dengan singkat.

"Wajahnya sangat cantik. Kau harusnya bangga kalau dunia tahu dia adalah anakmu."

"Dan membiarkan semua orang tahu siapa Ayahnya?! Itu tidak akan terjadi karena aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakiti anakku."

"Haah.. Andaikan Eomma-ku masih hidup, dia juga pasti tidak akan membiarkan Ayahku yang gila menyakitiku dan Eonnie-ku." Ujar Lalice yang berusaha tegar.

Jennie hanya diam mendengarnya dan terus memasak ramen untuk Lalice. Bersamaan dengan itu, Namjoon datang dan dia mengerutkan keningnya melihat Lalice bersama Jennie.

"Hei, Ajhussi.." Sapa Lalice dengan santai tanpa menghiraukan tatapan Namjoon.

"Sedang apa kau disini?" Tanya Namjoon.

"Aku habis berkencan dengan Ajhumma." Jawab Lalice dengan asal.

"Yaaa.. Jennie-yaa.. Kau..."

Back To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang