49

1K 58 9
                                    

Mereka berlima memarkirkan mobilnya di parkiran khusus. Lalu segera masuk ke dalam cafe dan menuju ruangan pribadi.

Mereka memesan beberapa menu dan segera menghabiskannya.

"Kenyang" ucap alisha

"Abis ini mau kemana?" Tanya Manda

"Jalan jalan kuy" usul Alma

"Gass"

"Eh tapi pulang dulu deh, bersih bersih dulu" ucap Amel diangguki keempatnya.

"Yuk pulang"

Lalu mereka Keluar dari ruang pribadi. Saat akan berjalan keluar cafe, mereka terkejut saat ada yang meneriaki nama mereka dari meja pojok.

"WOI KALIAN BERLIMA!!" Teriak Dimas

Secara otomatis mereka menjadi pusat perhatian.

'cantik banget njir'-'

'gila, bidadari uy'

'lo kira ko cantik? Banget anjir'

'kentang mundur'

'cantikan gua'

Dan BLA BLA BLA

"Anjir, si Dimas ngapain teriak begitu" gerutu kelimanya

"Sini woi!!" Teriak Dimas lagi

Mereka menghela nafas dan segera menghampiri kelima

Mereka pun mengobrol, ah hanya Dimas saja yang mengoceh.

S

K

I

P

"Alin"

"Hm?"

"Kau tak ingin kembali? Bukankah urusanmu disini sudah selesai?" Tanya seseorang

"Ya, siapkan jet"

"Baik"

Lalu orang tersebut pergi untuk menyiapkan jet pribadi.

"Ah gw rindu kasur" gumam Alin

Lalu ia segera menyiapkan barangnya.

Pergi keluar mansion sembari mengecek email pada hpnya.

"Nona, jet sudah siap"

"Ya"

Lalu Alina segera menuju jet pribadinya.

S

K

I

P

Indonesia

Alina segera pergi ke mansion setelah tiba di bandara. Diperjalanan tiba tiba ada yang menghadang mobil yang dikendarai Alina.

"Ck"

"Hey, keluar lu!" Teriak salah satu dari mereka

"Menghalangi jalanku saja"

Lalu Alina segera mengambil pisau lipat khusus yang didesain dia sendiri dan memasukkan dalam jaketnya. Alina keluar dari mobil dengan santai dan tetap dengan muka datar dan dinginnya itu.

"Cewe bro hahaha"

"Serahin barang barang lu! Atau ga kita perko*a!" Ancam salah satu dari mereka yang mungkin ketuanya.

"Hm"

"Wah nantangin dia boss"

"Hajarr!" Perintah seseorang yang dipanggil boss

Lalu mereka semua menghajar Alina.

Alina sempat menghitung jumlah orang itu, jumlahnya ada 5.

Alina melawan kelima orang tersebut dengan santai. Tak butuh waktu lama untuk menumbangkan kelimanya.

"Cabut cabut" ucap ketua mereka

Lalu mereka segera pergi dari tempat itu.

"Dih"

Lalu alina segera masuk ke dalam mobil dan melajukan menuju mansionnya.

Di mansion

Kelima remaja perempuan sedang sibuk bercanda gurau setelah mereka jalan jalan. Tak menyadari seseorang masuk dari pintu depan dengan tatapan andalannya.

Amel yang merasa haus bangkit dari duduknya dan pergi ke dapur untuk mengambil minum. Sampai di dapur ia dikejutkan dengan keberadaan Alina yang berada di depan kulkas.

"Alin?" Panggil Amel

Alina menoleh sembari membuka tutup minuman bersoda yang ia ambil.

"SERIUSAN?! KAPAN PULANG?!" teriak Amel kencang sampai di ruang keluarga

Keempatnya yang sedang bercanda terhenti dan segera berlari menuju dapur.

Mereka juga terkejut saat melihat Alina.

"Anjir kapan pulang?" Tanya Neira

"Tadi" jawab Alina dan pergi meninggalkan kelima sahabat nya di dapur

Saat setelah Alina pergi menuju kamarnya, mereka berlima baru tersadar dan segera menyusul Alina .

Namun saat akan masuk, pintu kamar Alina sudah ditutup dan dikunci.

"Anjip dikunci" gerutu alisha

"LIN BUKA WOI!" Teriak Manda

"..." Tak ada jawaban dari Alina

"Udah udah, biarin Alina tidur. Capek pastinya, gw juga tadi ga sengaja liat ada darah di bajunya" ucap Alma

"Darah?" Kaget keempatnya

"Iya, abis berantem mungkin" jawab Alma dan pergi ke ruang keluarga

"Au deh"

Lalu keempatnya menyusul Alma dan melanjutkan candaan mereka.

Di sisi lain

"BRO!" teriak Dimas

Keempat temannya terkejut akan teriakan tiba tiba Dimas. Dan seketika menatap Dimas seakan ingin memakannya.

"Apasi?" Tanya Brian

"Keknya gua suka deh sama Alisha" ucap Dimas

"Buset"

"Serius? Deketin lah" usul Arkan

"Gimana mo deketin temennya galak semua" gerutu Dimas

"Tapi kayaknya si Alisha masih mending daripada kelimanya si" ucap Carel

"Iya, si Alisha kalem" lanjut Brian

"Nanti dah gw pikirin" putus Dimas dan melanjutkan bermain gamenya.























PARAUNTEN AKANG TETEH

VIRAGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang