Hari ini ada pertandingan yang sudah ditunggu-tunggu oleh Wonwoo. Pertandingan ini dapat diikuti oleh siapapun yang tertarik. Wonwoo sudah lama menanti-nanti pertandingan ini sejak sebulan yang lalu. Niatnya dia ingin mengajak kakak tingkatnya untuk ikut bergabung dengannya dalam satu tim tapi dia urungkan niatnya itu setelah melihat nominal hadiah yang akan didapat.
Hadiah yang sangat menggiurkan. Di saat-saat seperti inilah Wonwoo akan lupa dengan kehidupannya. Lupa makan, minum, mandi dan berinteraksi dengan anggota keluarganya. Bahkan untuk sekedar mengecek ponselnya pun tak sempat.
Bunyi ponsel itu mengganggu konsentrasinya. Dia ingin sekali mematikan panggilan atau apapun itu di ponselnya tapi sayang sekali permainan itu tidak bisa dijeda. Wonwoo tidak bisa mengalihkan perhatiannya barang sebentar dari layar komputernya.
Drrt Drrt Drrt
Deringan ponsel miliknya terus-menerus berbunyi semakin membuat Wonwoo tidak bisa fokus karena kebisingan yang dikeluarkan benda persegi panjang itu.
Dia ingin sekali mengutuk orang yang sudah berani-beraninya mengganggu dirinya terlebih di saat penting seperti ini.
Pasti ulah Yerin, pikirnya.
Sudah terhitung hampir 10 menit ponselnya terus berbunyi. Dia merasa kesal dan aneh karena ada orang yang meneleponnya terus-menerus walaupun sudah tidak diangkat.
10 menit itu cukup lama jika kita di posisikan sebagai orang yang menelepon dan panggilan kita tak dijawab. Tapi orang ini? Dia terus meneleponnya.
Wonwoo masih sibuk dengan pertandingannya. Tangannya begitu lincah bergerak-gerak seakan sudah ahli bermain. Padahal faktanya memang benar Wonwoo sudah sangat ahli.
"YESSS!"
Wonwoo berteriak senang saat mengetahui dirinya memenangkan permainan ini. Yang mengejutkannya dia berada di peringkat satu dalam penyelesaiannya. Ckck, sepertinya Wonwoo memang sudah ahlinya di bidang ini.
Dia mengambil ponselnya yang masih terus berbunyi. Melihat nama orang yang meneleponnya.
Dia mengernyitkan dahinya. Ini bukan nomor yang dia kenal. Dia bahkan tidak menyimpannya.
Wonwoo tidak ingin mengangkat tapi ada rasa penasaran akan siapa yang menghubunginya dengan tidak berhenti.
"Halo???"
"Ah, akhirnya dijawab juga. Pa! Papa kemana saja, sih?! Sedari tadi aku sudah menunggumu, pa. Jemput aku di sekolah. Sekolah sudah sepi dan aku kelaparan di sini." kata orang di seberang sana. Dia menggerutu kesal pada Wonwoo yang telat menjawab panggilannya.
"Pa??? Kok diam? Hampir 30 menit aku di sini, pa. Papa tidak kasihan padaku?" lanjut orang itu.
Wonwoo tertawa.
"Kau gila, hah? Penipu. Pasti ini modus."
Wonwoo mematikan teleponnya secara sepihak. Dia menggelengkan kepalanya menyadari bahwa kemungkinan tadi adalah modus kejahatan terbaru.
Drrt Drrt
Wonwoo tetap pada pendiriannya untuk tidak mengangkat. Bisa-bisa dirinya terkena hipnotis dan harta bendanya akan hilang dalam sekejap tanpa dia sadari.
Sebuah pesan terpampang di layar ponselnya. Pesan berasal dari nomor yang sama dengan yang tadi menghubunginya.
Jika kau tidak mau mengangkat teleponku, kupastikan setelah melihat pesanku kau akan sakit perut.
Apa katanya? Sakit perut?
Memangnya dia penyihir? Atau pesulap?
Wonwoo mengabaikan pesan itu.
Dia merebahkan dirinya di atas kasurnya. Baru beberapa menit dia memejamkan matanya, perutnya terasa sangat sakit.
Wonwoo menoleh ke arah ponselnya. Dia tidak percaya apa yang dibilang orang tadi terjadi.
Wonwoo merinding.
Saat ponselnya berdering, dengan cepat Wonwoo angkat.
"Mau apa kau? Kau pasti penipu kan?!"
"Kau gila! Papa, ini aku! Anakmu!"
Percaya atau tidak, perut Wonwoo yang tadinya sakit perlahan menghilang.
"Percayalah! Kau adalah Jeon Wonwoo. Kau memiliki adik bernama Jeon Jungkook yang adalah pamanku. Umur kalian hanya berbeda satu tahun."
Wonwoo terkejut. Tentu saja tapi hal-hal seperti itu bisa saja dengan mudah diketahui kan?
"Lalu siapa mamamu?" tanya Wonwoo penasaran.
"Dia..."
———
huhu aneh gak siiih? ;(
22 August 2020
———
KAMU SEDANG MEMBACA
a gamer and his future
FanficJeon Wonwoo, seseorang yang menggilai video games tiba-tiba dikejutkan dengan datangnya seseorang yang tidak dia duga. Siapakah dia?