BAB 24

2K 398 65
                                    

30 komentar + 100 votes update hari itu juga

Hinata tidak buang-buang waktu. Setelah memasukan ponselnya, dia langsung mencari taksi untuk pegi ke sana. Hinata tahu ada yang tidak beres dengan sahabatnya, jadi dia tidak bisa membuat Sakura menunggu lebih lama.

K2 Bar adalah bar paling terkenal di Tokyo. Sebenarnya Hinata cukup terkejut mengetahui bahwa Sakura mempunyai akses untuk masuk ke sana, karena yang ia tahu diperlukan kartu khusus agar bisa menikmati fasilitas di sana. Tentu saja harganya sangat mahal.

Sesampanya di pintu masuk bar, Hinata langsung disambut oleh pelayan wanita.

“Hyuuga-san?” Hinata mengangguk.

“Haruno-san memintaku untuk mengantarmu ke kamarnya. Ikuti aku.”

Hinata terkejut. Dia tahu bahwa Sakura tidak suka menggunakan kamar untuk melepas kegundahannya. Dengan kepribadiannya yang sedikit kasar, dia lebih suka minum di depan meja bartender seraya mengumpati pelaku sampai puas.

“Apakah kau tidak salah orang?”tanya Hinata.

Pelayan itu terdiam sejenak sebelum menjawab, “ ... tidak.”

Hinata menyipitkan matanya seraya menelusuri penampilan pelayan wanita di hadapannya. Dia tidak tahu apakah karena di luar terlihat gelap atau karena riasannya yang tebal, tetapi Hinata tidak bisa melihat wajah pelayan itu dengan jelas.

“Nona, aku harus melayani pelanggan yang lain, jadi tolong ikuti aku.”ucap pelayan itu.

Hinata menatap curiga pelayan yang sudah membalikan badannya. Mau tidak mau Hinata berjalan di belakangnya.

Ada sedikit keganjalan yang dirasakan Hinata mengenai pelayan itu. Semakin ia mendengar suara pelayan itu, semakin dia merasa pernah mendengar suara itu di suatu tempat. Kepalanya berusaha menemukan memori tersebut, tetapi dia masih tidak bisa mengetahui pemilik suara itu.

Yang tidak mereka perhatikan adalah ada sepasang mata tajam menatap mereka dengan nakal. Mulutnya bergerak ke atas dan segera mengambil ponsel di saku celananya. Pria itu berdiri seraya bersandar santai di meja bar. Tidak lama kemudian panggilan terhubung.

“Ada apa?”

Senyuman Kiba semakin mengembang ketika panggilannya dijawab kurang dari sepuluh detik.

“Coba tebak apa yang barusan aku lihat?”

Naruto mengerutkan keningnya. Sekarang dia dalam perjalanan pulang dari rumah Sasuke. Awalnya dia ingin menyusul ke tempat Hinata berada, tetapi mengingat waktu mereka pasti sudah selesai dengan urusannya. Tidak ada gunanya dia menyusulnya.

Naruto memutuskan untuk menutup panggilan Kiba. Dia tidak ingin menghabiskan waktu dengan hal-hal yang tidak penting.

“He-hei jangan tutup panggilanku! Ini tentang wanita di restoran itu!”

Tangan di kemudi itu kaku. Hanya ada satu nama di pikiran Naruto ketika Kiba mengatakan hal itu. Kemungkinan besar wanita yang dia maksud adalah Hinata. Sedangkan untuk Sakura, Kiba bisa melihat bahwa Naruto tidak tetarik dengan wanita merah muda itu.

“Apa?”

Umpan termakan!

Kiba berseru dalam hatinya. Dia sudah mengira bahwa keberadaan wanita itu tidak sesederhana yang dia pikirkan.

Kiba menjilat bibirnya, “Aku dengar kau memenangkan pelelangan minggu kemarin.”

Naruto sudah mengenal Kiba selama bertahun-tahun. Tentu saja dia tahu apa yang ada dipikirannya. Pria ini selalu memerasnya setiap kali ada kesempatan.

BLACK LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang