BAB 8

3.4K 422 38
                                    

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Naruhina Alternate Universe
...

Setelah menemani Sakura melampiaskan rasa sedihnya, Hinata membawa Sakura ke rumahnya untuk menginap. Sekarang Sakura sedang mandi sementara Hinata sedang berkutat dengan laptopnya.

Hinata duduk bersila di ranjang berwarna lavender yang mendominasi. Dia sedang mengetik beberapa laporan yang harus dikumpulkannya besok. Sesekali ia menggigit kukunya saat kepalanya memikirkan Naruto.

“Apakah aku terlalu banyak berpikir?”ucap Hinata pelan. Hinata menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikian itu. Beberapa saat setelahnya, ponselnya berdering. Dia mengambilnya dari atas nakas.

“Halo, Kurenai-san?”ucap Hinata.

“Hinata, apa kau sudah menyelesaikan laporannya?”

Hinata menggigit bagian dalam mulutnya. Karena masalah Sakura, dia baru saja pulang ke rumah sekitar tiga puluh menit yang lalu. Mereka berdua minum di bar sampai lupa waktu dan baru pulang pukul 9 malam. Belum lagi masalah Naruto yang terus-menerus menggangggu pikirannya membuat Hinata tidak fokus bekerja.

“Aku belum menyelesaikannya.”

Hinata mendengar helaan napas dari sebrang panggilan, “Aku membutuhkan laporan itu dalam waktu dua jam.”tegas Kurenai.

“Ya, ketua tidak perlu khawatir. Aku akan segera mengirimkannya.”

Setelah beberapa kata, panggilan itu diputuskan oleh Kurenai.

Hinata membuang napas kasar. Ia akan kembali mengetik ketika suatu pikiran malah membuatnya membuka jendela pencarian di ponselnya. Dia menulis pertanyaan pada kolom pencarian, kemudian menghapusnya lagi, lalu menulisnya lagi. Begitu seterusnya.

“Apa yang kau ragukan Hinata, ini hanya coba-coba.”ucapnya pada diri sendiri. Dengan ragu-ragu, akhirnya ia menekan tombol ‘cari’.

Butuh beberapa saat untuk memuat laman yang Hinata inginkan. Semakin laman termuat, semakin cepat pula detak jantung Hinata.

‘Apa yang kau cemaskan Hinata!’

Setelah beberapa saat kemudian, laman sepenuhnya termuat. Hinata membolakan matanya saat melihat hasil pencarian. Dia menggulir hasil pencarian sampai bawah. Semua informasi yang Hinata tanyakan tidak jauh dari penyakit mental yang bahkan tidak ia sangka.

Setelah beberapa pertimbangan, dia akhirnya menekan artikel paling atas dan membacanya dengan hati-hati, berulang kali, sampai tanpa disadari Hinata dapat menghapal isi dari artikel tersebut.

Hinata menekan rasa keterkejutan dalam dirinya. Dia menyenderkan kepalanya pada kepala ranjang dan memandangi langit-langit kamarnya.

Hinata kembali menatap layar ponsel yang masih menampilkan artikel yang ia baca, lalu menutup matanya pelan.

‘Mana mungkin dia memiliki penyakit serius seperti itu!’ batin Hinata.

Tepat setelah Hinata membuka matanya, Sakura keluar dari kamar mandi. Wangi shampo miliknya tercium oleh Hinata. Dia teringat kembali pertemuan pertamanya dengan Naruto. Kamar Naruto juga dipenuhi aroma seperti ini.

“Kenapa kau memasang wajah seperti itu?”tanya Sakura heran.

“Bu-Bukan apa-apa.”jawabnya gugup. Hinata buru-buru kembali pada laptopnya. Sebelum mengetik, dia memikirkan wajah sombong dan mendominasi pria itu.

‘Jika dunia tahu, itu benar-benar akan menghancurkan harga dirinya.’

---

BLACK LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang