(18+++)
.
.
.
.
"Naruto.. Terimakasih karena kau selalu memberiku dukungan. Menemaniku ketika aku tak sadar. Aku..""Sakura. Jangan dipikirkan" Naruto memberikan senyumnya, "Bagaimanapun, kau tetap sahabatku. Meskipun aku kecewa pada apa yang telah kau lakukan saat itu"
Sakura tertunduk lesu. Begitu menyesali perbuatannya.
Nyatanya, cintanya berujung pada obsesi yang mengerikan.
Sekarang, setelah semuanya selesai, yang dia dapatkan hanyalah penyesalan.
Menyesal karena telah menyia-nyiakan cinta tulus pria berambut pirang di depannya ini. Menyesal karena lebih memilih obsesi gilanya pada pria yang jelas-jelas tidak mencintainya.
Menyesal sekaligus bersyukur, bahwa Hinata, wanita yang ingin dicelakainya justu memaafkannya.
"Tanganku akan selalu terbuka saat kau keluar dari tahanan ini, Sakura"
Sakura kembali menghadap pada Naruto dari balik kaca penghalang itu, "Terimakasih, Naruto"
Meskipun entah berapa puluh tahun lagi itu akan terjadi.
"Ah. Mulai seterusnya, mungkin aku akan jarang menjengukmu"
"Hm..? Apakah kau sibuk dengan bisnismu..?"
Naruto menggaruk bagian belakang lehernya yang tidak gatal, tersipu malu, "Ehem! Aku harus mempersiapkan pernikahan ku dengan Shion bulan depan hehe"
Sakura terkejut.
Dadanya sakit. Beginikah rasanya patah hati..?
Dia tersenyum kecut dalam hati.
"Ternyata, banyak sekali yang harus dipersiapkan"
Sakura memaksakan senyumnya, "Oh. Syukurlah. Selamat, Naruto-kun! Dia pasti akan menjadi wanita paling bahagia di dunia ini karena bisa memilikimu sebagia suaminya"
"Arigatoo, Sakura" Naruto melirik jam tangannya, "Sakura, aku harus pergi. Jaga dirimu" katanya, masih dengan senyum cerahnya, lalu pergi meninggalkan Sakura.
Selamat tinggal, Naruto kun
.
.
.
.
"Untuk apa kau kemari, Neji..?"
Neji berhenti melangkahkan kakikanya. Sebaliknya, dia membalikkan badannya, mendapati ayahnya yang berdiri tegap tanpa ekspresi.
"Aku ingin menemuinya. Tolong jangan halangi aku, Tousan"
Hizashi menghela napas, "Ikutlah dengan ku dulu. Kita perlu membahas sesuatu"
Neji hanya menaikkan sebelah alisnya, dia hendak memprotes, tapi. . .
"Neji. . "
Peringatan ayahnya yang tegas dan tak terelakkan mengurungkan niatnya. Dengan terpaksa, dia mengikuti ayahnya dari belakang. Masuk dalam ruang kerja ayahnya yang hanya diterangi satu lampu.
Mereka masih berdiri berhadapan, tidak berminat untuk duduk di kursi nyaman di ruangan itu.
"Aku tidak akan meminta maaf untuk apa yang telah aku lakukan. Itu semua demi kebaikan kalian berdua"
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Proposal
RomanceSasuke Uchiha, cassanova tampan yang harus terikat dengan surat wasiat keluarganya. Membutuhkan seorang calon pengantin dengan background bagus, jika tidak, namanya akan terhapus dari daftar keluarga Hinata Hyuuga, Lady dari klan Hyuuga yang ingin...