21 End Game

2.2K 262 15
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

.

Mereka berdua duduk di ruang tengah keluarga Hyuuga, dikelilingi berpasang-pasang mata yang memandang mereka lekat-lekat. Hinata gelisah, menundukkan kepalanya dalam, menggigit bibir bawahnya. Perasaanya kacau, khawatir dan cemas.

Dia tertegun saat tangan kecilnya yang gemetar di atas pangkuannya sendiri digenggam lembut oleh tangan hangat yang jelas dia tahu milik siapa. Kehangatan tangan besar itu memberinya ketenangan yang dia butuhkan. Menghapuskan sedikit kegelisahan dan kegundahan hatinya.

Dia menaikkan sedikit kepalanya, melirik Sasuke dari ekor matanya. Dan detik itu juga, dia merasa takjub dengan ketenangan Uchiha bungsu itu.

Sasuke duduk dengan tegak, matanya tetap mendongak, tatapannya serius. Tidak terintimidasi sama sekali dengan tatapan tajam dari beberapa kepala yang ada disana.

"Surat itu. . ." Itachi membuka suara, merasa jengah dengan perang tatapan dingin dari Sasuke dan Neji yang telah berlangsung beberapa menit yang lalu. "Bisa kalian jelaskan tentang surat itu..?"

Sasuke terlihat menghela napasnya sebelum menjawab pertanyaan Itachi dengan tenang, "Surat itu memang benar milik kami. Tanda tangan yang ada disitu juga tanda tangan yang kami torehkan sendiri" Dia berhenti sejenak, menoleh pada Hinata yang tengah menatapnya takut.

"Sa-Sasuke. ."

Sasuke menyadari kegelisahan Hinata, dia semakin mengeratkan genggamannya, seolah-olah mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja melalui sentuhannya. Lalu dia melanjutkan, "Tapi kami bisa jelaskan. . "

"Pernikahan mereka tidak sah!" Sungut Neji keras, memotong kalimat yang belum keluar dari bibir Sasuke. Semua orang kini mengarahkan matanya pada Neji

"Mereka merencanakan pernikahan palsu ini dan menipu kita semua!" Neji menoleh kepada Sasuke, memandangnya dengan tatapan benci, "Kau pasti memaksa Hinata untuk melakukan hal keji ini. Ancaman apa yang kau gunakan pada Hinata, Sasuke Uchiha..?!"

"Neji. . ." Hizahi bergumam rendah, memperingati anak tunggalnya itu

"Tousan, aku yakin Tousan juga memiliki pendapat yang sama denganku. Hinata kita tidak mungkin merencanakan semua hal-hal laknat itu! Pasti Uchiha itu telah memaksakan kehendaknya pada Hinata. Aku yakin Sasuke pasti. . ."

"Tidak!" Hinata berteriak, membuat semua yang ada disana terkejut. Ini pertama kalainya mereka mendengar suara keras Hinata

Hinata kemudian berdiri, melepaskan pegangan Sasuke di telapak tangannya, "Sasuke tidak pernah mengancamku, Neji nii" Mata amethyst itu menatap Neji penuh kesungguhan

Marriage ProposalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang