17 Get Revenge

2.3K 248 29
                                    

"Gaara! Ayo! Kita tidak bisa membuang waktu"

"Siapa yang membuang waktu, huh..?" Gaara memberengut kesal pada sahabat kuning di depannya ini. Mereka berdua baru tiba di toko kue itu, dan Naruto sudah bertingkah menyebalkan!

Setelah berkumpul bersama dengan Sasuke, Shikamaru dan Kiba di apartemen Shikamaru, mereka bertiga meminta Gaara dan Naruto ke tempat kerja Hinata.

"Apa yang akan kita lakukan disini..?"

Gaara mendelik sebal pada Naruto yang berjalan berdampingan dengannya ini.

Jadi selama ini Naruto hanya ikut saja tanpa tahu maksud kedatangan mereka..???

Gaara dibuat dongkol oleh kelakuan Naruto.

"Bodoh! Tentu saja menanyai pegawai Hinata, Naruto"

"Ah , ya. Kau benar"

"Apa yang harus kita tanyakan..?"

Ingin sekali rasanya Gaara melempar Naruto sekarang juga.

Gaara mengelus dadanya. Sabar, Gaara. Naruto memang bodoh. Kau harus sabar menghadapi sahabatmu yang bodoh ini.

"Sudahlah! Kita lihat saja nanti"

Setelah sampai di dalam ruangan itu, Gaara segera menemui Kurenai-san, yang dia ketahui merupakan asisten kepercayaan Hinata. Gaara dan Naruto mulai menanyakan apapun yang kelihatannya berkaitan dengan kasus menghilangnya Hinata. Meskipun sebelumnya pihak kepolisian sudah menanyai mereka, tapi beruntungnya mereka tidak keberatan saat Gaara dan Naruto kembali menanyakan beberapa hal. Beberapa pegawai yang masih ada di sana juga turut membantu.

Satu setengah jam berlalu, Gaara menghela napas. Begitu juga dengan Naruto. Mereka berdua berdiri di depan pintu toko kue Hinata.

"Apakah informasi yang kami berikan sudah cukup..?" Kurenai menghampiri mereka berdua dengan kunci di tangannya. Lampu toko sudah dimatikan, pintu itu juga sudah terkunci, dan semua pegawai juga telah pulang.

"Kurasa masih belum cukup untuk menyimpulkan kasus ini. Tapi terimakasih atas bantuanmu, Kurenai-san"

"Tidak masalah, Sabaku san. Saya sangat senang bisa membantu" Wanita yang jauh lebih tua dari mereka terlihat gelisah dan khawatir, "Apakah.. Apakah Hinata akan baik-baik saja..? Saya sangat mengkhawatirkan Hinata. Bagaimana jika...."

"Kurenai-san. Kami akan berusaha sebaik mungkin" Naruto tersenyum pada Kurenai, "Pihak Kepolisian juga turut membantu, mereka pasti tidak ingin membuat dua keluarga besar terkenal di Konoha marah bersamaan"

"Anda benar, Uzumaki-san. Saya akan terus berdoa agar Hinata segera ditemukan" Kurenai terlihat sedikit lega, "Jika ada kabar apapun, saya mohon beri tahu saya juga"

"Tentu, Kurenai san"

"Terimakasih, Uzumaki san. Kalau begitu saya akan pulang lebih dulu. Permisi, Sabaku san, Uzumaki san"

Gaara dan Naruto balas membungkuk sopan pada Kurenai. Setelah sosok Kurenai menghilang dari pandangan, Gaara mengambil sebatang rokok dari saku celananya. Menyalakannya dengan korek api, lalu menghirupnya.

"Kita tidak mendapatkan apapun, Gaara" kata Naruto, bahunya melemas.

Gaara menghembuskan kepulan asap rokok itu, "Mau bagaimana lagi. Kita akan bergabung dengan mereka sekarang. Tidak ada gunanya lagi disni"

Naruto mengangguk setuju. Kemudian kedua pria berbeda warna rambut itu mulai melangkah menjauhi toko kue, berjalan ke arah mobil mereka terparkir.

"Tunggu!"

Marriage ProposalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang