10 In The Middle

2.4K 284 8
                                    

"Sasuke kun. Aku membawakanmu bekal, pastinya dengan banyak tomat kesukaanmu" suara manja itu keluar dari bibir yang dipoles lipstik merah. Dia berdiri di samping Sasuke yang masih sibuk berurusan dengan kertas-kertas yang menumpuk di mejanya.

"Aku sudah makan, Sakura" Sasuke mengernyitkan alisnya, merasa risih dengan kehadiran wanita yang tak diundang diampingnya ini.

Sakura tidak menyerah. Dia justru melingkarkan lengannya pada lengan Sasuke. Bergelayut manja tanpa malu. Sudah lama dia tak berada di dekat pria ini. Dia benar-benar merindukan Sasuke.

Sasuke jauh terlihat lebih tampan sejak terakhir kali mereka bertemu. Rahangnya semakin tegas, tatapan tajamnya tak berubah, tubuhnya bertambah tinggi, dan badannya terlihat sangat menggoda.

Berniat menggoda, dia lebih menempelkan tubuh rampingnya pada Sasuke, berbisik lirih di telinga pria itu, "Kau kan hanya makan roti, itu tidak mengenyangkan. Aku bisa menyuapimu, Sasuke kun"

Sedikit kasar, Sasuke menghempaskan tangan Sakura. Dengan suaranya yang dingin dan tatapan tajamnya dia memperingati, "Sakura, pergilah. Jangan menggangguku!"

Karena sudah terbiasa dengan sifat dingin Sasuke sejak kecil, Sakura mendesah, masih tersenyum cerah, "Baiklah. Kalau begitu, bagaimana dengan nanti malam..? kita bisa makan malam bersama, di restoran yang roman.."

"Aku akan makan malam di rumah. Dengan istriku" menekankan kalimat terakhirnya, Sasuke mencoba menahan kemarahannya pada teman masa kecilnya sekaligus mantan kekasihnya ini.

Sakura hanya menganggap enteng peringatan Sasuke. Mengenal Sasuke sejak kecil hingga dewasa, dia tak akan percaya semudah itu dengan pernikahan Sasuke. Sasuke tak pernah percaya dengan cinta. Wanita-wanita yang bersamanya hanya berguna sebagai pemuas nafsunya saja. Begitu juga dengan istri Sasuke sekarang. Sakura yakin itu.

"Aku akan menunggumu sampai kau bosan dengan istrimu itu, Sasuke kun. Kau bisa menghampiriku kapan pun. Rumahku selalu terbuka untukmu"

"Pergilah, Sakura. Sebelum aku sendiri yang menyeretmu keluar!"

"Aku akan menemuimu lagi besok. Jaa, Sasuke kun" dia mengecup pipi Sasuke sebelum keluar dengan santai dari ruangan Sasuke.

Gadis itu sungguh merepotkan!

Sejak kepulangannya satu minggu yang lalu, dia selalu mampir ke kantor Sasuke, membawakannya bekal, mengajaknya makan siang bersama, dan berceloteh membicarakan hal-hal yang membuat kepala Sasuke ingin pecah. Tidakkah dia sadar kalau Sasuke sekarang sudah memiliki istri..?

.

.

.

Hinata mengusap kedua tangannya yang mengenakan sarung tangan, meniup-niupnya dengan mulutnya. Berharap ada sedikit tambahan kehangatan yang bisa didapatnya di tengah dinginnya musim dingin ini.

Dia duduk seorang diri di taman dekat dengan tokonya. Mengamati tiga orang anak kecil yang bermain dengan salju di depannya itu. Mereka terlihat bahagia, membuat orang-orangan salju, lalu sebentar kemudian saling melempar bola-bola salju berukuran kecil. Tawa riang mereka menular pada Hinata, menimbulkan senyum bahagia di wajah cantiknya.

Puk

Lamunan Hinata terhenti saat merasakan tepukan ringan di kepalanya. Refleks, dia menengadahkan kepalanya ke atas.

"Kenapa masih disini..? seharusnya kau sudah pulang sekarang"

"Ne-Neji nii" Dia masih sedikit belum terbiasa dengan kehadiran Neji. Setelah bertahun-tahun menerima perhatian Neji yang berlebihan, masih sulit baginya untuk bersikap normal di depan sepupunya ini.

Marriage ProposalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang