18+
..
Hinata menyandarkan kepalanya di dada bidang Sasuke, mengatur napasnya yang masih terengah setelah permainan panas mereka. Elusan lembut tangan Sasuke di lengan atasnya membuatnya nyaman, dan rileks.
Dia tidak tahu jika hubungan intim ternyata bisa semenyenangkan ini. Jemarinya yang halus menyentuh dada Sasuke, tepat di daerah jantungnya, tempat dia bisa merasakan jantung Sasuke berdetak dengan begitu keras, sekeras detak jantungnya sendiri.
"Sasuke. Aku ingin menanyakan sesuatu"
"Apa..?" Sasuke berujar tenang. Menikmati sisa-sisa pelepasannya yang begitu sempurna.
"Kenapa bingkai foto yang ada di meja itu terbalik..?" Hinata bertanya. Begitu penasaran sejak pertama kali masuk ke kamar Sasuke. Di meja dalam ruangan itu berjejer 2 foto, satu foto yang Hinata yakini adalah foto kecil Sasuke dan Itachi, sedang bingkai foto yang lain dibiarkan terbalik.
"Itu foto keluarga lengkapku saat masih kecil, ayah, ibu, aku dan Itachi"
Sasuke menarik napas panjang dan melanjutkan, "Ayahku menetap di Kota, menangani perusahaan disana membantu kakek, sedang ibu memilih tinggal disini. Tubuh ibuku lemah, udara perkotaan tak cocok untuknya"
"Apa kau dan Itachi juga tinggal disini..?"
"Iya. Saat Itachi mulai memasuki Junior High, ayah memintanya untu melanjutkan pendidikannya di Kota, meninggalkanku disini saat usiaku 4 tahun"
Jeda yang cukup lama. Hinata sepertinya memahami bahwa itu hal yang sulit dibicarakan Sasuke kepada orang lain. Hinata membelai lembut dada Sasuke, memberikan ketenangan pada pria disampingnya.
"Ayah selalu menyempatkan diri tiap dua minggu sekali untuk mengunjungi kami. Lalu entah sejak kapan, mereka mulai bertengkar. Sejak itu, pertengkaran menjadi makanan biasa saat mereka bertemu. Biasanya, aku akan meringkuk dikamarku, menutupi kedua telingaku, terkadang pelayan akan menemaniku disini. Jika kebetulan Itachi berkunjung, dia akan mengajakku keluar dan bermain di halaman"
"Sasuke.."
Sialan!
Hinata membuatnya menceritakan pengalaman pahitnya yang tak pernah seorangpun mendengar dari mulutnya. Tapi keingintahuan tak menuntut dan belaian Hinata seolah mendesak semua beban itu untuk dikeluarkan.
"Saat aku berumur 6 tahun, sore hari tepat setelah pertengkaran terakhir mereka, aku menemukan ibu ku terlelap dengan busa di bibirnya. Aku berteriak, menangis seperti orang kesetanan saat Ibu tak pernah menjawab panggilanku. Sampai akhirnya aku sadar ibu telah meninggal"
Hinata mencium dada Sasuke, lalu mencium rahang kuatnya yang bergetar.
"Setelahnya, aku tak sadarkan diri karena syok. Kakek dan Ayah mengatakan ibuku overdosis obat, menyebarkan rumor itu dengan begitu meyakinkan. Tapi aku tahu pasti, hinata. Ibuku bunuh diri! "
Hinata masih diam mendengarkan, merasakan kegetiran dalam suara Sasuke.
"Kau tahu apa yang lebih menggelikan..?" tanyanya, dengan seringai mengejek
Hinata menggeleng sebagai jawaban.
"Setelah kematian ibu, ayah terlihat begitu menyesal. Menjadi lebih dingin dan memusatkan seluruh perhatiannya pada pekerjaannya. Dia tak pernah mengencani waita manapun"
Hinata berujar pelan, "Ayahmu.. sangat mencintai ibumu"
"Kau benar. Mereka berdua saling mencintai, tapi juga saling menyakiti"
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Proposal
RomantizmSasuke Uchiha, cassanova tampan yang harus terikat dengan surat wasiat keluarganya. Membutuhkan seorang calon pengantin dengan background bagus, jika tidak, namanya akan terhapus dari daftar keluarga Hinata Hyuuga, Lady dari klan Hyuuga yang ingin...