9 The Deepest Fear

2.9K 312 22
                                    

"TIDAAAAK! KAA SAAAAN!"

Sasuke duduk, bangkit dari tidurnya dengan seluruh badan gemetar dan keringat dingin yang mengucur dari dahinya. Napasnya tersengal-sengal

Brengsek! Mimpi itu lagi! Sampai kapan mimpi buruk itu akan menghantuinya.

Dia meraih segelas air di meja di samping ranjangnya. Meneguk dengan kasar hingga tak bersisa.

Mimpi itu selalu muncul dalam tidurnya, membuatnya terbangun tengah malam dengan keringat deras di tubuhnya. Dia ingin tidur dengan tenang tanpa bunga mimpi buruk menyedihkan itu lagi. Seperti dua malam yang dia lewatkan saat Hinata tidur bersamanya. Harum wanita itu_vanilla yang bercampur dengan coconut membuatnya merasa terbuai. Terlelap dengan nyaman tanpa mimpi apapun. Dua malam itu_merupakan satu-satunya malam tertenang yang pernah dimilikinya.

Dan dia bertekad untuk mendapatkannya lagi. Mendapatkan Hinata di ranjangnya, menemani setiap malamnya. Sasuke tersenyum samar sembari membaringkan tubuhnya lagi. Untuk itu, dia perlu bersabar sedikit lagi.

.

.

.

Sudah dua minggu sejak pernikahan mendadak mereka yang cukup menggemparkan Konoha. Kini Hinata sudah beraktifitas seperti biasanya. Kebiasaan barunya bertambah. Sebelum berangkat, dia akan menyiapkan sarapan untuknya dan Sasuke terlebih dulu, kemudian_entah mengapa, Sasuke berinisiatif untuk mengantarnya ke toko kue Hinata. Hinata sempat menolak, meskpiun pada akhirnya Sasuke berhasil memaksanya.

Selain karena searah, Sasuke bilang itu akan membuat mereka semakin terlihat seperti pasangan suami istri yang harmonis.

Syukurlah, semuanya berjalan dengan cukup baik. Hubungannya dengan Sasuke tak secanggung yang dia bayangkan sebelumnya. Sasuke cukup bisa untuk diajak bicara, meskipun lebih sering menggumamkan satu kata tak jelas andalannya itu. Selain, tentu saja, gombalan mendadaknya yang sering mengjeutkan Hinata dan ciuman-ciumannya yang menggiurkan.

"Chouji.. Apa menurutmu aku perlu menambah krimnya..?" Hinata dengan apron ungu muda dan adonan kue di kedua tangannya, berbicara dengan seirus pada pria tambun di sebelahnya.

Chouji_lelaki muda yang umurnya sedikit diatas Hinata sudah bekerja sebagai koki di toko kue Hinata sejak 6 tahun yang lalu, terlihat memikirkan sesuatu. Dengan hidungnya yang tajam, dia menciumi adonan di tangan Hinata, "Hm.. Sepertinya satu takar lagi akan cukup, Hinata san". Choujii kemudian berjalan, mengambil sebatang keju, "Mungkin tambahan keju yang dilelehkan layak untuk dicoba"

"Baiklah. Kita coba dengan itu"

Mereka berencana membuat kue yang manis dan lembut untuk produk baru mereka pada natal yang kurang dari 3 minggu lagi. Karena itu, beberapa hari ini dan mungkin untuk beberapa minggu lagi, sampai resep itu sempurna, dia akan lebih sering menghabiskan waktunya di dapur toko kue miliknya itu.

"Hinata san.."

Hinata dan Chouji menengok ke arah pintu dapur, mendapati Sasori, satu lagi koki di tokonya, yang sudah mengenakan pakaian putihnya. Sasori beberapa tahun lebih muda dari Hinata, pemuda dengan warna rambut merah menyala, yang mengingatkannya pada rambut sahabatnya yang sudah lama sekali tak berjumpa.

"Ada seseorang yang mencari mu di depan"

"Siapa, Sasori..?"

Sasori mengerutkan alisnya, "Aku tidak tahu, Hinata san, aku tidak melihatnya sendiri. Kurenai san hanya memintaku untuk memberitahumu. Dia seorang wanita"

Hinata menampilkan senyum ramahnya, "Baiklah. Aku akan melihatnya sendiri," dia membuka apron yang dia kenakan, menggantungnya digantungan yang ada di sampingnya, "Sementara itu, kuserahkan yang disini pada kalian berdua "

Marriage ProposalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang