21

49 13 0
                                    

Siap siap dari chapter ini sampe end ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siap siap dari chapter ini sampe end ya.


"kau mau kemana?"

"tinggalkan aku kang, bawa saja mobil ku, aku akan menumpang"

"tentu saja tidak bodoh! Yang benar saja aku meninggalkan mu! "

"kalau begitu, kau tetap disini dan aku yang pergi! "

"kau,ada apa? Hey?"

"jauhkan aku kang"

"tapi, kenapa? "

"jauhi aku!"

Chika terus menjauhi minhee yang terus mengejarnya. Chika takut jika semua ini akan menjadi kenyataan. Ia takut.

Chika berjalan dengan sesekali memejamkan matanya.

Air mata yang terus mengalir dan badan yang terus terisak semakin membuat minhee kalang kabut dengan pikiranya sendiri.

Entah kenapa chika semenjak keluar dari toilet menjadi ingin menjauhi nya. Pikir minhee.

Chika mulai memelankan langkah nya karna sudah tidak bisa menahan tumpu badan nya sendiri. Lantas dengan sigap minhee memeluk chika dari belakang.

"ada apa hm? Aku khawatir"

Chika tertangis di pelukan minhee tampa memutarkan badanya. Minhee membawa jaket. Jadi, minhee membalut diri nya dan chika disatu jaket yang lumayan besar.

"aku takut kau membunuh ku kang"










"hyung, noona dimana? "

"pergi dengan minhee hyung, seongmin~ah"

Seongmin yang seharian bahagia bermain bersama macha. Kimi sedih karna sadar jika noona dan hyung nya itu belum kunjung pulang.

Pukul sudah menunjukan jam 3 subuh dikediaman park.tapi seongmin dan taeyoung belum kunjung mendapatkan kantuk nya.

"tidur lah seongmin, inu sudah subuh, kau belum tidur sedari tadi"

"tapi hyung, noona belum kunjung kembali, aku tidak bisa tidur"

Seongmin sedikit merengek dengan serim yang tengah tertidur, tapi karna seongmin, kini ia terbangun kembali setelah sebelum nya terbangun karna sebuah dering telfon.

"dia akan kembali seongmin,kemarilah."

Seongmin tidak bergerak dari tempat mya dan terus menatap punggung serim. Tatapan yang lama kelamaan berubah menjadi kecewa hadir diraut wajah seongmin.

"pembunuh"

Serim tidak bergerak sedikit pun. Dia terbangun setelah ucapan dari mulu seongmin terlantar begitu saja.

"kau pembunuh"

Ucap santai seongmin lagi. Kini raut wajah dan iri mata seongmin benar benar sangat kecewa. Kecewa seongmin bukan menangis, melainkan membalasnya.

Seongmin terus menahan diri nya agar tidak melakukan hal yang seharus nya yang tidak ia lakukan.

Nafas yang terus berderu kencang membuat serim yang mendengarnya bangkit dari tidur nya. Posisi nya merubah menjadi berdiri didepan seongmin.

Iris mata seongmim dan serim bertemu. Didalam iris mata serim hanya terlihat santai. Tidak terusik sama sekali dengan kalimat seongmin.

"apa maksut mu bayi?" serim memegang pipi seongmin lembut. Dan membuat seongmin melepaskan tangan serim dari pipi nya.

"kau kira aku tidak tahu semua rencana busuk mu!? " seongmin kali ini berteriak pada serim untuk pertama kali nya.

Serim terkejut dengan tindakan kasar seongmin padanya.

"kau, yang menyuruh jungmo hyung untuk membunuh ku!" teriak seongmin lagi pada serim.

"karna kau! Aku menjadi cacat! Kau gila! Seharus nya sejak awal aku tidak menyetujui ajakan woobin hyung untuk tinggal dengan mu!"

"apa kau tau? AKU KEHILANGAN ORANG TUA KU KARNA KAU! KAU YANG MEMBUNUH MEREKA, BAHKAN ADIK KU YANG BARU LAHIR!!! "

"seharusnya kau tahu, ayah mu saat ini bukan ayah mu serim, dia adalah ayah nya Seokjin. Itu kenapa disaat kau dan diri nya bertemu, kalian sangat mirip"

"dan seokjin juga adalah kakak mu serim. Kakak tiri mu"

"ibu tiri mu yang membutakan mu untuk membunuh semua orang tua kami! BAHKAN AYAH KANDUNG MU SENDIRI!! "

Serim sangat merasa tertampar oleh kenyataan yang baru ia ketahui, selama ini dia merasa sangat benar.

Seongmim benar benar sangat kecewa dengan serim. Semua orang kesayangan mereka ber 9 hilang ditangan serim sendiri.

"sekarang siapa hah! Noona chika kan? JAWAB HYUNG!" seongmin mengoncangkan tubuh serim.

"lalu apa yang kau inginkan? "

"SIALAN!"

"SIALAN!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
about us | CravityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang