Bulan sudah rapih dengan seragam putih abu nya. Ia sedang memandangi dirinya di cermin dengan kulit yang penuh luka kebiruan, ia mengelus luka itu pelan sembari tersenyum tipis.
"Bentuk kasih sayang mama ke aku sangatlah berbeda." Ucap nya sambil menatap dirinya miris di cermin.
Mengingat hari Senin selalu melakukan kegiatan upacara, dengan cepat Bulan memakai tas nya lalu keluar dari kamarnya.
Pagi ini Bulan duduk di meja makan berhadapan dengan Sarah dan Nadin yang duduk bersebelahan. Melihat Sarah yang mengambilkan Nadin sarapan mulai dari nasi hingga lauk pauknya membuat Bulan iri. Bahkan dirinya saja tidak ingat kapan terakhir kali mamanya mengambilkan nasi dan lauk pauk untuknya.
"Ini sayang sarapan yang banyak ya." Ucap Sarah pada Nadin alias anak tirinya.
"Makasih, Ma, mama emang ibu terbaik."
"Oh tentu."
Kapan ya gue di posisi Nadin.
Bulan mengambil piring dan mengisinya dengan nasi, ikan goreng, tempe dan sayur dengan mangkuk terpisah. Melihat itu Sarah berdiri dari meja makannya.
"BI SURTI" Panggil Sarah dengan cepat Bi Surti menghampiri meja makan.
"Iya, bu, apa ada yang kurang lauknya?" Tanya bi Surti pada majikannya.
Bulan yang selesai berdoa dan akan memasukan nasi kedalam mulut di saut oleh Sarah.
"Ini sarapan buat bibi." Ujar Sarah sambil memberikan piring milik Bulan.
"T-tapi bu ini punya non Bulan,"
"Jangan bantah saya atau kamu saya pecat!"
Mendengar itu bi Surti ketakutan dan menuruti perintah majikan nya. Bulan yang sedari tadi hanya diam menunduk di seret oleh Sarah ke arah dapur.
"Kamu pagi ini sarapan pake kecap!" Suruh Sarah sambil meletakan piring berisi nasi tanpa lauk. Lalu kembali ke meja makan nya.
Bulan menurut dan memakan nasi yang hanya di beri kecap lalu memakan nya dengan duduk di lantai dapur bersama bi Surti. Bi Surti yang melihatnya merasa iba, gadis berparas cantik itu memakan sarapan nya dengan lahap.
"Non, makan aja yang bibi, lagian bibi udah sarapan tadi."
"Gak usah, bi, enak juga ya ternyata nasi sama kecap."
Tak lama piring itu tandas, Bulan berpamitan pada bi Surti berangkat ke sekolah. Gadis berparas cantik, tetapi semesta tidak menginginkannya bahagia.
💔💔
Bulan berjalan di koridor sekolah menuju kelas nya yang ada di lantai dua. Menaiki tangga dengan tas ransel berwarna hijau toska nya dan melewati kelas Dion---pacar Bulan selisih 4 kelas adalah kelas nya.
Melihat di kursi sudah ada Vanda---sahabat Bulan yang Bulan yakini gadis itu sedang menyalin pr kimia membuat Bulan menggelengkan kepalanya.
"2021 masih nyontek aja, gak jaman banget." Ujar Bulan sambil menyimpan tas nya.
Vanda melirik sekilas. "Wajib sekali hukum nya untuk membudidayakan rutinitas leluhur kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan Sad Story
Teen FictionNama aku, Bulan. Kata orang memeluk mama ketika lelah itu nyaman, kata orang memeluk mama saat sedih itu tenang, kata orang memeluk mama dengan bahagia itu rasanya istimewa. Tetapi aku tidak pernah merasakan pelukan yang orang lain bilang nyaman, te...