Motor Dion berhenti di depan pekarangan rumah nya. Saat istirahat tadi Dion memberitahu Bulan, saat pulang sekolah dirinya ingin memperkenalkan Bulan pada kedua orangtua Dion.
Bulan yang sedari tadi gugup menyembunyikan kedua tangan nya di saku jaket nya agar Dion tidak menggandeng tangan nya. Pasalnya jika sedang gugup telapak tangan gadis itu akan menjadi dingin.
"Ayo masuk, di dalem udah ada bunda sama papa." Ajak Dion merangkul Bulan.
Bulan hanya mengangguk dan berjalan mengikuti langkah Dion. Setelah sampai di depan pintu Bulan menghentikan langkahnya karna baru pertama kali ini dirinya akan bertemu dengan kedua orangtua Dion.
"Kenapa berhenti?" Tanya Dion lembut pada kekasihnya.
"Aku gugup, baru pertama kali ini soalnya."
Dion terkekeh mendengar jawaban polos gadisnya itu. Dion merapihkan rambut sebahu Bulan lalu menatapnya sebentar.
"Kan ada aku jadi kamu jangan gugup. Ayo masuk aku gandeng sini tangan nya."
"Ish jangan."
"Kenapa?"
"Tangan aku dingin, gugup soal nya."
Dion menggenggam telapak tangan Bulan yang ada di dalam saku jaket. Dan benar saja, telapak tangan gadis itu dingin sekali.
"Gemes banget, jangan gugup sayang, bunda sama papa aku jinak kok. Ayo masuk."
Bulan mengangguk dan Dion mulai mengetuk sambil mengucapkan salam. Lalu memasuki ruang tamu yang terdapat sebuah meja dengan banyak foto keluarga.
Enak ya punya keluarga yang lengkap dan harmonis kaya gini.
"Bun,Pa, Dion pulang ni bawa cewe cantik!"
Megantara---papa Dion berjalan ke arah Dion dan Bulan dengan mata yang menatap Bulan tanpa berkedip.
"Siapa, Pa?" Teriak Citra---bunda Dion dari arah dapur.
"PIPIP PIPIP CALON MANTU, BUN!" Jawab Megantara dengan nada sedikit berteriak.
Bulan yang hanya tersenyum saat Megantara berbicara seperti itu dengan hati yang berdegup kencang. Beruntung sekali dirinya di terima dengan baik di keluarga Dion.
Citra berlari dari arah dapur dengan celmek yang masih menempel di badan nya.
"MANA CALON MANTU?" Tanya Citra lalu matanya mengarah pada Bulan. Bulan menyapa dengan senyum manis nya.
"Masya allah, cantik banget atuh aa pacar nya." Puji Citra melihat paras Bulan yang memang cantik.
Bulan mencium tangan Megantara dan Citra.
"Bulan tante, om." Bulan memperkenalkan diri.
"Ayo duduk sini dulu, neng." Ucap Citra sambil menuntun Bulan. Sudah terlihat bukan jika kedua orangtua Dion merestui.
Bulan duduk di sofa dan Dion mengikuti. Citra yang masih tidak percaya jika anak nya ini mendapatkan bidadari yang jatuh dari surga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan Sad Story
Fiksi RemajaNama aku, Bulan. Kata orang memeluk mama ketika lelah itu nyaman, kata orang memeluk mama saat sedih itu tenang, kata orang memeluk mama dengan bahagia itu rasanya istimewa. Tetapi aku tidak pernah merasakan pelukan yang orang lain bilang nyaman, te...